Mohon tunggu...
Sastrawan Batangan
Sastrawan Batangan Mohon Tunggu... -

Sastrawan Batangan, yang lahir di Surabaya, pernah mukim di Surabaya, Malang, Bogor, Jakarta, Depok dan Cibinong. Hobi waktu senggangnya antara lain adalah membaca berbagai tulisan tentang kehidupan serta menulis puisi, artikel dan cerita berbasis makna hidup dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Percuma Saja Berharap Presiden Tegas

3 November 2016   06:38 Diperbarui: 3 November 2016   06:55 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Percuma saja aku dan  kau harapkan 

presiden siapapun orangnya akan bersikap tegas

Wong mereka  akan mandul kalau DPR galak

Apalagi

kalau syarat kepentingan politik parsial jangka pendek,

apalagi

kalau Mahkamah Konstitusi  

tidak jelas  memberikan putusannya.

Dan apakah ini yang dulu kau harapkan 

saat kau lakukan reformasi  lalu kau bikin konstitusi baru?

Percuma saja aku dan kau harapkan

DPR bisa menjadikan sekian banyak UU-nya akan  tereksekusi

UU diknas keq, UU hukum keq,

UU-kesejahteraan rakyat miskin keq, UU bisnis keq, 

atau uu lainnya keq

Wong UU dan peraturan turunannya akan pejal

kalau rakyat kalap dilahap emosi  massal

Apalagi kalau para penyusun

dan pelaksananya tidak konsisten 

karena misi kepentingan golongannya ….

Dan apakah ini pernah kau ramalkan

ketika  dulu kau paksa Harmoko

mengundurkan Soeharto?

Percuma saja aku dan kau  inginkan

lembaga lembaga di negaramu  

bisa menjalankan tugasnya

Departemen keq, lembaga tinggi Negara keq,

BUMN keq,  lembaga di daerah keq

Wong sumpah jabatan

seringkali lunglai dimabuk  sodokan  rupiah

Apalagi

kalau hamba-hamba hukumnya

juga doyan mengudap  amplop

Dan apakah ini pernah kau mimpikan

saat kau dulu naiki atap gedung  parlemen  

mengibarkan kemenangan rakyat atas rezim orba? 

Percuma saja aku dan kau inginkan

bangsamu menjadi bangsa besar yang mandiri

Besar dan mandiri di teknologi keq,

besar dan mandiri di pertanian keq,

atau yang lainnya keq

Wong modalnya hanya debat dan omongan,

Apalagi  konsepnya tidak pernah utuh,

komprehensif dan berkelanjutan

Dan apakah ini dulu pernah kau bayangkan

ketika kau mulai belajar sejarah tanah airmu?

Percuma saja tidak akan percuma saja

di negeri yang  asri, elok indah ini,

kalau kamu dan aku mau tertib bicara

kalau kamu dan aku mau tertib aturan

kalau kamu dan aku mau tertib demokrasi,

dari sejak level RT, RW sampai ke level lebih tinggi lagi,

kalau kamu dan aku

tidak memaksakan kehendak,

namun

mau saling nasehat-menasehati,

mau selalu sabar mendengarkan perkataan 

lalu memilih yang terbaik di antaranya

Sastrawan Batangan,

Diilihami Sarasehan Anak Negeri, Metro TV 14-6-2012/3-11-2016

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun