Mohon tunggu...
Satria Zulfikar Rasyid
Satria Zulfikar Rasyid Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Seorang mahasiswa juara bertahan di kampus! Bertahan gak wisuda-wisuda.. mau wisuda malah didepak!! pindah lagi ke kampus lain.. Saat ini bekerja di Pers Kampus. Jabatan Pemred Justibelen 2015-2016 Forjust FH-Unram Blog pribadi: https://satriazr.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Membongkar Misteri Kode Rahasia sebelum Ledakan Thamrin

19 Februari 2016   00:21 Diperbarui: 31 Maret 2016   05:13 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ilustrasi: nasional.kompas.com (AGUS SUSANTO)"][/caption]

Thamrin: ohgdndq-erp/14/1/10.30”

Kode rahasia di atas dikirim melalui surat kaleng oleh orang yang tidak diketahui siapa pengirimnya, namun alih-alih menggubris kode rahasia tersebut, justru aparat kepolisian bersikap santai menanggapi surat kaleng tersebut. Surat kaleng yang dilemparkan menembus kaca ruang Gegana Polda Metro Jaya dianggap hanya ulah berandalan jalanan yang kemarin kawanannya diringkus akibat terlibat dalam pengedaran obat terlarang.

Petugas kepolisian rame-rame membuka surat kaleng tersebut, memperhatikan kalimat dalam surat kaleng, “Thamrin? apa sih maksud surat ini?” ujar seorang petugas yang bingung maksud kalimat pada surat.

“Sialan, siapa orang yang berani melemparkan surat ini ke sini?” celetuk petugas lainnya, raut wajahnya memerah menahan marah, dahinya berkerut penuh tanda tanya.

Hari ini merupakan kamis cerah, lagi-lagi membuktikan prediksi cuaca BMKG mujarab setelah beberapa hari terakhir ini Jakarta diguyur hujan, ini akibat dampak badai el-nino yang menyebabkan hujan yang turun tak ideal basahi bumi Indonesia.

Lonceng waktu yang menempel pada dinding ruangan menunjukan waktu pukul 7.30 WIB, petugas di ruangan masih sibuk memperhatikan surat kaleng yang berisi kalimat misterius tersebut.

“ini seperti kriptografi?” ujar seorang petugas yang sibuk mengamati surat.

“hahaha, loe gila, mana bisa anjing jalanan itu buat kriptografi!” seorang petugas menepis hipotesa kawannya, sembari mengatakan bahwa surat tersebut hanya kebetulan berada dalam botol kecil yang dilempar oleh orang tak dikenal, sementara membenarkan bahwa ada indikasi pelakunya adalah kawanan anak jalanan yang ditangkap di daerah Thamrin akibat terlibat mengedarkan narkoba.

“Jika sejak awal kita berasumsi bahwa pelakunya adalah kawanan anak jalanan yang ditangkap di kawasan Thamrin kemarin, mengapa tidak kita berasumsi bahwa ini adalah kriptografi yang dikrim kawanan itu?”

Petugas yang sebelumnya mencela menjadi tertegun, raut wajahnya yang sebelumnya cerah akibat menertawakan hipotesa rekannya kini berubah serius, kerutan pada dahi menjadi semakin kusut ditambah warna kulit yang gelap, dalam benaknya ia berpikir bahwa hipotesa rekannya ada benarnya, jika pelakunya adalah kawanan anak jalanan yang tertangkap kemarin di kawasan Thamrin, surat misterius ini bisa saja adalah suatu kriptografi atau kode rahasia, matanya semakin melototi secarik pesan pada kertas.

“Iya, kamu bisa saja benar, ini mungkin adalah kriptografi!”

Ke lima petugas itu semakin serius membaca pesan pada secarik kertas tersebut yang bertulis “Thamrin: ohgdndq-erp/14/1/10.30”, sungguh wajah mereka seperti menghadapi ujian nasional di tingkat SMA.

Salah satu petugas menimpal “tapi sebelumnya apakah kita sepakat bahwa Thamrin adalah nama jalan?”, “Iya, kita sepakat itu adalah nama suatu kawasan di Ibu Kota ini, karena kita tidak pernah memiliki masalah dengan orang yang bernama Thamrin” ujar petugas yang memiliki hipotesa awal bahwa ini sebuah kriptografi.

“ohgdndq-erp?, apa maksudnya ini?” ujar seorang polisi yang bingung.

 “coba cari melalui translate online, mungkin bahasa itu punya arti”

Seorang petugas lalu bergegas ke arah meja komputernya, membuka google translate dan melacak arti pesan itu, mungkin itu adalah suatu bahasa Yunani, Ibrani atau bahasa kuno lainnya, namun kesibukan mengotak-atikkan komputer sama sekali tidak menemukan hasil.

“Di internet bahasa ini tidak terditeksi, sepertinya ini bukan bahasa bangsa manapun”

“Lantas bagaimana kita bisa membongkar kode rahasia ini?!” salah seorang petugas dengan nada frustasi mengeluh.

“Terus apa maksud 14/1/10.30 ini?”

“Mungkin itu menunjukan waktu” jawab seorang petugas.

Petugas yang memiliki hipotesa awal mulai menguras energi otak, apa yang dimaksud angka pada surat misterius tersebut, dia melewatkan kata yang belum terpecahkan sebelumnya, ia mulai berhipotesa sendiri dalam pikirannya, mungkinkah itu adalah waktu?, suatu yang betul-betul rumit untuk terpecahkan, apalagi ia bukan ahli dalam memecahkan kode rahasia, hanya sebatas terobsesi novel Dan Brown yang selalu menebar tanda tanya dalam setiap kalimat pada novel. Waktu?, apakah mungkin angka ini menunjukan waktu?.

“Sekarang ini tanggal berapa?” dia bertanya pada rekannya, seorang rekannya bergegas mengambil ponsel dalam kantong celananya dan melihat tanggal hari ini.

“Sekarang tanggal 14 januari”

“Apa...?!! 14 januari..?!!”

Semua petugas tersentak kaget, mata mereka bergegas ke arah surat misterius tersebut, ternyata benar ini adalah kriptografi, 14 januari bila di konversi menjadi angka akan menjadi 14/1, sangat cocok dengan yang ada di surat tersebut, sehingga jelas angka terakhir dapat diketahui oleh mereka.

“Angka 10.30 menunjukan waktu, iya pasti 10.30 WIB!!” ujar salah seorang petugas.

Ke lima petugas semakin yakin bahwa 14/1/10.30 adalah pesan yang menunjukan tanggal dan waktu, 14/1 adalah tanggal 14 januari yang jatuh tepat pada hari ini, sedangkan 10.30 adalah pesan yang menunjukan waktu pukul 10.30 WIB, mereka berusaha mengingat bahwa pada jam berapa pelaku penjahat pengedar narkoba kemarin ditangkap, namun justru waktu ditangkapnya mereka melalui operasi tangkap tangan polisi adalah jam 5 sore, tidak tepat jika pesan tersebut menunjukan waktu penangkapan penjahat pengedar narkoba kemarin.

“Tidak mungkin!, tidak mungkin mereka salah dalam mengira waktu penangkapan kawan mereka, sangat jauh sekali selisih waktu penangkapan jam 5 sore dengan waktu 10.30 yang ada pada surat ini!” ujar petugas yang sejak tadi berpikir keras, petugas lainnya hanya melongo menganggukan kepala mendengar hipotesa yang dijabarkan.

Pikiran petugas itu berusaha keras mencerna maksud kode rahasia, menghubungkan antara tanggal dan waktu dengan kata Thamrin pada surat, dia berkesimpulan akan terjadi sesuatu di kawasan Thamrin, tapi apa?. Lonceng pada dinding ruangan menunjukan pukul 10.00 WIB, tidak terasa selama dua jam setengah mereka di ruangan ini hanya berpikir.

“ohgdndq-erp”

Semua petugas bertanya-tanya maksud huruf-huruf aneh tersebut, sementara petugas yang terlihat jitu dalam membangun hipotesa sambil menutup mata memikirkan maksud kata-kata dalam surat, sepertinya ia nyaris menemukan jawaban, namun pikirannya masih dibuat kerucut dan kesimpulan kongkrit belum terjawab.

“ohgdndq-erp?”

“ohgd..?”

“ohgdnd.. apa sih?”

Apa maksud kalimat ini, tanya seorang petugas, sayangnya pertanyaan-nya hanya mendatangkan kemubaziran karena semua petugas bingung dengan huruf –huruf tersebut. Namun di tengah suasana hening berpikir, tiba-tiba petugas cerdas itu membuat suasana menjadi menegangkan.

“Astaga!!!.. Ini tidak mungkin! Tidak mungkin!”

