Mohon tunggu...
Singgih Swasono
Singgih Swasono Mohon Tunggu... wiraswasta -

saya usaha di bidang Kuliner, dan pendiri sanggar Seni Kriya 3D Banyumas 'SEKAR'. 08562616989 - 089673740109 satejamur@yahoo.com - indrisekar@gmail.com https://twitter.com/aaltaer7

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ekspedisi Mengitari Lereng Gunung Slamet [Berkendaraan Motor]

9 Desember 2011   09:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:38 1695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perjalanan berkendaraan motor melalap setengah lingkaran lebih, melalui jalan di Lereng Gunung Slamet ini ditempuh dalam tempo Dua setengah jam, menyambangi lima wilayah Kabupaten Purwokerto, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes yang memangku wilayah lereng-lereng dan bukit di kaki Gunung Slamet. Disini Lereng-lereng dan bukit-bukit di wilayah tersebut, saya bagi menjadi empat. Dilihat dari kepundan/puncak Gunung Slamet, terdiri dari lereng sebelah Selatan, Timur, Utara dan Barat.

Perjalanan ini cukup melelahkan, penuh dengan keindahan alam semesta tapi disisi lain saya melihat hampir di setiap lereng bukit sepanjang perjalanan yang gundul, tinggal semak belukar dan sebagian besar lereng dan bukit sudah di jadikan lahan pertanian oleh masyarakat sekitarnya.

Dan dibawah ini, tulisan pandangan mata dan sedikit gambaran alam melalui foto-foto melalui HP jadul, sepanjang jalan. Perjalan ini, dimulai dari Wanawisata Baturaden atau Lereng Gunung Slamet sebelah Selatan wilayah Kabupaten Banyumas.

Lereng sebelah Selatan.

Tepat Pukul 06.00 WIB ditemani udara dan sinar Matahari pagi yang cerah saya beserta dua teman perjalanan, berkendaraan motor meluncur ke arah Wanawisata Baturaden. Dan tiba disana Pukul 06.20 WIB, langsung masuk pintu gerbang Wanawisata Baturaden dari sini perjalanan menyelusir lereng-lereng Gunung Slamet dimulai.  Purwokerto, 8 Desember 2011.

Setelah masuk jalan ini saya disuguhi pepatah kuno  'Tiada gading tak retak, Sepanjang jalan rusak berat' disini saya diuji kesabaran dalam berkendaraan motor, kecepatan hanya 5 - 10 Km/jam berkendaraan motor, karena sambil mencari jalan jelek dari yang terjelek. Sambil mata jelalatan ke kanan kiri melihat lereng-lereng sepanjang jalan. Dan setelah melewati pertigaan jalan menuju ke arah Pancuran Tujuh, saya ambil lurus terus dan mulai sepanjang jalan ini terlihat lebih luas semak belukarnya alias banyak yang gundul dibandingkan  gerumbulan pohon-pohon besar.

Tapi Kurang lebih 30 menit dari pintu masuk Wanawisata, saya terkesima akan keindahan alam Lereng sebelah Selatan Gunung Slamet, saat pagi itu udara yang cerah. Hanya kata "Allahu Akbar" yang bisa terucap. Lihat Foto di bawah ini....

Lereng sebelah Timur

Setelah lepas dari jalan Wanawisata, saya ambil jalan ke kanan memasuki wilayah lereng sebelah Timur, masuk jalan Raya Purbalingga - Moga ini cukup baik dan lancar. Dalam perjalanan ini saya tidak berhenti. Disini saya mengamati lingkungan alamnya dari atas kendaraan dengan mata telanjang.

Sepanjang  jalan ini saya melalui berbagai kampung kanan kirinya rumah-rumah penduduk dan di kanan kirinya terbentang lahan-lahan pertanian khususnya tanaman sayur mayur, seperti Strobery, Kubis, Wortel, Kentang, Cabe, Tomat, Cay siem, Bawang Merah, Daun Bawang, Sledry. Akhirnya tiba di Pertigaan Desa Pratin, saya ambil jalan ke kiri.

Lereng sebelah Utara

Memasuki pertigaan Desa Pratin ke arah kiri, saya anggap masuk lereng sebelah utara. Dan disini baru saja masuk mulut pertigaan ini, langsung disambut pepatah  'Tiada gading tak retak, Sepanjang jalan rusak berat'. lagi-lagi disini saya diuji kesabaran mencari jalan jelek dari yang terjelek.

Disepanjang jalan ini saya tidak berhenti, hanya mengamati dari atas kendaraan situasi alam dan pemandangan lingkungannya hampir sama seperti saat saya melalui lereng sebelah Timur.

Dan sampai akhirnya setelah kurang lebih hampir satu setengah jam berkutat mencari jalan terjelek dari yang paling jelek, saya bertemu pertigaan Pasar Pulosari, tembus di Jalan tembus Moga - Tegal, disini saya ambil arah ke kiri ke arah Tegal.

Dari jalan raya Moga - Tegal ini jalananya lancar, saya menikmati jalan yang berkelak kelok dan naik turun tajam. Sampai akhirnya saya tiba  di Desa Tuwel Dukuh Tere Pandan Sari, tepatnya di Pondok Pesantren Nuruh Hikmah Pukul 8.30 WIB. saya mampir dan beristirahat cukup lama. Disini saya sempat melihat-lihat aktifitas Pondok Pesantren tradisional, baik Pondok Putri dan Putra, sebelum saya melanjutkan perjalan ke Pemandian air panas Guci.

Lereng sebelah Barat

Tepat Pukul 13.30 WIB, saya ditemani salah satu Pengasuh Pondok Pesantren menuju ke Wisata Pemandian Air Panas Guci, Kabupaten Tegal. Silahkan nikmati foto-foto dibawah ini, diambil di lokasi Wisata Air Panas Guci dan saat dalam perjalan pulang

[caption id="attachment_154733" align="aligncenter" width="300" caption="Terminal, Guci & Tower diatas Bukit"][/caption]

[caption id="attachment_154739" align="aligncenter" width="300" caption="Pemandian Air Panas Guci"][/caption] [caption id="attachment_154740" align="aligncenter" width="300" caption="Kali Gung, Guci."][/caption]

Foto-foto tersebut diatas khususnya lahan pertanianya mewakili keadaan lereng dan bukit sepanjang perjalan saya di kaki Gunung Slamet.

Saat saya tiba di lokasi Wisata Pemandian Air Panas ini, saya mendapat penjelasan dari Pengurus Pondok Pesantren Bapak Burhan, bahwa nama tempat Wisata Pemandian Air Panas Guci ini sebenarnya masuk/didalam Kampung Pekandangan Kelurahan Rembul. Nama Guci hanya nama merk lokasi Wisata Air Panas.

Sedangkan posisi kampung Guci sendiri di sebelah atas / arah Barat Daya dari tempat Pemandian air hangat, Kelurahan Guci. Dan sungai yang membelah Desa Pekandangan dan Guci bernama Kali Gung. Disini saya, sempat menikmati pemandian air panas.

Selepas menikmati mandi di air panas tepat Pukul 15.30 WIB, kami meluncur kembali ke Pondok Pesantren Nurul Hikmah di Desa Tuwel untuk pamitan pulang. Saat pamitan saya diberi oleh-oleh satu dus hasil kebun Pondok Pesantren, seperti Welok, Kubis, Buncis dan Bawang Merah, jumlahnya cukup banyak bisa untuk dimasak selama tiga hari.

Tepat Pukul 17.00 WIB, saya meluncur kembali ke arah Purwokerto melalui jalan yang sama. Ditengah perjalan saya berhenti Sholat Maghrib di Desa Pratin, disini saya melihat bulan sangat terang menemani dan menerangi perjalanan saya melewati Jalan Raya Pemalang - Purbalingga - Purwokerto. Pukul 20.30 saya tiba di rumah, Berkoh - Purwokerto. Foto  dibawah ini :

[caption id="attachment_154751" align="aligncenter" width="300" caption="Rembulan, diatas Desa Pratin"][/caption]

Catatan perjalanan:

Disamping keindahan alam dan pertaniannya, selama dalam perjalan saya melihat, memperhatikan lereng-lereng sepanjang jalan lereng Gunung Slamet yang gundul, terlihat hanya semak belukar dan sebagian besar lereng-lereng bukit dimanfaatkan untuk lahan Pertanian.

Hal ini sungguh memprihatinkan kerusakan tersebut bila kedepannya tidak segera diantisipasi dengan menghijaukan atau menghutankan kembali lereng-lereng dan bukit-bukitnya dengan tanaman hutan, kerusakan dan kemungkinan longsor besar kemungkinannya bisa terjadi atau menunggu terjadi longsor memakan korban baru diantisipasi ? mengingat Gunung Slamet adalah salah satu gunung api yang aktif dan sewaktu-waktu bisa bergejolak dan menimbulkan getaran/gempa bumi, bila ini sampai terjadi bukit/lereng yang gundul rawan sekali longsor.

Demikian juga Tower di lereng/bukit di wilayah kaki gunung Slamet salah satunya di lokasi Wisata Guci, ditertibkan atau dipindah karena mengganggu keindahan / pemandangan bukit tersebut, dan rawan roboh bila terjadi aktifitas Gunung Slamet. lihat salah satu foto diatas.

Bila lebih jelasnya rute dan nama wialayah, kampung atau desa-desa sepanjang perjalan tersebut, silahkan: search via google map.

.

Salam

.

Sumber foto Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun