Mohon tunggu...
Satria Zulfikar Rasyid
Satria Zulfikar Rasyid Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Seorang mahasiswa juara bertahan di kampus! Bertahan gak wisuda-wisuda.. mau wisuda malah didepak!! pindah lagi ke kampus lain.. Saat ini bekerja di Pers Kampus. Jabatan Pemred Justibelen 2015-2016 Forjust FH-Unram Blog pribadi: https://satriazr.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Belajar Otodidak, Siapa Takut!

2 Februari 2016   19:07 Diperbarui: 3 Februari 2016   03:04 1357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang otodidak memiliki rasa ingin tahu yang besar, karena komitmennya untuk belajar adalah tulus tanpa embel-embel tiket kerja, sehingga usaha tidak pernah menghianati hasil, mereka cendrung menyiapkan buku catatan kecil pada setiap langkah mereka, ketika ada hal yang baru yang ia temukan entah dalam diskusi ataupun mendengar ceremah, ia akan mencatatnya, misalnya ia mendengar tentang perang Peloponnesos, maka kemudian ia secara sendiri akan mencari tahu apa itu perang Peloponnesos, sehingga dapat mengetahui perang tersebut adalah perang di Yunani kuno, antara Athena melawan Sparta yang berawal dari kecemburuan Sparta pada Athena yang menguasai secara sepihak wilayah-wilayah kecil Persia, padagal kekalahan Persia melawan Yunani tidak hanya berkat pasukan Athena, melainkan juga berkat bantuan dari 300 pasukan Sparta. Untuk itu dibutuhkan pendengaran yang tajam untuk menangkap hal-hal baru yang kemudian akan dicari, itulah karakter seorang otodidak.

Otodidak juga sangat kreatif dalam belajar, ia tidak hanya percaya pada satu refrensi, melainkan ia memiliki lebih refrensi dan menguji kualitas refrensi mana yang dapat dipercayai, misalnya ia akan mencari tahu tentang penahlukan Konstantinopel oleh Sultan Mehmed II (Muhammad Al-Fatih) maka ia tidak hanya percaya secara mutlak pada buku milik Roger Crowley berjudul 1453 Detik-Detik Jatuhnya Konstantinopel ke Tangan Muslim, tapi ia juga memiliki refrensi dari buku berjudul Muhammad Al-Fatih 1453 karya Felix Siauw, Al-Fatih: Sang Penakluk Konstantinopel karya Alwi Alatas ataupun buku Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah karya Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi. Itulah karakter seorang otodidak, tidak hanya belajar dengan rujukan satu refrensi saja.

Seorang otodidak sejati memegang prinsip tidak pelit ilmu, seberapa kerasnya usaha yang dicari untuk memperoleh ilmu, dia tidak akan pelit untuk berbagi ilmu yang mereka miliki, prinsipnya dengan berbagi ilmu akan memperkuat memori ingatan akan ilmu tersebut, sehingga ketika kita berdiskusi dengan seorang otodidak, dapat dipastikan itu adalah diskusi terbaik kita.

Seorang otodidak juga rela berkorban dengan ilmu yang ingin ia peroleh, ia rela menabung untuk satu buku yang ingin ia baca, rela mencari ke semua tempat untuk judul buku yang ingin ia miliki, semangat mereka tidak pernah padam dalam mencari ilmu.

Manfaat Belajar Otodidak

Tentu belajar otodidak memiliki banyak manfaat, manfaat belajar otodidak yaitu:

1.      Menguasai tidak hanya satu ilmu pengetahuan, tetapi beragam;

2.      Pintar, cerdas dan kreatif yang tentunya tidak pelit ilmu;

3.      Pendapat mereka selalu didengar, karena wawasannya sangat luas;

4.      Dalam setiap diskusi ia selalu diundang, entah sebagai pemateri maupun sebagai peserta diskusi;

5.      Setiap berdiskusi dia mudah untuk mencerna, karena wawasan yang dimilikinya sangat luas;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun