Mohon tunggu...
Singgih Swasono
Singgih Swasono Mohon Tunggu... wiraswasta -

saya usaha di bidang Kuliner, dan pendiri sanggar Seni Kriya 3D Banyumas 'SEKAR'. 08562616989 - 089673740109 satejamur@yahoo.com - indrisekar@gmail.com https://twitter.com/aaltaer7

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mentari di Atas Masjid SPN Purwokerto

24 Desember 2014   04:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:35 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bermula dari tiga bulan yang lalu ketika sedang mencari partner 'gerilya' origami 3 dimensi dari kertas bekas ke sekolah-sekolah dasar disekitar kota Purwokerto. Saya bertamu ke tetangga satu RW, Pak Sulkan, Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Purwokerto (STAIN) dari beliau diperkenalkan dua mahasisnya, yakni Mas Wisnu dan Somad. Dari obrolan, mereka tinggal di Masjid Baitut ta'lim SPN Purwokerto, Jalan Letjen Polisi Soemarto dan lebih dikenal Masjid SPN.

Awalnya tidak percaya masa Masjid jadi tempat kos-kosan? Namun setelah menyambangi, saya kaget masih ada enam teman mahasiswa tinggal bersama dalam dua kamar cukup luas. Saya pun diperkenalkan dengan mereka, usut punya usut ternyata mereka diminta oleh Briptu Muslim, Takmir Masjid SPN. Mereka menempati kamar samping kanan, gratis. Namun dengan kesadaran sendiri bergiliran jadi Muazin, merawat kebersihan lingkungan masjid dan bila ada acara-acara pengajian jadi seksi sibuk.

[caption id="attachment_385369" align="alignnone" width="640" caption="Kegiatan Penghuni Masjid di Setiap Malam Jum"]

14193331811404068964
14193331811404068964
[/caption]

Dan mereka menyambut antusias ajakan saya belajar berkreatifitas kertas bekas sampai mahir, dan diwaktu tidak ada kuliah ikut terjun 'bergerilya' bebagi kreatifitas ke SD-SD di wilayah Purwokerto Barat. Lebih dari itu, kini Masjid SPN menjadi cabang Sanggar Hasta Karya 3 dimensi.

Walau tempat tinggal saya jaraknya jauh dari masjid SPN, komunikasi tidak jadi hambatan. Kami mengandalkan alat komuniksi yang bersahabat buat SMS-an, dan delapan penghuni termasuk saya memakai IM3, lancarlah komunikasi kami. Walau saya lihat gadget-gadget mereka lumayan double kartu. Satu kartu buat akses internet, seperti browsing materi/bahan kuliah, sosial media, hiburan dan akses jaringan perguruan tingginya. Namun mereka berlangganan internet secara individu, baik paket bulanan, mingguan, pun harian tergantung kebutuhan dan harga paket provider yang sesuai kantong mahasiswa.

Purwokerto 23 Desember 2014, selepas Dzuhur saya tiba di masjid SPN, para penghuni sedang santai duduk  di serambi masjid. Saya pun ikut nimbrung ngobrol dan membahas tentang rencana kegiatan hasta karya 3 dimensi  tanggal 27 Desember 2014 di Andang Pangrenan. Lalu saya menyinggung tentang pemberdayaan masjid, mereka pun menanggapi beragam. Namun, ada satu pendapat yang menarik saya dari salah satu penghuninya yakni Gus Mawahibussomad, menuturkan "Masjid kini tidak sekedar tempat ibadah, lihat sejarah panjang masjid punya peran yang tidak kecil dalam pembangunan peradaban Islam masa lalu. Ketika di jaman Rasullah dan para sahabat menempatkan masjid menjadi salah satu pusat belajar dan pembelajaran. Apalagi kini, secara aspek fisik bentuk peradaban sangat dipengaruhi perkembangan dan kemajuan teknologi, khususnya teknologi telekomunikasi, komputer, informasi dan material baru. Apalagi hari gini, jaman perkelimpahan pengetahuan, melimpahnya berbagai informasi pengetahuan yang dapat diakses gratis, lebih dari itu kini tersaji open course ware yakni materi perkuliahan yang amat lengkap, demo animasi/simulasi fonomena terkait materi ajar, berikut contoh, solusi soal-soal dapat di akses melalui internet secara gratis, kreatifitas ini pun bisa jadi bisnis online" tuturnya sambil memegang bentuk mobil-mobilan tamiya hasil karyanya. saya pun menanggapi "Bagaimana bila di masjid ini dipasangi wifi gratis dari Indosat selama satu tahun?" semua mata memandang saya heran dan kompak "Ada Pak?Gratis satu tahun! Tentu kami senang sekali", jawab saya singkat "Ini baca?" sambil mengangsurkan hp, satu persatu membaca pengumuman lomba Mentari bersama Kompasiana,  mengampanyekan gerakan Share Your Dreams di Kompasiana,  iwantitnow.

Lagi-lagi mata mereka memandang saya dan kompak mendorong supaya ikut menulis. Imbuh Gus Somad "Pak setiap hari bada Dzuhur, Azhar dan Jum'at, masjid ini sering jadi ajang diskusi mahasiswa STIMIK, STAIN dan Unsoed, apalagi nanti dipasangi wifi tentu masjid akan semakin hidup dan kami akan buka lapak online jualan origami ini" imbuhnya sambil mengangkat karyanya, Dan saya pun menyanggupinya. Tentu, saya meminta mereka ikut bergabung pula di Kompasiana dan menulis sesuai kesenangannya, bebas tinggal pilih kanalnya.

14193393861646214630
14193393861646214630

1419339488213748678
1419339488213748678

Ketika sedang asyik ngobrol terlihat pemuda/di berdatangan dan menempati beranda sebelah Selatan, menurut Mas Wisnu mereka adik-adik kelasnya dari STAIN. Tak salah, melihat posisi masjid tepat di depan Sekolah Polisi Negara (SPN) disebelah selatan kurang lebih 100 m, kampus STIMIKOM, ke Selatan lagi, kurang lebih 500 km, kampus STAIN Purwokerto. Masjidnya luas terbuka dan tempat parkirnya teduh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun