Mohon tunggu...
Singgih Swasono
Singgih Swasono Mohon Tunggu... wiraswasta -

saya usaha di bidang Kuliner, dan pendiri sanggar Seni Kriya 3D Banyumas 'SEKAR'. 08562616989 - 089673740109 satejamur@yahoo.com - indrisekar@gmail.com https://twitter.com/aaltaer7

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Ini Dia, Kuliner Unik dan Langka! di Balikpapan

18 Januari 2014   16:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:42 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Balikpapan, merupakan salah satu kota di Propinsi Kalimantan Timur. Disebut juga Kota Minyak (Banua Patra) dan Bumi Manuntung. Beruang madu, maskot Balikpapan yang mulai di ambang kepunahan. Bila ingin mengenal lebih lanjut silahkan tanya Mbah google.

Kali ini kompasianer aku ajak bersama Daihatsu menjelajah kuliner unik Nusantara blog kompetisi mengunjungi Kota Bumi Manuntung Meluncur ke tempat terkenal dengan penangkaran Buaya di kelurahan Teritip, Balikpapan Timur. Lokasinya tak jauh dari pantai Manggar. Jaraknya dari kota Balikpapan kurang lebih 22 KM, ditempuh kurang lebih dalam 30 menit baik dengan kendaraan roda empat atau roda dua, bisa juga dengan kendaraan umum yakni angkutan kota atau lebih dikenal dengan sebutan 'Taksi' full musik. Di tempat ini, ada kuliner unik dan langka!

Mari kita intip terlebih dahulu penangkaran buaya Tertitip. Didirikan sejak tahun 1990, milik swasta, menempati area lima hektar. Tujuan penangkaran buaya diambil kulitnya, disamping guna pelestarian alam dan juga sarana edukasi. Jumlah buaya yang ditangkar ribuan. Terdiri dari buaya muara (Crocodylus porosus) paling dominan, dan dua jenis buaya langka yakni buaya air tawar (Crocodylus siamensis), buaya supit (Tomistoma segelly).

Buaya, selama ini dikenal sebagai hewan yang liar, buas dan berbahaya. Namun di penangkaran buaya Teritip, kita bisa melihat gerak-geriknya secara dekat. Walau jadwal pemberian makan seminggu dua kali, kita diperkenankan memberi makan berupa ayam atau ikan, dikenai biaya sepuluh ribu rupiah per ekor. Saat memberi makan inilah kita bisa melihat buaya bergerak dan berebut makanan. Triknya, saat melempar umpan agak jauh dari posisi gerombolan buaya, nanti mereka pada bergerak, lalu berebut makanan. Tidak hanya itu, kita bisa memegang, sambil ngelus-elus dan narsis/foto bersama buaya, tarifnya limaribu rupiah. Tenang jangan takut, buayanya masih imut-imut, dan mulutnya di ikat plakban.

Capai keliling dan puas melihat berbagai jenis buaya, mari sekarang ke warung. Kita icip-icip kuliner unik dan langka. Langka! Betul, kuliner itu hanya di sajikan saat hari libur dan akhir pekan! Namun, jangan kawatir di warungnya tersaji kuliner lainnya, seperti nasi rawon, soto Banjar, soto Makasar, rames dan lain-lain.

Membayangkan buaya dengan kulit yang tebal, keras, kaku dan wajah sangar, tentu seram! Dan sulit membayangkan seperti apa dagingnya? Penasaran, mari kita sambangi dapurnya. Ternyata, dagingnya unik, teksturnya berserat halus, lunak dan kenyal, mirip daging dada ayam! Di sini bisa melihat si Chef dengan cekatan memotong dagingnya, sebesar dadu. Caranya sama seperti membuat sate ayam/kambing, di potong berlawan arah seratnya. Tanpa diberi bumbu apapun, satu persatu ditusukan ke sindik sate ayam. Satu tusuk berisi lima potong, lalu di bakar. Aroma asapnya lebih mirip ikan bakar. Sedang, bumbu sajinya, ada dua jenis, monggo pilih sesuai selera. Yakni, bumbu kacang, dan kecap, toping irisan bawah merah, tomat, cabe rawit dan jeruk nipis..

