Mohon tunggu...
Singgih Swasono
Singgih Swasono Mohon Tunggu... wiraswasta -

saya usaha di bidang Kuliner, dan pendiri sanggar Seni Kriya 3D Banyumas 'SEKAR'. 08562616989 - 089673740109 satejamur@yahoo.com - indrisekar@gmail.com https://twitter.com/aaltaer7

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pak Ayo: Ayo Jadikan Sampah Jadi Berkah!

7 Juni 2015   02:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:19 1039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Purwokerto, Pak Slamet Akhmad Mukhyidin alias Pak Ayo (65), beranak enam dan tujuh cucu. Profesi sebagai tukang bangunan bisa dikatakan memenuhi sosok pejuang lingkungan hidup di lingkungan desa. Ia mengorbankan banyak waktu dan tenaganya untuk lingkungan. Sejak tahun 2012 hingga kini ia mengelola Bank Sampah Bintang Sembilan (Bank SBS). Tak sekedar bagi kepentingan warga Desa Berkoh, Purwokerto tempat tinggalnya tetapi sudah melebarkan sayap ke wilayah lain. Kini ia sudah membawahi 95 komunitas sampah di berbagai wilayah di Purwokerto.

Setiap hari Sabtu dan Minggu Pak Ayo berkeliling dengan kendaraan roda tiga secara bergiliran mengambil sampah ke komunitas pengepul sampah tidak hanya RT di desanya, tapi di komunitas yang berada di sejumlah desa. Di antaranya di komunitas PKK Idaman Desa Purwosari, Al Idris Desa Sumampir, Bugenvile Kel Purwanegara, Bunga Tanjung di Desa Tanjung dan wilayah lainnya. Sampah tersebut lalu diangkut ke gudang khusus sampah yang letaknya tidak jauh dari rumahya. Aktivitasnya itu dilakukan kerja sebagai tukang kayu.

Di gudang itulah sampah dari nasabah dan 95 komunitasnya dipilah-pilah menurut jenisnya. Sampah yang sudah dipilah-pilah ditimbang dan kemudian dikemas. Tidak sedikit ibu-ibu di sekitar di rumahnya ikut membantu menimbang dn mengemas sampah. Ia memang berusaha memberdayakan ibu-ibu di sekitarnya. "Daripada ngrumpi yang tidak jelas ujung pangkalnya kan lebih baik bekerja mengemas sampah," ujar Pak Ayo, Minggu (24/5/2016).

Di tahun 2015 sampai bulan Mei, sampah yang rumah tangga yang dikumpulkan rerata setiap bulan mencapai 15 ton.

[caption id="attachment_420461" align="aligncenter" width="394" caption="Kegiatan menimbang sampah di komunitas RT V/II Berkoh. Dok. Bank SBS"]

14326494821876403248
14326494821876403248
[/caption]

Sekelumit latar belakang Pak Ayo bergelut dengan sampah

"Saya ahli pajeg, Pak", tuturnya membuka obrolan dengan penulis ketika ditanya awal mula jadi "manajer Bank". "Apa itu pajeg." Pak Ayo yang kocak menjelaskan apa yang dimaksud dengan istilah "pajeg". Istilah pajeg berasal dari akronim bahasa Banyumas yang berarti "apa-apa jeg".... yang artinya  'apa saja dikerjakan'. Dan menurut penuturannya, gagasan mula timbul di awal tahun 2012 dari pertemuan rutin pengurus masjid Pos Daya Al Barokah. Salah satu pengurus masjid Pak Sulhan Chakim dosen STAIN Purwokerto mengusulkan kegiatan pemberdayaan warga khususnya di RT V/II mengajukan berbagai usulan kegiatan di antaranya peternakan, pertanian, bank sampah, dan koperasi. Usulan pendirian Bank Sampah menarik minat Pak Ayo, gayung pun bersambut, saat itu juga dibentuk kepengurusannya dan Pak Ayo didapuk jadi motor penggeraknya sekaligus dijadikan ketuanya.

