[caption id="attachment_133104" align="alignnone" width="680" caption="Ilustrasi/Admin (KOMPAS.com)"][/caption] Tidak terasa lebaran sudah memasuki Lebaran H+5, seluruh sarana sumber daya dikerahkan, untuk memperlancar dalam melayani arus balik di sektor udara, laut dan darat untuk mencari 'untung' semaksimal mungkin demikian juga Pemda melalui karcis retribusi masuk tempat Wisata/hiburan dan terminal untuk mendongkrak kas daerahnya, ternyata juga dimanfaatkan oleh 'oknum' berseragam tidak mau kalah untuk menambah kas pribadi? modus itu saya lihat saat sedang antri keluar dari Terminal Bus Purwokerto ada 'pemulung' berseragam memanfaatkan karcis retribusi parkir. Modusnya, pengendara menyerahkan karcis dan STNK bersamaan pada petugas berseragam Dephub dan Aparat untuk melakukan pencocokan nopolnya, si pengendara kendaraan ini hanya menerima kembali STNK, karcis retribusi tidak disobek, kenapa? Ternyata dikumpulkan kembali. saat antre saya melihat ada seseorang cukup berumur tidak memakai seragam, sedang mengumpulkan dan memasukkan kertas bekas retribusi kedalam tas kresek hitam dari petugas penerima karcis dipintu keluar, saya kira pemulung, ternyata ?. Saat giliran saya selesai diperiksa nomor plat kendaraanya dan keluar pukul 17.15 Wib. Sambil jalan saya sempat memperhatikan langkah orang tersebut yang membawa tas kresek ke arah dan masuk pos penjagaan pintu masuk Terminal Purwokerto, jaraknya kurang lebih 50 m, di pos ini dilayani empat petugas Dephub dan tiga Aparat, pantas pada saat masuk saya dapati karcisnya kucel? (Purwokerto, 5/9/2011) Jadi itulah cara mereka menjadi 'pemulung' memanfaatkan kembali karcis keluar terminal dan di daur ulang kembali di pintu masuk Terminal untuk dijual lagi kepada pengendara yang masuk ke dalam terminal, dimana saat H-7 dan H+7 puncaknya arus mudik dan balik lebaran, setiap harinya ada ribuan kendaraan keluar masuk terminal. Dan akhirnya dampak dari perbuatan mereka akan berujung pada apa, silahkan tebak sendiri. . Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H