Balarama menutup puisinya dengan satu kalimat terakhir yang penuh kepasrahan. "Jika cinta ini adalah takdirku, maka biarkan aku jatuh dalam patah hati yang sempurna. Biarkan aku belajar mencintaimu dari jauh, tanpa berharap kau akan kembali."
Senja telah hilang, dan malam datang membawa kegelapan. Di bawah langit yang sama namun di tempat yang berbeda, Balarama dan Asmara merenungi nasib mereka masing-masing, mencoba memahami cinta yang telah memisahkan mereka. Di dalam hati, mereka berdua tahu bahwa perjalanan mereka belum usai, tapi untuk saat ini, hanya kesunyian yang menjadi teman mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H