[caption id="attachment_420470" align="aligncenter" width="395" caption="Cikal Bakal Bank Sampah Bintang Sembilan. Pak Ayo dalam lingkaran, 2012. Dok. Bank SBS"]

14326503901675355472
14326503901675355472
[/caption]

Kegiatan ini tidak serta-merta jalan. Oleh ketua pengurus Masjid, Pak Ayo diikutkan pelatihan manajemen bank sampah di STAIN Purwokerto dan magang teknik memilah-milah sampah di Bank Sampah Peduli Akan Sampah (PAS) Desa Arcawinangun, Purwokerto Utara. Sembari magang, mulai merintis mengumpulkan sampah di lingkungan RT-nya dan sementara menginduk ke Bank PAS. Rintisan awal terkumpul 40 Kepala Keluarga, dalam satu Minggu rerata 400 Kg sampah berbagai jenis dan di akhir bulan total 1.600 Kg disetorkan ke Bank PAS Arcawinangun.

Dalam tempo enam bulan nasabah meningkat jadi 122 KK, meningkat pula volume sampah berbagai jenis, rerata 6 Ton/Bulan dan disetorkan ke Bank PAS Arcawinangun. Hasil penjualan setelah dikurangi biaya operasional disetorkan langsung ke Koperasi Syariah Bintang Sembilan (Kossbinsel) RT V/I Kel. Berkoh.

Peningkatan nasabah dan volume sampah yang ditanganinya menambah kepercayaan diri Pak Ayo dan nasabah/warga, lalu mengusulkan lepas dari unit Bank Sampah PAS Arcawinangun alias mandiri dan direstui pengurus lainnya.

Tepat di tanggal 9/9/2012 Unit Pengelola Sampah Bank Sampah PAS berganti nama menjadi Bank Sampah Bintang Sembilan (Bank SBS), namanya diambil dari tanggal dan bulannya. Pak Ayo tetap jadi ketua pelaksananya, satu tahun kemudian pihak pemerintah Desa Berkoh pun mendukung dengan mengeluarkan surat keputusan (SK) no 11 Tahun 2013 Tanggal 11/09/2013.

"Tanpa perjuangan Pak Ayo, Bank sampah sudah bubar di tengah jalan. Sulit Pak mencari motor penggerak seperti Dia, pengurus lain seperti bagian penimbangan, pengepakan kurang aktif dikarenakan kesibukan kerja masing-masing," tutur Pak Sulhan duduk sebagai Penasehatnya.

Lebih lanjut mengatakan "Pemberdayaan warga kuncinya di motor penggerak di lapangan, kepengurusan mendukung dan mengotrolnya. Langkah Pak Ayo merintis mulai dari lingkungan RT-nya, cukup baik. Akhirnya dalam waktu enam bulan merambah ke RT-RT lainnya di lingkup Desa Berkoh, berkat kegigihan Pak Ayo dalam sosialisasi dan bisa membuktikan bahwa sampah jadi berkah, warga RT lainnya pun bergabung jadi nasabahnya dan akhirnya bisa mandiri. Alhamdulillah hingga kini Bank Sampah semakin dipercaya berbagai komunitas di desa lain dan sering untuk studi banding dari berbagai daerah, perguruan tinggi, pemerintah, pemerhati lingkungan hidup, mahasiswa, dan Pak Ayo aktif jadi narasumber sosialisasi sampah di berbagai tempat," pungkasnya saat penulis konfirmasi sosok Pak Ayo di rumahnya, Sabtu (23/5/2015)

1432649679232541480
1432649679232541480
14326500891004939815
14326500891004939815

[caption id="" align="aligncenter" width="369" caption="Pak Ayo sedang nukang (atas) dan di gudang (bawah). Dok. Pribadi"]

14326501311889158917
14326501311889158917
[/caption]

Ketika penulis sedang menuju gudang sampahnya bertemu Pak Sarun tetangga Pak Ayo pun bertutur, "Betul Pak, Pak ayo mulai merintis dari tetangga terdekat, saya masih ingat awal tahun 2012 diajak bergabung jadi nasabahnya, saya masih pikir-pikir masa sampah koq.. ditabung? Eh benar, jelang lebaran tahun 2012 ada ramai-ramai di Masjid saya pikir bagi zakat eh... ternyata bagi-bagi uang sampah, setelah itu keluarga saya bergabung ikut setor sampah setiap Minggu hingga kini. Dua kali Lebaran keluarga saya dapat uang kaget Pak Rp 115.000,- dan Rp. 185.000,- (Tahun 2013 dan 2014, pen) lumayan dapur kebul-kebul sampah hahaa," tutur Pak Limi sembari kami tertawa lepas.

Demikian pula saat penulis bersua Pak Amin, salah satu sukarelawan penerima sampah di RT V/I Berkoh, "Iya Pak, awalnya sampah belum begitu banyak namun selalu diambilnya, kami jadi ikut terpacu semangatnya. Satu hal Pak Ayo rajin mencatat dan terbuka, jadi setiap kali nasabah sampah bertanya saat itu juga tahu total sampah dan dana simpanannya, saya lebaran 2014 dapat Rp 195.000,- lumayanlah," tuturnya di kala penulis mengorek sosok Pak Ayo di rumahnya, Minggu (24/5/2015).

[caption id="attachment_420471" align="aligncenter" width="360" caption="Nasabah menerima uang simpanan. Dok. Bank SBS."]

14326504991682288862
14326504991682288862
[/caption]

Mendirikan bank sampah di kampung tak mudah.

"Umum lah Pak di mana-mana bila ada aktivitas pemberdayaan masyarakat selalu ada pro-kontra dan biasa ada yang suka SMS alias Suka melihat orang susah, Susah melihat orang senang, saat akan diresmikan mau didemo, ada pula yang mengajukan keberatan ke Lurah," tutur Pak Ayo tersenyum kecut ketika penulis menanyakan respon warga di sekitar tempat tinggalnya, isunya seperti keberadaan Bank Sampah akan membunuh warganya yang jadi pemulung, buat kepentingan keluarga/kalangan sendiri (golongan politik, pen), cari dana bantuan pemerintah/swasta dan lainnya. Lantas penulis kejar siapa orangnya, Pak Ayo balik bertanya, "Masa bapak tidak tau?" Penulis yang tinggal satu desa pun sempat mendengar isunya lantas menebak ciri-cirinya (rahasia, pen). Mendengar itu Pak Ayo hanya senyam-senyum saat ngobrol dengan penulis di beranda rumahnya, Minggu (24/5/2015).

1432650201586476374
1432650201586476374

[caption id="attachment_420469" align="aligncenter" width="365" caption="Gudang Sampah Bank SBS, dan Pak Ayo. Dok. Pribadi"]

14326502501585300703
14326502501585300703
[/caption]

Namun tak menyurutkan langkah Pak Ayo, di setiap kesempatan pertemuan-pertemuan rutin bulanan di RT lain selalu hadir, seperti saat di pertemuan rutin bulanan di RT I/VI tempat penulis tinggal, di awal tahun 2012. Penulis masih ingat slogan ajakannya 'Pililah sampah sejak dirumahmu, jadikan sampah menjadi berkah jangan tunggu jadi musibah! Dalam kesempatan itu Pak Ayo selalu menekankan keberadaan bank sampah berbeda dengan pemulung dan jasa pemungut sampah yang sudah ada sebelumnya dan tak akan mematikannya sebab warga tak dipaksa jadi nasabahnya dan keberadaan Bank sampah milik warga buat warga dan tujuannya memberdayakan warga mandiri sampah, tak hanya menjaga kebersihan lingkungan, namun membawa berkah setiap jelang lebaran jadi uang senilai sampah yang disetorkan. Dengan cara setiap Minggu menyetorkannya di titik tertentu yang disepakati, bisa juga via SMS, tentu akan diambilnya.

Atas kegigihan Pak Ayo dalam sosisialisasi dan bukti keberhasilanya, hingga kini sudah ada 4 titik komunitas pengumpul sampah di RT I/IV RT V/I RT III dan V /II, dan bahkan sudah melebarkan sayap membawahi 95 komunitas sampah di berbagai desa di wilayah Purwokerto, seperti di PKK Idaman Desa Purwosari, Al Idris Sumampir Bugenvile Kel Purwanegara, komunitas Tanjung di desa Tanjung dan wilayah lainnya, (Data: Bank SBS, 2015).

Berkah prestasi Pak Ayo mengelola Bank SBS di tahun 2012 dapat dana hibah dari STAIN Purwokerto berupa kendaraan roda tiga dan bangunan gudang sampah. Di tahun 2014 bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup Pusat via Badan Lingkungan Hidup (BLH) berupa satu laptop, printer, dan ATK guna membantu administrasinya. Sejak tahun 2013 hingga kini jadi tempat studi banding, dan narasumber sosialisai Bank Sampah di berbagai wilayah Kab. Banyumas.

14326508211228523733
14326508211228523733
1432650900810449864
1432650900810449864

[caption id="attachment_420479" align="aligncenter" width="239" caption="Sertifikat dan Piagam, Foto Dok. Pribadi"]

1432650997419150089
1432650997419150089
[/caption]

Berbagi kiat mendirikan Bank Sampah

"Bagi saya berbagi ilmu yang paling utama, siapa pun dari mana pun saya siap membeberkan kiat-kiat merintis bank sampah," ujar Pak Ayo, ketika penulis temui di gudangnya, lalu membeberkan kiatnya, "Bila ingin mendirikan bank sampah, libatkan tokoh masyarakat dan cari warga jadi yang mau jadi motor penggeraknya. Sementara jadi komunitas/menginduk bank sampah terdekat yang sudah eksis, sembari belajar manajemen dan teknik memilah sampahnya, segera sosialisasi dari lingkup satu RT, bila mendapat respon, ajak supaya mengirim sampahnya setiap Minggu di titik tertentu, lalu kelola. Tiba di akhir bulan setorkan ke induknya, hasil penjualannya serahkan ke bendahara RT atau rekening khusus. Saat kumpulan bulanan rutin di RT-nya tunjukkan hasil tabungan nasabah si A, B, C, dan seterusnya. Setelah tiga kali pertemuan, lontarkan gagasan mendirikan Bank Sampah secara mandiri. Bila direspon baik segera data, jangan lupa minta no hp-nya, dan ingatkan via SMS dua hari menjelang hari H diingatkan setor sampahnya, setelah berdiri bank sampah sosialisasikan ke RT lainnya dan satu lagi si pelaksana tugas jangan libatkan keluarga/saudaranya mbok jadi gunjingan dan ingat jangan bawa uang hasil penjualan ke rumah, langsung setorkan ke bendahara RT atau rekening khusus," begitu pungkasnya kiat rintisan sudah dipraktekan dan telah dibuktikan, Sabtu (23/5/2015).

Dampak pada lingkungan

Keberadaan Bank Sampah dimotori Pak Ayo, sangat signifikan dan kentara, tak seperti tiga tahun yang lalu, kini lingkungan tinggal warga Berkoh jadi bersih. Gang, sungai, selokan dan got semakin bersih dan di sudut belakang rumah warga tak terlihat sampah berserakan, tanpa perlu spanduk, plakat, himbauan Jagalah Kebersihan / Dilarang buang sampah sembarangan / kebersihan bagian dari Iman. Cukup slogan ajakan Pak Ayo 'Pililah sampah sejak di rumahmu, jadikan sampah menjadi berkah jangan tunggu jadi musibah!'

1432651133395438627
1432651133395438627
1432651178739384326
1432651178739384326

[caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="Sudut RT di Desa Berkoh. Dok. Pribadi"]

14326512972037524289
14326512972037524289
[/caption]

Hingga kini, Bank SBS memiliki 221 KK nasabah di lingkup Desa Berkoh dan 95 komunitas sampah di berbagai wilayah di Purwokerto. Bulan Januari s.d Mei 2015 telah tercatat sampah terdiri dari berbagai jenis (Organik dan an-organik) rerata dalam satu Minggu 4.800 kg, satu bulan total 19.200 Kg , (Sumber data Banks SBS, 24/5/2015). (SS)

------------

Profil Pak Ayo

Nama : Slamet Akhmad Mukhyidin

Tempat/Tgl Lahir : Wiradadi, 1 Juni 1950

Umur : 65 Tahun

Pekerjaan : Ketua Bank Sampah Bintang Sembilan

Keluarga : 6 anak, 7 cucu

Kontak : 085842875693 dan 081391591168

Alamat : Jl. Sunan Kalijaga VI. RT IV/II Kel. Berkoh, Purwokerto Selatan, Jawa Tengah

----------------

Profil Bank Sampah SBS

Nama : Bank Sampah Bintang Sembilan

Pendiri : Pengurus posdaya masjid Al Barokah dan warga RT IV/II Berkoh, Purwokerto Selatan

Tgl. Berdiri : 19/9/2012

SK Desa Berkoh : no 11 Tahun 2013 Tanggal 11/09/2013

Ketua : Slamet Akhmad Mukhyidin

Alamat : RT IV/II Kel. Berkoh. Purwokerto Selatan, Jawa Tengah

Struktur lihat gambar :

[caption id="attachment_420484" align="aligncenter" width="358" caption="Struktur Bank SBS. Foto dok. Pribadi"]

14326514291644878014
14326514291644878014
[/caption]

Struktur Bank SBS.  Foto dok. Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun