Artinya persoalan toleransi seharusnya sudah harus selesai. Warga Indonesia di luar Kristen sudah tidak perlu sibuk ingin ikut campur. Ingat, negara dan aparaturnya sudah cukup mewakili perwujudan toleransi itu. Misalnya Pak Presiden, Gubernur, dan Bupati mau menghadiri perayaan Natal di berbagai gereja dan daerah. Begitu juga saat perayaan Hari Lahir Muhammad (Islam), Nyepi (Hindu), dan lainnya.
Jadi, warga Indonesia di luar Kristen sudah tidak perlu lagi berdebat soal Natal dan toleransi. Lebih baik mengurus agama sendiri serta belajar secara benar mematuhi ajaran nabi. Misalnya belajar salat yang benar, membaca Quran, zakat, dan tidak menentang nasihat ulama.
Lakum dinukum waliyadin. Bagimu agamamu, bagiku agamaku. (Purwokerto, 26 Desember 2015)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H