Hei! teriak-teriak! apa yang kau bela!
bagai...
kilat menyambar,
guntur menggelegar,
deru angin puting beliung.
Berbaris...
berbaju kebesaran
bendera berkibaran
kepalan memukul langit
kaki mengujam bumi
keringat bercucuran
teriak bergemuruh...
Rakyat miskin!
..................Rakyat miskin!
...............................Rakyat miskin!
Lalu....
kawatkawat berduri menghadang,
pentungan menghujam,
batubatu beterbangan,
bogeman melayang,
darah tergenang,
di pangkuan ibu pertiwi.
.......
Sedang...
disudut remang,
mall, hotel berbintang
terpakir mobil mewah,
melingkar di meja bundar,
berjas mewah
menenggak bir,
menghisap cerutu,
mengepulkan asap merah darah...
Rakyat miskin!
..................Rakyat miskin!
...............................Rakyat miskin!
Kini...
media bertinta darah
layar kaca berdarah,
di balik itu, pemilik
bercanda tawa, tersenyum
sembari minum darah
Rakyat miskin!
..................Rakyat miskin!
...............................Rakyat miskin!
Nun...
Di gedung bundar
terserak mobil mewah
dHewan dHewan terhormat
bertengkar, saling mencabik
mejakursi bergelimpangan
Lantas...
teriakteriak melengking
Rakyat miskin!
..................Rakyat miskin!
...............................Rakyat miskin!
Ibu pertiwi meradang
akhir bulan pasti,
dHewan-dHewan
makan daging merah...
Rakyat miskin!
..................Rakyat miskin!
...............................Rakyat miskin!
Aku muak!!!
rakyat miskin tak butuh teriakanmu!
Tutup mulutmu bau jiggong!
beri pekerjaan, modal, santunan!
Lalu...
beli tetesan keringat...
Rakyat miskin!
..................Rakyat miskin!
...............................Rakyat miskin!
menggeliat berkarya diam,
berjuang sampai titik keringat penghabisan!
.....
Purwokerto, 23 November 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H