Sambil menunggu sate tersaji, mari kita lihat-lihat sesuatu yang unik dan menarik yang terpajang dalam estalase?. Benar juga, menurut keterangan penjaganya toples-toples itu berisi tangkur buaya (alat kelamin) di rendam arak, aku menyebutnya 'cem-ceman' khasiatnya apalagi kalau bukan meningkatkan vitalitas kaum pria. Harganya antara 400-700 ribu per buah tangkur. Ada pula, empedu dan minyaknya, disamping untuk obat gatal karena eksim, bisa juga untuk memperbesar kelamin pria? Caranya, di oles-oleskan setiap menjelang tidur, stop press!

Kembali ke olahan daging buaya, ternyata tidak hanya di buat sate. Di etalase terlihat ada abon, dendeng, dan krupuk, terpajang rapi dalam bungkus plastik,  kuliner ini tepat jadi oleh-oleh. Disamping itu ada juga sovenir/cinderamata berbagai bentuk buaya, seperti dompet dan tas dari kulit buaya, kalung dengan liontin gigi buaya dsb.

Puas mengamatinya, kini saatnya kita menikmati sate buaya yang sudah tersaji manis di meja. Pesanan ku, satu porsi sate berisi lima tusuk (di bakar tanpa di oles kecap) dengan bumbu kecap, topping irisan bawah merah, tomat dan jeruk nipis. Satu piring nasi panas dan minuman satu gelas besar teh tubruk (satu sendok makan daun teh di seduh air panas, diberi gula batu/pasir lalu di tutup), di meja tersaji botol kecap, saos dan cemilan lainnya.

Up...jangan langung di santap! Amat-amati terlebih dahulu, ambil satu tusuk lihat teksturnya lembut, kenyal, warna agak putih, aroma mirip ikan Kakap. Gigit pelan lalu kunyah pelan-pelan resapi rasa alaminya. Hhmm...hmm... daging berserat lembut tak berlemak, tastenya persis sate daging ayam! Namun, ada pula yang bilang mirip daging sapi. Pun demikian ketika di kucuri perasan jeruk nipis (buat menetralisir bau amis) setelah itu dioleskan ke bumbu kecap, lalu santap. Bersamaan itu, ambil satu iris bawah merah, tomat, lalu menyuap satu sendok nasi hangat. Wuih... kuliner ini rasanya, pinjam istilah Pak Bondan 'Mak nyuuus!' dalam sekejap satu porsi sate amblas. Harganya Rp.3.000,00 per tusuk.

Oh...masih ada sisa nasi seperampat piring, lantas aku coba abon, krupuk dan minta digorengkan dendeng buaya. Abon dan krupuk saat di kunyah teksturnya berasa lembut, tastenya alami berasa daging sapi/ikan Kakap, nikmat. Pun demikian dendengnya, kering dan gurih, saat di lidah berasa dominan rasa manis dan bumbu dapur seperti, bawah putih, ketumbar, kemiri, mrica, lebih berasa dendeng sapi. Sangat nikmat dinikmat dengan nasi pulen, panas. Pokoke mak nyuuus...

Kawasan wisata dan kuliner ini terbuka bagi umum, bisa dikunjungi setap hari Senin-Minggu, pukul 08.00-17.00 WITA, harga tiket masuk Rp.10.000,00. Lokasinya,  dilengkapi dengan areal parkir yang luas, beberapa kios penjual makanan dan minuman, souvenir, toilet dan balai pertemuan yang luas. Tempatnya rindang, diteduhi pohon cemara udang, kelapa dan tanaman khas di pinggir pantai lainnya.

Namun, keunikan kuliner itu aku nikmati ketika tinggal dan bekerja di Balikpapan, empatbelas tahun yang lalu. Dan sayang, foto-fotonya hilang dalam perjalan pulang ke Jawa, silahkan klik link ini. Rasa/taste sate buaya tinggal kenangan, rindu jua menyambangi kembali kota Balikpapan... ngarep.com

.

Salam kuliner

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun