Mohon tunggu...
Sastyo Aji Darmawan
Sastyo Aji Darmawan Mohon Tunggu... Lainnya - Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; Penyuluh Antikorupsi

Menulis supaya gak lupa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Adab Kepada Rasulullah SAW

14 Oktober 2024   08:43 Diperbarui: 14 Oktober 2024   09:00 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap muslim yang beriman wajib memiliki adab/etika kepada Rasulullah SAW. Etika tersebut diterapkan bukan hanya bagi para sahabat yang hidup sezaman dengan Rasulullah SAW. Akan tetapi berlaku juga bagi semua muslim terhadap ajaran dan sunnah yang beliau wariskan. 

Al-Quran telah menjelaskan tentang bentuk-bentuk etika tersebut.

Pertama. Para sahabat dilarang mendahului semua hal yang berkait erat dengan Allah dan Rasulullah SAW, seperti: jangan berjalan mendahului Rasul, jangan bicara memotong pembicaraan Rasul, jangan makan mendahului Rasul , dan jangan mendahulukan akal ketimbang sunnah Rasul. Larangan tersebut dimuat dalam Surat Al-Hujurat ayat pertama.

Bentuk perilaku yang mendahulukan akal daripada sunnah Rasul, misalnya: mencuci bekas liur anjing di bagian tubuh hanya dengan air dengan sabun, padahal Rasul telah memerintahkan untuk menggosoknya dengan pasir terlebih dahulu. 

Ketentuan rasul adalah ketentuan Allah. Tidaklah beliau berbicara kecuali dibimbing oleh Allah. Meskipun akal kita tidak mamou memahami perintah Rasulullah SAW, sebagai orang yang beriman kita tetap wajib mematuhinya.

Kedua. Jangan meninggikan suara di atas suara Nabi atau jangan mengeraskan suara ketika berbicara kepada Nabi seperti saat berbicara dengan orang lain. Larangan ini ada dalam surat Al-Hujurat ayat kedua.

Larangan ini juga dapat ditafsirkan bahwa opini kita tidak boleh lebih tinggi dari pada hadist Rasul. Kita tidak boleh mengoreksi apapun yang sudah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Ketiga. Menahan ucapan di hadapan Rasul. Sikap ini juga berlaku ketika kita sedang mengkaji Al-Quran dan Sunnah. Perintah ini termaktub dalam surat Al-Hujurat ayat ketiga.

Keempat. Surat Al-Hujurat ayat keempat dan kelima memandu adab orang beriman ketika bertamu ke rumah orang lain. Kita dilarang memanggil seseorang dengan cara berteriak, atau orang yang kita panggil tidak ada di hadapan kita. 

Kelima. Jangan memanggil Rasul seperti memanggil sesama. Panggillah Rasul dengan sebutan yang mulia, yaitu yaa Rasululllah atau yaa Nabiullah. Larangan ini terdapat dalam surat Annur ayat 63.

Keenam. Surat Annur ayat 62 memuat larangan untuk pergi sebelum meminta izin ketika sedang bersama dengan Rasul. Jika tidak diizinkan, maka tidak boleh pergi. Rasul memberi izin sesuai yang beliau kehendaki. Rasul tahu siapa yang benar-benar butuh izin. Rasul tahu kondisi semua umatnya.

Etika ini pun berlaku juga saat mengkaji Al-Quran dan Sunnah. Dimanapun kita berada, jika Al-Quran dan Hadist sedang dibacakan, maka jagalah adab.

Apabila kepada pejabat dan pemimpin kita harus menjaga etika, seharusnya kepada Rasul pun kita berperilaku sama. Sebab, beliaulah yang akan menyelamatkan kita di akhirat melalui syafaatnya.

Bahkan, Allah SWT sangat menghormati Rasulullah SAW. Allah SWT bersholawat kepada Nabi bukan sebagai ibadah atau doa-seperti yang malaikat dsn manusia lakukan, namun sebagai rahmat Allah kepada Rasul-Nya. 

Oleh karena itu, apapun pesan yang Rasulullah SAW, jangan direndahkan dengan menggunakan akal kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun