Bulan Satu Suro adalah salah satu tradisi yang sangat di hormati di Indonesia, khususnya bagi orang Jawa. Bulan suro yang jatuh pada bulan Muharram ini dianggap memiliki makna spiritual yang dalam, di mana masyarakat melakukan berbagai ritual untuk membersihkan diri dan juga benda-benda pusaka seperti keris dan tombak yang biasa di sebut jamasan, lantas apa itu jamasan?
*Jamasan
Jamasan adalah sebuah ritual atau tatacara untuk merawat benda-benda peninggalan nenek moyang atau pusaka, jamasan sendiri memiliki arti memandikan atau membersihkan dari berbagai macam kotoran dan juga karat pada sebilah pusaka. Jadi, jamasan adalah proses pembersihan pusaka dari karat yang dapat merusak dan mengkikis bilah pusaka.
Dalam melakukan jamasan atau membersihkan pusaka ada beberapa hal yang perku di siapkan yaitu,
1. Air bersih
Gunakan air bersih untuk memandikan atau mencuci pusaka, lebih baik gunakan air yang mengalir.
2. Air Kelapa
Gunakan air kelapa untuk merendam pusaka agar membantu mengangkat dan melunturkan karat pada pusaka.
3. Sikat halus
Gunakan sikat halus agar tidak merusak bilah seperti sikat gigi untuk membersihkan bilah pusaka dari karat.
4. Jeruk Nipis
Gunakan jeruk nipis untuk membantu menghilangkan dan mengangkat karat pada bilah pusaka
5. Sabun Colek
Gunakan sabun colek untuk membersihkan sisa air jeruk pada bilah pusaka.
6. Air warangan
Air warangan di gunakan untuk memunculkan pamor pada bilah pusaka.
6. Kain lap halus
Siapkan kain lap bersih yang halus untuk membantu mengeringkan air pada bilah pusaka.
7. Minyak Pusaka
Gunakan minyak pusaka yang non alkohol pada bilah pusaka secara merata.
*Langkah selanjunya:
Setelah semua bahan sudah di persiapkan selanjutnya memasuki tahap penjamasan atau pembersihan bilah pusaka.
1.Rendam pusaka secara menyeluruh menggunakan air kelapa, pada tahap ini durasi perendaman tergantung kondisi karat pada bilah pusaka, antara satu sampai tiga hari.
2.Setelah direndam air kelapa, tahap selanjutnya adalah menyikat perlahan bilah pusaka menggunakan perasan air jeruk nipis yang sudah di campur dengan sabun colek. Lakukan tahap ini berulang sampai di rasa benar benar bersih.
3. Setelah pusaka sudah bersih dengan melihat cirinya yaitu bewarna silver mengkilat selanjutnya, bersihkan bilah pusaka menggunakan air bersih agar sisa sabun dan air jeruk benar-benar hilang.
4.tahap selanjutnya yaitu pengeringan dengan menggunakan kain lap halus, pada tahap ini harus di lakukan dengan cepat dan tepat agar bilah pusaka tidak berubah warna lagi menjadi kuning.
5. Jemur pusaka pada terik matari agar sisa air pada bilah pusaka benar-benar hilang.
6. Celupkan pusaka kewadah berisi air warangan yang sudah di siapkan, pada tahap ini di lakukan dengan cara mencelupkan berulang sampai pamor pada bilah pusaka keluar.
7. Selanjutkan masuk ke proses pengeringan lagi hingga benar-benar kering.
8. Tahap terakhir yaitu pengolesan minyak non alkohol secara menyeluruh untuk menjaga bilah pusaka dari karat.
Dengan demikian, jamasan adalah proses penting dalam merawat pusaka, tidak hanya secara fisik tetapi juga secara spiritual, untuk memastikan kelestarian benda-benda bersejarah nenek moyang. Melalui ritual ini, masyarakat Indonesia tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga menghormati nilai-nilai yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H