Jangan pula melupakan Raja Gandara Sangkuni yang kecerdasannya diakui Oleh Sri Krishna. Ia selalu memiliki cara cerdas namun licik untuk meraih kemenangan.Â
Dengan mereka yang berpihak, sebetulnya mudah saja bagi 100 putra dari Ibu Ratu Gandari dan Raja Dretarastra itu untuk menggandeng kemenangan. Namun nyatanya, hal itu tidak terjadi. Nyatanya kemenangan berpihak pada para putra Pandu. Kemenangan menjadi milik mereka karena mereka adalah sisi kebenaran.Â
Sri Krishna, sang penjelmaan dari Dewa Wisnu sendiri  berada di pihak Pandawa. Dengan ini dapat kita ambil pelajaran, bahwa sehebat dan secerdas apapun, namun tidak berpegang teguh pada kebenaran, berbuat jahat, dan selalu melakukan tindakan yang dilarang Tuhan, maka anugerah Tuhan dan kemenangan enggan berpihak padanya. Karena itu, kalian jangan pernah takut dengan orang jahat, walau secerdas dan setinggi apapun jabatannya. Asalkan, kalian berada di jalan kebenaran.
2. Persahabatan Duryodhana dan Karna
Ada beberapa adegan dalam film Mahabharata yang sanggup membuat penonton tersenyum. Siapa sangka kalau Duryodhana yang dikenal kejam dan licik itu ternyata memiliki jiwa persahabatan yang tulus.Â
Bahkan Duryodhana si pangeran keras hati itu menangis saat Raja Angga Karna sahabatnya sedang terluka parah akibat melepas baju besinya. Karena ini dapat disimpulkan, sejahat apapun manusia, akan ada kebaikan dalam dirinya walau hanya secercah cahaya kebaikan.
3. "Diamnya orang benar lebih jahat dari perkataan iblis". - Drupadi
Saat permainan dadu, Drupadi murka karena tidak ada satupun yang melindunginya saat ia dilecehkan. Bahkan kelima suaminya hanya bisa menunduk pasrah. Dalam kemarahan, Ratu Drupadi melontarkan kalimat, "Diamnya orang benar lebih jahat dari perkataan iblis."Â
Maksud dari kalimat ini adalah, jika kita mengetahui ada suatu ketidakbenaran, walau hanya rencana atau kita sudah melihatnya di depan mata kita, maka kita lebih jahat dari iblis jika hanya diam seolah mendukung tindak kejahatan tersebut.Â