Di SMA, metode pengajaran yang diterapkan oleh guru-guru lebih berfokus pada diskusi dan presentasi. Setiap siswa diberikan tugas untuk membuat makalah atau proyek penelitian yang harus dipresentasikan di depan kelas. Melalui tugas ini, kami belajar untuk menyusun ide-ide kami secara sistematis, mengembangkan argumen yang kuat, dan menyampaikan presentasi yang menarik dan informatif. Proses ini tidak hanya melatih kemampuan berpikir kritis dan analitis kami, tetapi juga mengasah keterampilan komunikasi dan presentasi kami.
Selain itu, suasana belajar di SMA sangat dinamis dan interaktif. Kami didorong untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi kelas, bertukar ide dan pendapat dengan teman-teman sekelas, dan belajar dari sudut pandang yang berbeda. Guru-guru kami berperan sebagai fasilitator yang membantu kami dalam proses belajar, memberikan bimbingan dan umpan balik yang konstruktif untuk membantu kami meningkatkan kualitas kerja dan pemahaman kami.Â
Pengalaman ini mengajarkan saya untuk bertanggung jawab atas proses belajar saya sendiri, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, serta membangun rasa percaya diri yang kuat dalam menghadapi tantangan akademik dan non-akademik.
Pengalaman belajar di SMA juga memberikan saya kesempatan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional saya. Melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi siswa, saya belajar untuk bekerja dalam tim, memimpin proyek, dan berinteraksi dengan berbagai macam orang.Â
Semua pengalaman ini membekali saya dengan keterampilan dan pengetahuan yang saya butuhkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan menghadapi dunia kerja yang semakin kompleks dan kompetitif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H