Gelar akbar pemilihan capres telah berlalu, kini kita sedang mengikuti geliat penggodokan program kerja oleh tim transisi Jokowi yakni menggodok aneka misi dan visinya menjadi resep yang tepat sasaran guna meningkatkan kesejahteraan rakyat termasuk didalamnya memilih dan memilah para menterinya yang nantinya menginplementasikanya. Sedap tidak rasanya tergantung tangan chefnya.
Pun demikian alam Nusantara kita yang tercinta menyediakan beraneka ragam tumbuh-tumbuhan yang menyehatkan bagi tubuh penghuninya dan bahkan lebih dari pada itu bisa menjadikan bisnis yang menggiurkan, tentu memerlukan sentuhan seni olah kuliner pelakunya, yakni memadukan aneka ragam bumbu dapur menjadi beraneka cita rasa selera Nusantara yang berbeda-beda alias Bhineka Tunggal Eka Kuliner Nusantara.
Salah satu contoh kehebatan nenek moyang kita dalam mengeksplore kekayaan alam yakni menemukan daun kelor diolah menjadi suatu sajian yang tidak hanya mengenyangkan dan menyegarkan rasanya. Jebule alias ternyata mengandung kasiat dibutuhkan tubuh alias menyehatkan. Pikir... ketika itu belum ada teknologi yang bisa mengurai kasiat daun kelor.
[caption id="attachment_354929" align="aligncenter" width="423" caption="Pohon Kelor, Dok. Pribdi"][/caption]
[caption id="attachment_354932" align="aligncenter" width="427" caption="Daun Kelor, Dok. Pribadi"]
Sekarang kita tinggal cari di mbah google atau cari di kompasiana ada puluhan postingan tentang kasiat daun kelor atau disini dan akhirnya sudah berjalan enam bulan ini saya mengkonsumi dengan menyempatkan waktu limabelas menit, dua kali setiap Minggu masak sayur daun kelor dan kadar kolesterol turun hore...halaaah ngelantur
Mari kita sekarang mulai godog daun kelor, tentu dengan cara ala saya memakai ilmu menyesuaikan selera dan isi kantong. Jadi dibuat tidak memakai takaran porsi-porsian, saya lebih suka masak suka-suka kan buat konsumsi sendiri dan jadi tidak membosankan.
Pertama siapkan:
4 - 6 Â siung bawang merah
2 - 3Â siung bawang putih
1 siung kencur kira-kira dua ruas jari.