Dalam banyak kesibukan seorang ibu bertanya dalam hatinya, "Sampai kapan penderitaan ini akan berakhir?"Â
Dia seorang ibu rumah tangga. Suaminya bekerja sebagai sales barang. Anak pertama telah menamatkan studinya di universitas ternama di Yogyakarta. Anak kedua dan ketiga sedang mengenyam pendidikan di sekolah menengah atas dan sekolah menengah pertama.
Sebelum menikah dia memiliki harapan agar bisa santai mengurus kehidupan rumah tangganya. Dia menikah setelah menamatkan kuliah S1-nya di Jakarta. Namun, kesibukan rumah tangga membuat dia tak bisa bekerja. Hal ini karena sang suami bisa membiayai seluruh kebutuhan keluarga.
 ***
Pada suatu ketika sang ibu dikagetkan oleh sebuah berita. Anak pertamanya meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Kejadian itu berawal dari masalah percintaan. Kekasihnya meninggalkan dia tanpa sebab. Karena dibutakan oleh cinta, anaknya meminjam motor sahabat lain dengan alasan mengambil bahan foto copy.Â
Dia tak mampu menanggung penderitaan yang ada. Ketika sebuah ekspedisi melaju dari arah yang berlawanan, dia menabrakan diri. Kejadian  itu sangat tragis. Anaknya meninggal di tempat kecelakaan. Seluruh tubuhnya hancur. Semua orang yang menyaksikan kejadian itu tidak mampu mendekat.Â
Telepon rumah berbunyi. Nomor polisi terus memanggil. Sang ibu sibuk mengurus makan malam. Saat hendak mengambil piring, tak sengaja tangannya menyentuh gelas di atas meja. Seketika itu juga gelas jatuh dan pecah.Â
Telepon terus berdering. Sang ibu meninggalkan kesibukan di dapur dan menyempatkan diri untuk menerima telepon.
Ibu merasa terpukul saat mendengar anaknya di rumah sakit. Dia segera meninggalkan semua pekerjaan demi anaknya. Air mata keibuannya terus mengalir. Dia mulai menghakimi diri sendiri. Sang ibu merasa tak layak menjadi ibu yang melahirkannya.
Penderitaan saat melahirkan anak pertama tidak sebanding dengan peristiwa duka yang menyelubungi semua keluarga.Â
Ibu bergegas menuju rumah sakit. Ketika menatap wajah anaknya dia merasa kuat. Hal ini karena wajah putrinya telah hancur. Dalam hati dia sempat melayangkan syukur kepada Tuhan karena dia bukan anaknya.Â
Isak tangis pecah saat dia melihat gelang salib di tangan kirinya. Inilah salib kenangan yang diberikan oleh seseorang untuknya. Dia yang memberi berharap agar kekasihnya mampu mengandalkan Tuhan ketika bergumul dalam persoalan hidup.Â
Sebesar apa pun masalah yang dihadapi pasti ada jalan keluar. Inilah bukti bahwa orang beriman tidak berjalan sendiri. Tuhan menjadi Penolong yang setia.
 ***
Selepas peristiwa kematian itu, sang ibu mulai menyiksa diri. Hatinya tercabik penyesalan. Perbuatan anaknya menjadi beban dosa bagi ibu. Dia tidak lagi menunjukkan kebahagian kepada orang lain.Â
Putri pertama telah mematikan semangat hidupnya. Dia mulai stres dan tidak memiliki gairah hidup.Â
Suatu ketika sang kekasih pemberi kalung datang ke rumahnya. Dia telah menyediakan satu kejutan besar untuk kekasihnya. Saat menginjakkan kaki di halaman rumah, tatapan haru pads foto di nisan baru membuatnya roboh. Dia tak percaya kekasihnya pergi secepat itu. Air mata membasahi nisan kekasihnya.Â
Lelaki itu mengambil kalung salib Yesus dan Maria. Dia berharap mengalungkannya saat kembali. Kini dia meletakkan kalung itu persis di perut kekasihnya. Harapan untuk hidup bersama kini telah hilang karena peristiwa hati.
Gadis malang itu menyusahkan banyak orang termasuk keluarga dan mereka yang mencintainya. Dia meninggal dengan cara yang tidak wajar. Persoalan kecil yang dibuatnya menjadi pukulan bertubi-tubi untuk keluarga.Â
Ibunya selalu menangis saat hati sudah tak bisa menahan sakit. Di kamar sang putri dia merebahkan diri. Ada harap mereka akan bertemu. Sang ibu selalu terlelap saat meletakkan kepala di kamar anaknya karena saat itu sang anak tengah merindukannya.Â
Doanya sang ibu menjadi jalan untuk melihat rencana Tuhan. Kerinduan pada putri pertama menjadi kekuatan baginya untuk mencintai keluarga dalam situasi dan kondisi apapun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H