Di sekolah kami banyak ditanami pohon buah-buahan, salah satunya pohon nangka yang persis depan kelas kami. Letaknya juga bersinggungan dengan jalur pejalan kaki untuk warga sekolah. Dan kebetulan di penghujung musim kemarau ini, sudah mulai banyak berbuah.
Kebetulan juga, pohon nangka yang berada di depan kelas kami ini, buahnya tumbuh di batang yang sangat rendah. Sehingga terkadang kalau kurang hati-hati, anak-anak yang berlarian di area pejalan kaki, bisa terbentur kepalanya dengan buah nangka yang tumbuh di batang yang rendah tersebut.
Salah satu murid saya, sebut saja Ronie (bukan nama asli), dia memiliki kebiasaan selalu berlarian jika hendak kemana saja. Sudah bisa dipastikan dia adalah 'korban' yang paling sering terbentur kepalanya dengan buah nangka yang tumbuh di pohon depan kelas kami.
Hingga pada suatu momen dia terbentur buah nangka tersebut untuk kesekian kalinya, lalu dia berkata,
"Pak, saya tidak suka buah nangka, dan tidak mau memakannya buahnya, ini kepalaku kebentur terus" ujarnya.
"Lha emang kamu pernah lihat isi buah nangka dan pernah memakannya..?" tanya saya.
"Belum pak, tapi saya bersumpah ga mau makan buahnya pak, lha ini belum matang saja, udah buat kepalaku benjol-benjol" ujarnya lagi dengan penuh kesal.
Seiring berjalannya waktu, buah nangka tersebut sudah matang, dan siap untuk dikonsumsi. Kebetulan kelas sebelah sedang mengadakan cooking class membuat soup es buah, dan saya memberikan buah nangka tersebut kepada guru wali kelas sebelah untuk bisa diolah dalam kegiatan cooking classnya.
Seusai cooking class kelas sebelah telah dilaksanakan, kelas kami pun kebagian rejeki mendapatkan jatah soup es buah. Saya dan semua murid pun dengan lahap menyantap soup es buah tersebut.
Dan si Ronie pun nampak yang paling lahap menghabiskan soup es buah tersebut.
"Pak, saya mau tanya, ini tadi potongan buah yang warna kuning, legit, manis banget itu apa ya pak??", Tanya dia.
"Kenapa kamu menanyakannya?", tanya saya balik.
"Saya mau nambah lagi pak, tapi banyakin potongan buah kuning manis legit itu ya pak, rasanya bikin nagih pak", jawabnya.
"Yakin kamu mau tambah lagi, kamu gak menyesal..??" tanya saya lagi.
"Lho kok menyesal pak.. wong enake puool pak.." ujarnya.
"Ini namanya buah Nangka ya nak... buah yang sempat kau sumpahi untuk takkan kau makan kemarin" jawab saya.
"Waduh... ternyata kok enak ya.. saya jadi malu", ujarnya dengan tersipu malu.
Suasana kelas pun menjadi penuh riuh tawa melihat ekspresi si Ronie yang menelan ludahnya sendiri dimana dia bersumpah tidak akan memakan buah nangka, karena sudah membuat kepalanya terbentur beberapa kali.
Setelah itu, saya pun bernasehat kepada para murid, agar kita jangan mudah jengkel atau kecewa terhadap suatu hal yang belum pasti, karena bisa jadi hal yang menjengkelkan tersebut kelak bisa membuat kita tersenyum bahagia. Semoga Bermanfaat
Jangan Mudah Kecewa atau Jengkel terhadap hal yang belum pasti, karena bisa jadi hal menjengkelkan tersebut mampu membuat kita tersenyum bahagia...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H