[caption caption="Ilustrasi: http://kfk.kompas.com/ (Oleh: SoeGee Sugiarto)"][/caption]
Hening di sudut serambi malam
berterang rembulan beratap ilalang
Pak tua kurus terjaga gundah
akankah badai kembali hadir?
Terlukis hangat sinar mentari pagi
apakah daya matamu silau
di tengah tanah milik negara
milik negara oh.. kata mereka
Engkau gundah bintangpun hilang
iklaskan hakmu pada ketikberdayaan
ratap pedih puing bangunan
yang dulu tempatmu terjaga lelap
Tempat berjuta kenanganmu
tempat beribu impian lamamu
kini kau tertunduk lesu
menatap dengan mata sayupmu
Pak tua kurus berpeci hitam
siap dimangsa preman bertameng
air matamu hanya jadi tontonan
untuk mereka yang kenyang dosa
Pak tua kurus berpeci hitam
kini zamanmu menjauh pudar
apabila engkau mati
matahari tak lagi tepati janji
Pak tua kurus berpeci hitam
yang memegang bambu runcing dahulu kala
kini dunia durhaka padamu
kini dunia buta jasamu
Pak tua kurus berpeci hitam
doakanlah negeri kelak nanti
agar mereka tak sepertimu nanti
sebab kami berhutang janji.
Catatan: Quatrain ini pernah ditulis di akun lama kompasiana saya berudul “Pak Tua” pada 14 November 2012 dan diedit pada 17 februari 2016.