Semua petugas terlihat panik dengan reaksi rekannya, sepertinya kriptografi dalam surat misterius itu telah terpecahkan, mereka penasaran apa sebenarnya maksud dari kode rahasia di dalam surat kaleng tersebut.

“Apa itu, apakah kau menemukan jawabannya?”

“Iya, apa tuh, apa maksud surat ini?” tanya rekan-rekannya pada petugas itu.

Kepanikan melanda ruangan ketika petugas itu menjelaskan bahwa surat misterius tersebut bukan berasal dari kawanan pelaku pengedar narkoba yang tertangkap di kawasan Thamrin kemarin, sama sekali bukan dilakukan oleh teman-teman pelaku.

“Cepat ambil mobil, ambil!! kita harus ke kawasan Thamrin sekarang juga!!”.

“Memangnya apa yang terjadi?” tanya rekannya.

“Sebentar saya jelaskan di mobil, gunakan rompi kalian, cepat!!”

Kepanikan melanda ruangan, petugas lainnya segera berlari mengambil rompi dan senjata mereka, sementara seorang petugas berlari menuju parkiran mengambil mobil patroli, dengan cepat mereka semua bergegas dan memasuki mobil dengan persenjataan yang lengkap dan dilindungi rompi anti peluru.

(di dalam mobil)

“Kalian harus ketahui bahwa surat ini bukan berasal dari kawanan penjahat kemarin, tapi dari teroris yang akan menyerang kawasan Thamrin!!”

“Apa?!!, darimana kau beranggapan begitu?!!”

Petugas cerdas itu akhirnya menjelaskan misteri huruf-huruf bertulis “ohgdndq-erp” dalam surat. Dia menerangkan bahwa kriptografi itu dikenal dengan nama Sandi Caesar, seorang pemimpin Romawi Kuno yang dikenal dengan nama Julius Caesar. Caesar membuat suatu sandi rahasia untuk berkomunikasi melalui surat dengan para jenderal perangnya, karena surat-suratnya berisi strategi menaklukan suatu wilayah, atau nama mata-mata yang dikirim, tentu akan bahaya ketika surat itu diketahui musuh, sehingga ia membuat surat dengan menggunakan sandi, hingga dikenal dengan sandi Caesar.

Cara membuat sandi tersebut adalah setiap huruf pada abjad harus dilompat tiga huruf dengan huruf asalnya, misalnya huruf A maka sandinya akan berbentuk huruf D, huruf B maka sandinya akan berbentuk huruf E dan begitupun seterusnya. Namun ketika menerjemahkannya maka harus kembali mengurangi tiga huruf.

Sehingga “ohgdndq-erp” jika diterjemahkan maka huruf O dilompat mundur 3 huruf menjadi huruf L, huruf H menjadi huruf E, huruf G menjadi D, huruf D menjadi A, huruf N menjadi K, huruf D menjadi A dan huruf Q menjadi N, kemudian huruf E menjadi B, huruf R menjadi O dan terakhir huruf P menjadi M, maka dengan itu jelas bahwa kata “ohgdndq-erp” memiliki arti “LEDAKAN-BOM” sehingga dari keseluruhan kriptografi diatas yaitu “Thamrin: ohgdndq-erp/14/1/10.30” dapat dibaca “Thamrin: Ledakan-Bom/14 januari/pukul 10.30 WIB” yang artinya dalam beberapa menit kawasan Thamrin akan diledakan oleh teroris.

*****

Akhirnya ke lima petugaspun tiba di kawasan Thamrin pukul 10.35, lewat 5 menit dari isi surat. Terlihat suasana biasa-biasa saja pada kawasan Thamrin, seperti biasa lalu-lalang mobil melintas, aktivitas berjalan normal seperti biasa, namun 4 menit kemudian, sekitar 200 meter dari tempat berdirinya petugas polisi tersebut terdengar bunyi ledakan yang sangat nyaring sekali, diketahui sumber ledakan di gerai Starbucks. Itu adalah ledakan pertama dan menjadi awal baku tembaknya ke lima petugas tersebut melawan kawanan teroris yang menyerang Thamrin.

 

 

Catatan: cerpen ini adalah fiktif dan kejadian di atas sama sekali tidak benar!

Cerpen ini dibuat khusus untuk Kombes Pol Krishna Murti yang telah mendedikasikan jiwa dan raganya untuk Indonesia tercinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun