Teuku Umar tak sudi Rencong-nya untuk membela anak cucunya yang suka mengumbar hartanya dari hasil Rasuah..
Pangeran Diponegoro tak rela Keris-nya untuk memperjuangkan anak cucunya yang gemar berhutang foya-foya dengan dalih untuk rakyat..
Ki Hajar Dewantara tak habis pikir jerih payahnya dikhianati anak cucunya yang tak sungguh-sungguh dalam membangun pendidikan..
Mohammad Hatta tak henti-hentinya menangisi anak cucunya yang sangat malas membaca untuk kembangkan Literasi Bangsanya
Sutan Syahrir terheran-heran dengan tingkah anak cucunya yang selalu saja saling bertengkar hanya karena isu SARA
Agus Salim hanya duduk termangu melihat anak cucunya yang belum bisa membangun infrastruktur bersih dari praktek Mark-Up
Para Pahlawan hanya bisa bersedih pasrah walau setiap tanggal 10 Nopember mereka selalu dirayakan dan dikenang oleh anak cucunya, tapi tak menjalankan amanah kebangsaan para Pahlawan dan malah mengkhianatinya...
Sampai Kapan Ibu Pertiwi menangisi anak cucunya... ???
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H