Purwokerto, 4 Juli 2011, Jam menunjukkan 05.15 waktu aku lihat jam dinding rumahku. Dipagi hari selepas Subuh, udara dinginnya serasa menusuk tulang. Enaknya paksa si kaki-ku ajak jalan-jalan menghangatkan badan. ayoo..kaki-ku keluar jalan ke arah Bunderan. Wuiiih...lihat disana sudah ada orang, oh...mereka si penarik jasa becak dan penarik jasa taksi sudah ngetem. aku kira Bunderan sepi, dingin sekali udaranya....setia banget mereka pada menemani Patung Jend. Gatot Soebroto yang sedang naik kuda diam saja.
[caption id="attachment_121024" align="aligncenter" width="500" caption="Penarik Jasa Becak. Foto: Pribadi"][/caption]
Nah...Ini wawancara dengan salah satu penarik jasa becak yang sedang mangkal didepan rumah:
Aku  : "Kang, apa kabar pada sehatkan, tumben pagi sekali sudah ngetem disini, udaranya dingin sekali  sekarang yaa..."
Pjb   : "Yaa... pada sehat, lagi nunggu tarikan siapa tahu ada penumpang, yah...musim kemarau jadi udara pagi dingin, tapi lebih dingin tahun-tahun yang lalu waktu musim kemarau, sekarang jarang ada embun/kabutnya."
Aku  : "Benar musim kemarau tahun-tahun yang lalu kalau pagi embun/kabutnya tebal...lho mana temannya, dimana."
Pjb   : "Yaa tadi ada tiga tadi si Wardan lagi membawa penumpang ke Pasar Wage."
Aku  : "Jadi pagi ini yang mangkalada empat becak, yang lain kemana?"
Pjb   : "Tidak tahu pergi kemana yang dua orang, mungkin pindah ke depan RS Margono, disini sepi"
Aku  : "Kang sudah narik..."
Pjb   : "Aku baru sampai, lhaa ini lagi nunggu penumpang mbok ada, mau kemana pak? "