"Terserah kau, Senja ingat sesaat lagi angka tahun akan bertambah tak pernah kembali. Hanya tanggal, hari dan bulan selalu berulang. Angka tahun itu terus melaju mengiring umur" Jawab Fajar, membalikkan badan menatap Senja sambil menghisap dalam-dalam rokok, lalu menghembuskan asap terus dan terus semakin lama kamar semakin pekat asap rokok memperangkap mereka, hilang.
..............
"Senja...!" Terdengar panggilan dari ruang tamu.
"Ada apa, masuk! Bikin kaget saja, untung kopi ini tidak tumpah!"
Senja mengomel sambil melangkah membawa secangkir kopi lalu menaruh kopi di meja. menarik kursi, duduk menatap Siang.
"Senja, siangmu telah tiba, Ini...." Kata Siang sambil melangkah mendekat ke meja ruang tengah menaruh sesuatu. Lalu menggeser kursi, duduk. Sambungnya, "Ingat siang semakin tenggelam, akan menenggelamkan senjamu..."
Potong Senja "Aku tahu itu, siang tak begitu lama akan tenggelam. Jangan banyak cakap, siangmu ini aku masukkan dalam gembolan," sambil menaruh dalam gembolan  lalu di taruh di atas meja di dekap begitu saja.
Sesaat mereka saling menatap tajam, mulut terkatup rapat. Ada seribu siang yang telah dimasukkan dalam gembolan. Di luar, Siang merangkak ke Barat, sore tiba menggilas mereka menjadi debu kelabu menebar dalam ruang, lalu hilang.
...........
"Bangun...!"
Senja tersentak kaget di iring bunyi kriut kursi meja terdorong. Lalu, menatap sesosok Sore berdiri didepannya. Lantas Senja meraih gembolan di atas meja sambil membetulkan duduknya, sesaat kemudian mereka saling tatap sesaat Senja tertunduk.