Genap sudah 3 tahun aku telah buka warung dibulan Maret 2011 ini, dengan setia Ninine setiap pagi menjelang siang menyambangi warungku, tanpa pernah menawarkan bawaanya. Ninine hanya berhenti tepat di depan pintu melihat kedalam dan terkadang dia turunkan tampah yang disunggi ditaruh diatas meja dengan diam menunggu, bila tidak ada yang mendekat bawaanya maka akan diangkat disunggi lagi, dan pergi.....
Ninine berjalan kaki membawa jajanan sepanjang jalan, langkahmu pelan menggendong rinjing (bakul) dan menyunggi tampah isi jajanan hasil bumi semua serba rebus: kacang, ubi, singkong, pisang kapok, talas dan ubi2 yang lain. Harga kacang rebus Rp. 1.000,-; Ubi, Singkong, Pisang dan Talas rebus : Rp.750,-/potong
Trenyuh hatiku memandang setiap Ninine datang, dari Desa Wiradadi Kecamatan Sokaraja sampai didesaku, kurang lebih berjarak 10 km, pulang pergi 20 km setiap pagi hari tiada henti....hanya hujan pagi, acara keluarga dan tidak enak badan yang bisa menghentikan Ninine tetap berkeliling....
Pernah aku tanya "Bagaimana dengan anak-anaknya, Ni" Jawabe "anake inyong wis mentas kabeh uripe wis pada kepenak, inyong jane ya ora olih nggawani kaya kiye, lhaa anger ora kaya kiye aku mriang, paling-paling ora kepenak awak yaa ngaso" (anak-anaku semu sudah berkeluarga kehidupannya cukup, sebenarnya aku tidak boleh tapi kalau tidak seperti aku ini malah sakit, kalau begini paling2 tidak enak badan yaa istirahat).
Jadi kalau beberapa hari tidak kelihatan jangan tanya "Ninine mriang.." berbagai jawab tergantung kenapa tidak kelihatan "inyong ora mriang, mung ora kepenak awak bar ngaso sedela / wingi udan / ana putune teka / wingi kumpulan" (aku tidak sakit, cuma tidak enak badan habis istirahat sebentar / kemarin hujan / cucunya datang / acara keluarga)
Ninine membawa jajanan dan setiap jajanan tidak boleh melebihi dari harga yang ditentukan, misal beli kacang godog beli 3 bungkus harga 3 ribu rupiah, aku kasih uang 5 ribuan dan sambil bilang tidak usah kembali, sisanya buat ninine. Pasti dia akan sibuk membungkus ubi/pisang godog senilai sisa uang kembalian, dan ninine akan ngotot memberi ubi/pisang harus diterima, kalau tidak ninine akan mengembalikan kembaliannya, kalaupun Ninine mau terima, besoknya kalau beli lagi Ninine akan memberi lebih kalau tidak mau menerima akan marah, demikian juga dengan bawaan yang lainnya.
Ninine tak mau dikasihani,
Ninine tak mau menerima lebih,
Ninine tak pernah mengeluh sedikitpun,
Ninine hanya membawa bawaan hasil bumi,
Ninine tak mau dibilang jualan, jadi....
Ninine tak pernah menawarkan bawaanya,
Ninine hanya mengharapkan keiklasan orang mau membeli.
Trenyuh hatiku, tidak mau dipanggil embah, eyang (Jawa Halus) sebagai penghormatan orang muda ke orang lebih tua, tetap bersikukuh "undang nyong Ninine bae!, wong nyong wis tuwa" (panggil aku Ninine!, wong aku sudah tua), dengan kinang / sirih selalu menemani langkahnya.....teriring doaku.
Catatan: Ninine basa Jawa Kasar, tulisan dan poto seijin Ninine...
Doc: Poto pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H