Mohon tunggu...
Suprihatin
Suprihatin Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar yang sedang belajar menulis menuju sukses

Penulis pemula

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan Cemberutin Suami di Rumah, karena Banyak Janda Tersenyum di Luar

26 Oktober 2019   21:12 Diperbarui: 26 Oktober 2019   21:14 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah menjadi keharusan bagi suami untuk mencari nafkah bagi keluarganya. Baik nafkah lahir maupun batin keduanya harus dipenuhi. Kekurangan salah satunya dapat berimbas buruk pada keharmonisan keluarga.

Dengan pemahaman seperti itulah yang membuat Ali terus bekerja keras. Lelah tak dirasakan, peluh tak dihiraukan bahkan seringkali kantuk diabaikan. Menjadi sopir truk pun lelaki itu lakoni agar kebutuhan dapurnya terpenuhi.

Sebagai supir lintas provinsi, tak jarang membuat Ali sering meninggalkan rumah. Ya kan tidak mungkin dia nyupir sambil bawa-bawa rumahnya. Karena tuntutan pekerjaan, istri yang baru dinikahinya 3 bulan lalu terpaksa harus sering ditinggal. Hasratnya untuk selalu berdekatan dengan istri tercinta harus dia tahan agar kehidupan tetap berjalan.

Pada bulan pertama penikahannya, sang istri mencoba bersabar. Sri istri Ali berusaha memaklumi perihal dirinya yang sering ditinggal pergi. Bukan semalam saja biasanya Ali pergi. Tiga malam berturut-turut biasa dilewati Sri dengan kesendirian. Apalah daya, jarak yang ditempuh Ali memang tidak dekat.

Seiring berjalannya waktu, Sri mulai merasa bosan. Pernikahannya yang baru 3 bulan belum berhasil memberikan mereka keturunan. Alhasil Sri selalu sendirian saat suaminya pergi nyupir. Kalau siang tidak masalah, Sri masih bisa berkunjung kerumah tetangga untuk mengusir rasa bosan. Tapi ketika malam hari Sri tidak bisa melakukan apa-apa. Dia hanya berdiam diri di rumah sambil menunggu suaminya pulang dengan penuh rasa bosan.

Saking seringnya ditinggal pergi walaupun karena pekerjaan membuat Sri dongkol. Pikirnya Ali sama sekali tak pengertian. Terus saja dia meninggalkan Sri dan memilih kencan dengan truk muatannya. Untuk apa mereka menikah kalau akhirnya tidak bisa bersama. Gerutu Sri setiap malam ketika Ali belum juga pulang.

Rasa kesalnya memuncak. Sri memutuskan akan mendiamkan suaminya ketika pulang nanti. Wanita itu merasa terlalu sering diabaikan oleh suaminya sendiri. Hingga hari itu tiba. Ali pulang dengan segunung rasa lelah, dalam hati dia berharap istrinya akan membukakan pintu dan menyambutnya dengan senyuman manis. Bayang-bayang wajah Sri membuat Ali tersenyum bahagia.

Tok! tok! tok!

Pintu diketuk Ali dengan lembut berharap segera melihat wajah cantik istrinya.

Sri yang mendengar ketukan pintu itu melangkah dengan malas. Hatinya terlanjur dongkol dengan sikap Ali yang tak pernah mencoba mengerti perasaan Sri.

Kriieett! pintu dibuka Sri lebar-lebar. Tampaklah tubuh Ali dengan jelas. Senyum masih bertahan di wajah Ali. Penuh semangat Ali hendak memeluk istrinya.

Sri yang menyadari hal itu tiba-tiba mundur beberapa langkah kebelakang. Dia menjauh dari Ali yang tengah sangat merindukannya.

"Kamu kenapa sih?" tanya Ali pada istrinya

"Gak papa!" Sri menjawab dengan ketus sambil berharap Ali mengerti maksud lain ucapannya.

"Nggak papa kok cemberut gitu? aku kan pengin disambut senyum manis istri tercinta" tukas Ali dengan wajah memelas.

Sri yang mendengar jawaban Ali itu benar-benar kesal. Bukan jawaban seperti itu yang diinginkan Sri. Dia ingin Ali meminta maaf karena terlalu sering meninggalkannya. "Halah pengin liar senyum istri kok ditinggal pergi melulu" Sri mengucapkannya dengan raut muka sebal.

"Kamu gimana sih! suami pulang kerja bukannya disambut malah dicuekin! Kamu nggak tau apa kalau diluar sana banyak janda yang senyum-senyum mulu kesuamimu ini?!" Ali mengatakannya penuh kekesalan. Rindunya seperti dicampakan oleh Sri.

Mendengar jawaban Ali, mata Sri membelalak. Tega-teganya Ali membicarakan senyum para janda saat dirinya sedang marah pada Ali. Huh! dasar Ali benar-benar tidak peka! Sri semakin kesal saja dibuatnya.

#Cerpenting

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun