Rajekwesi
mengirama gendhing
gendhing tayub
pintas jalan
 memutar roda
 berarah laut
 singgahan
 jati-jati menanam rindu
 sisa-sisa zaman.
roda
 roda mengejar buih
 ombak sepanjang deandles
 memanen penderitaan pribumi.
Pati
 mesin
 tanpa asap
 loket, sederet kedai
 jajakan haus dan lapar
 penghisap
 gantikan kenalpot
 gadis jengki melintas
 lelehkan mata
 mata lelah.
lelap tanpa kata
 Jakarta mengeja nama
 nama
 Serang memanen padi
 seruni turunkan kaki
 nyiur hijau melambai
 lantunkan syair
 syair derita kata
 bait-bait membaja
 luluh
 terucap
 "katuran rawuh"
 ing kota Cilegon.
Cilegon PPAT, 22102014
![Sumber: sastra-bojonegoro](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/02/10/tifa-nusantara-3-589d3cf38d7e613d1a2be7d8.jpg?t=o&v=770)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI