secangkir kopi
dari didih rebus malammu
mengental manis pahitnyarindu
kepul panas beraroma
membias nadi menyulamberahi
paras mengiling pada lepekÂ
dekap menyeruput hangat.
 derap langkah berlarian
seperti hujan mencinta musimnya
tiada sekat memisahkan
tiada celah tanpa teraliri
bukit, lembah hingga kaki basah.
 sereda hujan
berserakan daun hijau jatuh meluka tanah
kering daun mengalir seirama air
tak tik tok, tak tik tok
aroma ampo
menyudahi tarian hujan.
 Sastrowidjojo, 30112016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!