Mahasiswa Universitas Brawijaya Turut Membantu Sukseskan Pernikahan di Desa Argotirto, Kec. Sumbermanjing Wetan
Kearifan lokal adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pengetahuan, nilai-nilai, tradisi, kebiasaan, dan kearifan yang berkembang dan diwariskan dari generasi ke generasi di suatu daerah atau komunitas tertentu. Kearifan lokal mencakup berbagai aspek kehidupan seperti budaya, bahasa, seni, etika, sistem pengetahuan tradisional, sistem pertanian, dan cara-cara hidup yang unik bagi suatu kelompok masyarakat tertentu. Kearifan lokal mencakup beragam aspek kehidupan, seperti cara bertani, meramu obat-obatan tradisional, mengelola sumber daya alam, seni dan kerajinan, sistem kepercayaan, sistem sosial, dan cara-cara berhubungan dengan lingkungan alam.
Di beberapa desa di Jawa sering ditemui sebuah kebudayaan yang menjadi kearifan lokal masyarakat setempat. Kebudayaan tersebut biasa disebut “mbiodo”. Mbiodo merupakan kegiatan bersama-sama yang dilakukan oleh sekumpulan warga dalam membantu tetangga yang akan mengadakan “hajat” atau acara tertentu. Hal positif yang dapat diambil dari kegiatan mbiodo ini adalah kekeluargaan dan kebersamaan yang dirasakan antar tetangga untuk saling tolong - menolong selama proses persiapan acara karena seperti halnya dalam pepatah disebutkan “Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh”, maka segala sesuatu yang dilakukan bersama-sama akan terasa lebih ringan.
Tidak terkecuali yang terjadi di Desa Argotirto, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang yang masih melestarikan kebiasaan saling membantu ketika ada salah satu warga yang akan mengadakan hajatan baik itu pernikahan, syukuran, maupun ketika ada orang meninggal.
Pada Rabu (5/7/2023) terdapat salah satu warga desa yang melangsungkan pernikahan, tanpa harus dimintai pertolongan seolah-olah banyak warga sekitar yang terpanggil dan langsung ikut membantu. Kami sebagai mahasiswa yang sedang melaksanakan program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Kelompok 26 dari Universitas Brawijaya pun juga turut meramaikan pernikahan tersebut dimulai dari persiapan menjelang hari pernikahan sampai hari pernikahanya seperti mempersiapkan hantaran serta seserahan dengan bantuan ibu-ibu dan bapak-bapak sekitar.
Hantaran yang dipersiapkan berupa makanan, kue tradisional, serta kebutuhan pokok untuk keluarga mempelai wanita . Hantaran-hantaran mulai disiapkan pada hari Minggu (2/72023) mulai dari memasak makanan dan jajanan hingga mewadahi dan menghias hantaran. Sedangkan, untuk seserahannya sudah dipersiapkan jauh-jauh hari sebelum kedatangan kami di Desa Argotirto. Pada hari pernikahan tepatnya pada Rabu (5/7/2023) kami diminta untuk membawa seserahan di barisan depan sebelum masuk tempat mempelai wanita dan di belakang kami sendiri hantaran dibawa oleh pihak keluarga pria serta warga sekitar.
Sesampainya disana tepatnya di rumah mempelai wanita tugas kami sudah selesai, dan duduk untuk mendengarkan sambutan dari pihak mempelai wanita dan pria . Dilanjutkan makan makanan yang disediakan seperti bakso dan soto ayam. kemudian, kami berfoto bersama mempelai pria dan wanita, dan pulang ke rumah yang kami tempati di Desa Argotirto. Banyak hal yang dapat diambil dari kegiatan kemasyarakatan yang kami lakukan diantaranya adalah belajar mengenai kebersamaan dan kekeluargaan dalam kehidupan bertetangga. Kebudayaan-kebudayaan baik seperti ini harus selalu dilestarikan untuk menyatukan seluruh lapisan masyarakat.