Saya rasa gerakan ini bisa digencarkan lagi, tetapi berfokus kepada memberikan beasiswa pendidikan kepada keluarga yang kurang mampu. Memang ada bantuan dari pemerintah lewat beberapa program seperti PIP dan lainnya.
Tetapi tidak ada salahnya, jika di takmir masjid, kepengurusan gereja, ormas-ormas dan komunitas-komunitas masyarakat lainnya yang bergerak di bidang sosial, bisa menggencarkan kegiatan-kegiatan bakti sosialnya di bidang pendidikan dengan memberikan bantuan beasiswa kepada peserta didik yang keluarganya berkategori miskin kurang mampu.
Dengan gerakan ini, stigma bahwa pendidikan sulit untuk dijangkau kualitasnya bisa hilang sendirinya, dimana para peserta didik mempunyai dana yang lebih untuk menambah kualitas edukasi yang bisa didapatkannya.
Gerakan Menyumbang Buku
Buku adalah jendela dunia, sementara peringkat PISA negara Indonesia dalam hal literasi masih sangat rendah, maka dari itu harus ada serius dari kita semua untuk menggerakkan literasi para generasi masa depan.
Dalam hal ini, pemerintah bisa menggerakkan entah itu BUMN atau komunitas-komunitas masyarakat untuk melakukan gerakan sumbang buku ke sekolah-sekolah yang masih minim jumlah buku di perpustakaannya.
Dengan melimpahnya jumlah buku di perpustakaan sekolah, maka akan menambah minat para peserta didik untuk membaca, dikarenakan bertambahnya varian ragam jenis buku yang datang ke sekolah mereka.
Dengan bertambahnya frekuensi minat baca para peserta didik dikarenakan perpustakaan sekolahnya selalu update buku-buku berkualitas, maka tentunya akan menambah kualitas literasi para anak bangsa.
Program Kesejahteraan Guru
Guru adalah ujung tombak pendidikan, saking ‘ujungnya’, sering dikorbankan untuk menekan biaya pendidikan. Sungguh ironi, jika kita biarkan terus menerus keadaan ini, jangan sampai ada oemar bakrie lagi di jaman sekarang.
Sampai sekarang kita belum mengetahui pasti kenapa rerata gaji guru di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, padahal anggaran APBN negara kita termasuk tertinggi di Asia Tenggara. Sungguh ini tanda tanya besar, mengingat peran guru adalah sosok yang paling vital dalam pembangunan pendidikan suatu negara.
Sembari pemerintah mengurai masalah kesejahteraan guru, elemen masyarakat bisa juga membantu kondisi guru kita. Kita tidak bisa menutup mata akan kondisi guru kita, jika kita menganggap profesi guru adalah profesi yang mulia dan diibaratkan pahlawan tanpa jasa, maka muliakanlah mereka dengan tindakan nyata.
Pemerintah mungkin bisa menghimbau berbagai elemen masyarakat untuk memberikan beberapa privilage layanan kepada para guru dalam berbagai kebutuhan, sebagai contoh potongan harga khusus jika guru berbelanja di beberapa swalayan yang menerapkan program bantu guru atau potongan-potongan harga berbagai layanan seperti servis kendaraan, kesehatan, BBM dan lain-lain kepada para guru.