Mohon tunggu...
Singgih Swasono
Singgih Swasono Mohon Tunggu... wiraswasta -

saya usaha di bidang Kuliner, dan pendiri sanggar Seni Kriya 3D Banyumas 'SEKAR'. 08562616989 - 089673740109 satejamur@yahoo.com - indrisekar@gmail.com https://twitter.com/aaltaer7

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Waspadai Modus Peredaran Uang Palsu

15 Februari 2012   10:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:37 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_171300" align="aligncenter" width="640" caption="ilustrasi/admin(shutterstock.com)"][/caption]

Purwokerto, 15 Pebruari. Pukul 07.00 WIB di Pasar Wage, tepatnya di salah satu lapak sembako saya menguping seorang ibu sedang menceritakan pengalamannya menjadi korban penipuan dengan pemilik lapak sembako. Sayapun ikut menimbrung dengan meminta Ibu tersebut menceritakan kembali kejadianya.

Kronologinya, pada tanggal 14 Februari 2012. Kurang lebih Pukul 16.00 WIB, korban namanya Ibu Wati, sedang antri di salah satu anjungan ATM di Supermarket Morro Purwokerto, tujuannya akan mengambil uangnya untuk keperluan belanja kebutuhan warung sembakonya. Ibu Wati melihat di dalam anjungan ada Bapak setengah baya, terlihat bingung. Ketika Bapak ini keluar langsung mendekati Ibu Wati, meminta tolong dengat sangat, numpang ditransferkan uang sebesar tiga juta rupiah ke rekening anaknya, sedang sakit di salah satu Rumah Sakit di Jakarta dan saldo di rekeningnya sudah limit.

Pada saat meminta tolong, Bapak tersebut memperlihatkan bundelan uang ratusan ribu dalam buku tabungannya. Transfer tunai tidak mungkin, Bank di sore hari sudah tutup, sedangkan anaknya sudah mendesak segera ditransfer uang untuk beli obat. Diperlihatkan juga SMSnya.

Melihat penampilan seperti orang kebingungan dan cara bicara yang sopan. Ibu Wati, menerima permintaan Bapak tersebut, setelah di beri nomer rekening dan uang tunai sebesar tiga juta rupiah, Ibu Wati masuk ATM terjadilah transfer. Setelah memberikan bukti printout transfer ke Bapak tersebut. Ibu Wati meneruskan belanja.

Namun betapa kagetnya, ketika akan membayar belanjaan di Kasir. senilai hampir satusetengah juta rupiah, ternyata uang tersebut dinyatakan PALSU. Atas kejadian tersebut, Ibu Wati keluar mencari orang tersebut sudah tidak ada.

Oleh pihak kasir disarankan supaya melapor ke Satpam dan Pihak berwajib. Tapi hal tersebut tidak dilakukan, takut urusan jadi panjang tidak karuan. Ibu Wati tidak jadi belanja. Ketika di rumah diceritakan kepada suaminya, setelah itu uang tersebut di bakar.

Atas kejadian itu saya jadi ingat tadi malam salah satu teman saya di FB memposting di walpapernya, mengalami hal yang sama hanya beda tempat, waktu dan orangnya, sayapun menceritakan hal tersebut pada Ibu Wati.

1329298917977986328
1329298917977986328

Isi tag di walpapernya,  "PERINGATAN. Hati-hati terhadap tindak kriminal penyebaran uang paslu di Purwokerto Banyumas dengan modus numpang transfer di ATM. Dalam sebulan ini terlihat beberapa pemuda merayu orang numpang transfer dengan alasan saldo rekening limit, kemudian mengganti dengan uang palsu. Hati-hati ya……(soale bojoku pernah kena sekali) hehe"

Peringatan tersebut sangat bermanfaat, melihat modus tersebut sayapun ‘hampir’ jadi korban.  Peristiwanya terjadi satu bulan yang lalu. Harinya saya lupa, sekitar pukul 19.00 WIB. di salah satu anjungan ATM di RS Margono, Purwokerto. Ketika akan masuk, saya disapa dua pemuda dengan sopan minta tolong numpang ditransferkan sebesar dua juta rupiah ke saudaranya di Semarang yang sedang sakit butuh uang tunai segera dan mereka menunjukkan ke saya SMSnya dan rekening saldonya limit. Mereka juga menunjukkan uang tunai tiga bundel ratusan ribu rupiah dalam buku tabunganya. Tapi saya tolak tegas, saldo tabungan saya limit. Setelah itu dua pemuda tersebut pergi, entah kemana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun