Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Menyikapi Vokalis Bermodal Artificial Intelligence (AI) Voice Generator

26 Januari 2024   05:09 Diperbarui: 28 Januari 2024   14:28 1084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penggunaan AI Voice Generator untuk mengganti suara penyanyi yang lagi ramai di media sosial.(KOMPAS.com/Zulfikar Hardiansyah)

Berbeda halnya dengan karya musik yang menitikberatkan menggunakan suara vokal palsu 100 persen pada sepanjang lagunya, dan kini mulai agak jamak terjadi. Mereka mencari rejeki dengan memanfaatkan kepalsuan kemampuan tarik suara. Disinilah yang perlu dikritisi dan perlu dibenahi.

Lalu apa saja yang kiranya perlu dievaluasi dalam hal para kreator vokalis berteknologi AI? Berikut kiranya beberapa poin yang bisa dilakukan.

Ilustrasi Vokalis Modal AI Voice Generator (sumber : akun youtube Dr Dan Essentials)
Ilustrasi Vokalis Modal AI Voice Generator (sumber : akun youtube Dr Dan Essentials)

Kreator Harus Jujur

Para kreator harus jujur akan spesifikasi hasil karya musiknya, jika memang teknik vokal dalam karyanya menggunakan AI Voice Generator, maka pada judul dan deskripsinya harus dicantumkan bahwa memang vokal yang dihasilkan adalah bukan murni suara asli manusia, melainkan hasil olahan dari teknologi AI.

Dengan demikian, maka para penikmatnya pun menjadi tahu dan mengerti akan kejujuran hasil karya yang dihasilkan kreator AI, sehingga mereka pun teredukasi mana hasil karya 'mesin' dan yang mana hasil karya asli jerih payah dari makhluk berintelegensia tinggi yang bernama manusia.

Perizinan

Saya kurang tahu, apakah para youtuber atau konten kreator yang 'mencatut' suara scream melengking Matt Shadows pada lagu-lagu Indonesia sudah meminta izin kepada yang bersangkutan. 

Sebaiknya para konten kreator sudah sepatutnya meminta izin kepada si pemilik asli suara vokal. 

Pada kasus The Beatles, bukan menjadi masalah, karena walau John Lennon sudah meninggal, tetapi Paul McCartney masih mempunyai hak untuk memakai 'jasa' vokal mendiang rekannya.

Hal ini menjadi penting karena merupakan bentuk penghargaan kepada pemilik audio vokal asli sang penyanyi. 

Berbeda halnya jika suatu karya lagu, memakai jenis suara buatan yang 'dirasa' bukan milik orang lain, sang kreator pun harus jujur bahwa suara vokal yang dihasilkan bukan murni suara manusia, karena bisa saja di kemudian hari, banyak orang yang menilai suara vokal tersebut milik artis lain.

Penegakan Hukum

Untuk masalah kasus mereplikasi suara artis ternyata sudah jamak terjadi, di Amerika Serikat, bahkan ada stasiun radio yang ternyata kedapatan mewawancarai artis-artis musik terkenal, namun ternyata suara-suara artis tersebut adalah suara palsu buatan AI, namun hal tersebut masih dipertimbangkan untuk masalah penegakan hukumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun