Mohon tunggu...
Singgih Swasono
Singgih Swasono Mohon Tunggu... wiraswasta -

saya usaha di bidang Kuliner, dan pendiri sanggar Seni Kriya 3D Banyumas 'SEKAR'. 08562616989 - 089673740109 satejamur@yahoo.com - indrisekar@gmail.com https://twitter.com/aaltaer7

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terkoyak (Anggrek Bulan)

19 Juli 2011   09:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:33 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kilat masa itu menghantam sukmaku  yang paling dalam alam bawah sadar akan kenangan bunga anggrek bulan yang terkoyak di malam pertama bersamaan rintihan malam dalam dekapan kebersamaan. "mas, badanku serasa bergetar dari ujung kaki sampai ujung rambut serasa ah...susah aku gambarkan..." getaran lirih terucap saat kau bangun pagi, sambil merengkuh tubuhku dalam selimut pagi. Bunga Anggrek bulan bersaksi kembali terkoyak nafsu birahi, hancur berkeping berhamburan diatas ranjang singgasana mengarungi gelombang nikmat tak terperi dalam gambaran tak terlukis, tak tertulis dalam kata, rasa tertancap dalam sukma melebur dalam raga. Dalam kesadaran melepas gejolak birahi, telah aku jalankan kewajiban dalam restu Illahi (Ijab kabul).

"mas, bangun hari menjelang siang...ih malu, diluar terdengar suara rame, bangun mandi sholat Shubuh... bantu-bantu beres-beres..." bisikan dalam hembusan nafas harum, basah rambut menetes. "hmhmm....jam berapa ini, oh...jam enam pagi" sambil kusingkap selimut duduk ditepi ranjang melepas mimpi, diatas ranjang tersingkap serpihan bunga anggrek dalam keping-keping kecil bagai sobekan kertas kosong. Kau tertegun, termangu melihat keping-keping bunga anggrek dalam sprei motif anggrek mekar disana-sini, "mas...bunga anggreknya hancur, tadi malam lupa tidak ditaruh diatas meja yaa..." matamu sembab dengan suara bergetar sambil lentik jari tanganmu mengumpulkan serpihan bunga anggrek, "mas...bunga anggreknya hancur..." dalam suara tersekat, aku hanya bengong sesaat "sudah jangan disesali, nanti siang aku belikan yang anggrek yang mirip sekali ada lhoo...anggrek plastik biar abadi" sambil berdiri kudekap kubisikan kata penghibur.

"awas...ini lepaskan dulu...ih itu diatas sprei..." aku kaget sambil melepas dekapan, kulihat kau langsung melepas sprei, sambil ketawa-tawa kecil lesung pipit dalam pipi merah jambu. Kuhanya tersenyum melangkahkan kaki menuju kamar mandi.......... Aku harus akhiri ini...aku harus akhiri ini....itu masa lalu.

Aku berdiri, kutatap wajah menunduk. "aku pamit dulu, sampaikan salam buat Ibu bapak dan saudaramu semua..." sambil kujulurkan tangan, kulihat mata sembab menengadah dalam tarikan nafas berat, saat kau memandangku dalam keheningan malam. Kau berdiri mengangguk "terimakasih....." hanya itu suara yang keluar. Selamat tinggal masa lalu, kan kusimpan rapat di relung hati yang paling dalam kutulis dengan tinta darah yang mengalir dalam raga "aku tetap menyayangimu....." melebur dalam raga sukma mengarungi kehidupan di dunia fana ini yang penuh dosa, semoga kita bisa bertemu kembali.

.

Salam,

.

Fuih bener-bener menulis cerpen menguras energi dan membuat tegang atas bawah ah akhirnya climax ....cepet bikin laper, ML dulu ah... Makan Lagi, silahkan dinikmati dan dikritisi...pareng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun