Lantunan irama majis sufistik mengalir lembut dari permainan alat musik darbuka sebagai pembuka, lalu disambut dengan irama rancak bertalu-talu alat musik terbang kemudian dipandu dengan tegas alat musik bass hadroh yang menggelegar jiwa. Tak lama, masuklah lirik-lirik sufistik tasawuf membesarkan nama Tuhan dan memuji sang Rasul-Nya yang disenandungkan dengan merdu.
Vibes ini benar-benar menghipnotis saya dan murid-murid ketika memainkan beberapa nomor syair-syair shalawat gubahan dengan iringan hadrah. Permainan musik hadrah memang tidak ada dalam ekstrakulikuler sekolah kami, namun kami sering memainkannya ketika ada acara-acara yang memperingati Hari Besar Agama Islam.
Biasanya kurang lebih seminggu sebelum hari H, kami berlatih bersama ketika jam istirahat. Saya sendiri juga mengajar musik di sekolah, namun sebenarnya agak buta dengan permainan musik tradisional hadrah.Â
Namun justru murid-murid kami yang duduk di kelas 6, sudah cukup baik memainkan alat musik hadrah seperti darbuka, terbang, bass hadroh, jimbe, sementara saya sendiri biasanya mengisi untuk bagian synth melodi keyboardnya.
Kebetulan ada beberapa guru lain yang juga cukup baik mengajari murid-murid permainan musik hadrah, menambah khazanah kualitas permainan kami. Jujur, untuk urusan lirik lagu, murid-murid saya ternyata jauh lebih banyak perbendaharaan nomor-nomornya, mengingat background musik saya cenderung musik pop rock alternatif.
Pada artikel kali ini, kita tidak membahas musik hadrah secara detail, tetapi fokus pada pesan-pesan dalam syair-syair gubahan di dalam musik hadrah.Â
Di mana jika diperhatikan, syair-syair gubahan tersebut memiliki pesan moral yang sarat makna dan tentunya apabila dimainkan oleh anak-anak usia dini, secara tidak langsung merupakan bagian dari pembelajaran pendidikan moral akhlak melalui media musik islami.
Sebelum membahas lebih jauh tentang pesan-pesan yang tersirat dalam syair-syair gubahan musik hadrah. Kita baiknya mengetahui dengan singkat tentang musik hadrah secara umum.Â
Kata hadrah diambil dari bahasa Arab dan jika diartikan ke bahasa Indonesia yaitu bermakna "hadir'' Arti hadir memiliki makna filosofi menghadirkan diri hanyut dalam alunan musik tasawuf mendekatkan diri kepada Tuhan.
Mungkin di antara kita banyak bingung apa bedanya musik hadrah, marawis atau gambus. Untuk perbedaannya, akan kita bahas pada artikel yang akan datang. Namun secara umum, musik-musik Islami tersebut intinya adalah salah satu bentuk aktualisasi tasawuf yang dikembangkan para sufi di Timur Tengah dan Persia.Â
Hingga akhirnya berkembang pesat di berbagai wilayah Nusantara, dengan karakteristiknya sendiri-sendiri tiap daerah, sehingga menambah khazanah penyebaran agama Islam lewat media kebudayaan.