Mohon tunggu...
Satria Rz
Satria Rz Mohon Tunggu... wiraswasta -

Just a reader and a commentator :)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Cahaya Bulan sebagai penentu awal bulan Hijriyah

13 September 2011   21:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:59 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="alignnone" width="450" caption="Moon phase"][/caption] Bulan memiliki orbit hampir bundar (ellips) yang miring sekitar 5° terhadap bidang orbit Bumi. Jarak rata-rata dari Bumi adalah 384.400 km. Jumlah hari dalam 1 bulan ditentukan oleh Gerak bulan mengitari bumi. ·    Satu kali putaran mengitari bumi dengan acuan bintang yang jauh yang disebut 1 bulan sideris (sidereal month) memakan waktu 27,321582 hari atau 27 hari 7 jam 43 menit 4,7 detik ·    Lama satu bulan sideris (peredaran bulan mengitari bumi) ini tepat sama dengan satu kali rotasi bulan terhadap sumbunya = 27,321582 hari…. Amazing !! ·    Satu kali putaran mengitari bumi dengan acuan Matahari yang disebut satu bulan sinodik memakan waktu 29,530589 hari. ·    Karena gerakan ini, Bulan tampak bergerak sekitar 13° terhadap bintang-bintang setiap hari, atau sekitar 1 ½° per jam. Kalender Islam (Hijriyah) atau kalender Qamariyah (lunar calendar) disusun berdasarkan lama rata-rata 1 (satu) bulan sinodik, yaitu : ·    29,530589 hari atau 29 hari 12 jam 44 menit 2,9 detik. ·    Niai tengahnya adalah 14.7652945 atau 14 hari 18 jam 22 menit yang merupakan penampakan Bulan Purnama 100% (Full Moon) Jam Hijriyah : Penentuan dimulainya sebuah hari/tanggal pada Kalender Hijriyah berbeda dengan pada Kalender Masehi. ·    Pada sistem Kalender Masehi, sebuah hari/tanggal dimulai pada pukul 00.00 waktu setempat ·    Pada sistem Kalender Hijriah, sebuah hari/tanggal dimulai ketika terbenamnya matahari atau pada pukul 18.00 waktu setempat Metode penentuan awal bulan atau tanggal 1 (satu) pada Kalender Hijriyah : ·    Hisab, dengan dasar ayat2 suci Al-Quran ·    Rukyatul Hilal, dengan dasar hadits2 Nabi Muhammad SAW Kedua metode ini adalah sama2 melihat cahaya Bulan sebagai penentu awal bulan Hijriyah. Penentuan awal bulan menjadi sangat signifikan untuk bulan2 yang berkaitan dengan ibadah, seperti bulan Ramadan, Syawal dan Dzulhijjah.  Penentuan kapan hilal dapat terlihat, menjadi motivasi ketertarikan umat Islam dalam astronomi. Awal bulan atau tanggal 1 (satu) pada Kalender Hijriyah (New Moon) : ·    Secara visibilitas hilal, yakni penampakan bulan sabit yang pertama kali tampak setelah bulan baru (ijtima). Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop. ·    Secara Hisab atau perhitungan astronomi dan dalam QS. Ya-Sin ayat 39 -40, peristiwa ijtimak (konjungsi) mulai terjadi saat Bulan terletak pada hampir segaris di antara Matahari dan Bumi, sehingga yang 'terlihat' dari Bumi adalah kebanyakan sisi Bulan yang gelap, cahaya hilal yg kecil hanya nampak sekitar 3 sd 10 menit. ·    Hilal, cahayanya pasti terlihat dari Bumi: bisa tampak di benua Afrika atau Saudi, tapi mungkin tidak tampak di Indonesia. Itulah yg dinamakan hilal atau New Moon. Dalam era teknologi yang maju saat sudah banyak situs2 di intermet yang menyajikan penampakan cahaya Bulan. Seperti contoh http://www.moonconnection.com yang secara online memperlihatkan fase Bulan menit per menit, detik per detik.  Atau situs : http://www.timeanddate.com/astronomy/moon/light.html yang dengan cermat dapat memperlihatkan posisi Bulan dan Matahari dari berbagai kota di muka Bumi dalam  jam dan zone tertentu. Sebagai contoh, posisi bulan Purnama tgl 13 September 2011 jam 23:00 WIB di Jakarta, penampakan cahayanya  jauh berberda seperti apa yang terlihat kemarin malam. Hayoo coba lihat malam nanti 14 Septembe 2011 ….  dimana posisi bulan dan seperti apa bentuknya terlihat ? Semoga bermanfaat Referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Bulan http://id.wikipedia.org/wiki/Kalender_Hijriyah http://rukyatulhilal.org/ http://www.eramuslim.com/syariah/ilmu-hisab/kalender-islam-aritmetika.htm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun