Tik...tidak terasa sebenarnya saat jarum terpasang, sudah. tetes darah mengalir deras 12 menit berlalu, AKU MENANG MELAWAN BAYANGAN RASA yah..hanya rasa dalam diri yang menyergap langkahku selama ini, untuk melangkah memberikan tetes darah berarti bagi mereka-mereka yang tidak aku kenal, semoga Tuhan memberkahi mereka-mereka. Sampai selesai aku tidak mau melihat kantong darah, tercetus doa....saat pulang.
Doa dalam Tetes DarahMu
Yaa Allah kubersujud syukur padaMu, aku selalu diberi kesehatan oleh-Mu. Hari ini tetes darahMu yang ada padaku telah mengalir, kudonorkan entah pada siapa terserah Engkau Yaa..Allah yang memilih.
Tinggal ini, tetes darahMu yang masih mulia bersemayam dalam raga hina ini, semoga membawa berkahMu bagi mereka yang menerima karenaMu.
Yaa Allah... Maha Tahu, aku takut...aku takut  jarum-jarum suntik, aku takut darah mahluk muliaMu, Yaa Allah....hanya karena Engkau aku berontak MELAWAN takutku, Yaa Allah.... aku  takut padaMu...tinggal tetes darahMu yang mulia bersemayam dalam tubuh tua yang terperangkap  dalam kehinaan hidup di dunia fana ini, dengan ijinMu kusumbangkan entah untuk siapa.. aku tidak peduli. Yaa Allah...aku tidak berharap apapun dari mereka, siapapun mereka, akupun tidak berharap apapun dariMu, Yaa... Allah.
Aku minta Yaa...Allah sipenerima tetes darahMu diberi berkah mukjizatMu, kesembuhan, kesehatan dan bila Engkau berkenan menyembuhkan berikanlah mereka rizky yang berlimpah, Amin Yaa Robbal Alamin.
.
Teriring doa buat Arya Ningtyassemoga lekas sembuh, Amin.
.
salam,
.
Kudedikasikan untuk anak-anakku tersayang Indra, Rana dan Sekar...semoga jejak ini diteruskan disertai keiklasan dan  kesadaran diri mendonorkan darahmu yaa..nak ke PMI...jangan harap apapun dari mereka-mereka termasuk dari Tuhan sekalipun, itulah iklas sejati nak...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H