Mohon tunggu...
Nusantara Pustaka
Nusantara Pustaka Mohon Tunggu... Penulis - Ilmu iman dan mandiri

LALU FERDI ALAMSYAH

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Isu-isu Pendidikan: Diskursus Ketimpangan Pendidikan

7 Agustus 2024   22:55 Diperbarui: 7 Agustus 2024   22:57 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

              Menjadi awalan dalam sebuah artikel ini membahas isu-isu pendidikan dengan mengambil diskursus Ketimpangan pendidikan.

 hal ini di singung lasung oleh Hanif (2014) yang mengatkan institusi sekolah dalam pendidikan, asalkan pendidikan di lakukan

 dengan cara yang keritis,emansipatoris, dan tidak mendoktrinasi. Dan pendapat lain, yang di ungkap lasung oleh Ivan Illich,

 mengatakan bahwa institusi pendidikan, terutama sekolah, telah menjadi salah satu lembaga yang diakui secara resmi mendidik

 anak-anak yang menjadikan alat alternatif. Dapat ditafsirkan bahwa segala bentuk untuk memberikan kcerdasan anak bangsa

 memberikan upaya fasilitas institusi menjadi wadah perkembangan Sumber Daya Manusia sebagai investasi bangsa.[1]

              Ketimpangn pendidikan di indonesia merupakan salah satu problamatika, yang tidak ada habisnya di diskusikan, baik oleh

 pihak pemerintah para aktivis dan bahkan politikus  memperhatikan masalah ini. Ada sebuah data yang menjadi acuan yang di teliti

 oleh (Shoholikhah dkk) di wilayah provinsi bagian timur, tercatat bahwa banyak provinsi di wilayah bagian timur, memiliki

 permaslahan ketimpangan pendidikan yang terjadi. Hal ini tercatat banyaknya seorang anak dari umur 15 tahun tidak mendapakan

 fasilitas pendidikan.

            Dalam hal ini dapat di rangka, dalam populasi keterhambatan wilayah bagian Timur dan bahkan bukan hanya saja wilayah

 tersebut, tetapi keseluruhan yang merata. memang menjadi tugas terpenting untuk terus melakukan perhatian penuh, terhadap

 perogram pendidikan. Supaya dapat memadai, sehingga dapat melahirkan generasi-generasi yang unggul.[2]

 

  • Peran lembaga institusi sekolah dalam membangun karakter pelajar

            Seacara peran institusi sekolah dalam karakter pelajar sangatlah penting, karena pendidikan merupakan proses pembentukan pe

ngembang nilai-nilai, sikap moralitas, etika, dan kepribadian yang baik pada individu Tasoraya et al (2023). Dalam hal ini, jikalau

 pendidikan yang terus menerus berkembang, dan  tidak menjadi sorotan terpenting dalam membangun generasi, maka sebuah

 moralitas dan kecerdasan anak bangsa tidak dapat terbangun dan tidak dapat berkembang.[3]

  •  Memperhatikan Gaji guru dan Fasilitas pelajar

            Keluhan demi keluhan selalu membuming di kalangan gaji guru honorer, hal ini juga dapat menjadi keterhambatan dalam

 mendidik anak bangsa, sehingga populasi bonus Demokrafi tidak dapat terjangkau oleh Sumbar daya Mnausia yan tersedia,  sehingga

 generasi bangsa juga tidak berkualitas karena keterhambatan dari sebuah fenomena ini. Banyak sekali serjana muda yang lulus

 Fakultas pendidikan  di perkampungan, lebih banyak memilih menjadi seorang petani dan membuka bisnis, hal ini terjadi

 dikarenakan dua profesi tersebut lebih mengutungkan dari pada menjadi seorang guru.

           Bukan bukan hanya seorang guru mejadi penyebab perkembangan kecerdasan generasi menjadi terhambat, Fasilitas yang

 menjadi bantuan dorongan semangat pelajar dan fasilitas yang memberi pelatihan untuk menggali skil, jikalau hal ini tidak diberi

  dukung juga, maka bukan hanya berdapak pada dunia pendidikan saja, tetapi berdampak juga atas kemajuan pelajar itu sendiri

 bahkan akan berdampak juga atas kemajuan bangsa yang berkelanjutan.

 

            Maka untuk itu, memfasilitasi Sumber daya Mnausia pada kalangan pelajar, merupakan suatu investasi keberlanjutan. hal ini

 pula para pihak pemeintah, para organisatoris dan politikus sangat diwajibkan untuk terus membuat suatu program yang terfok

us pada pendidikan, lebih di upayakan dan diusakan untuk diperhatikan penuh.

Refrensi :

1.  Dwi Septiwiharti  Filsafat Pendidikan: Memahami Pendidikan dari Socrates sampai Fuad Hassan (Prenada Media, 2024). Hal 115

2.  Mahasiswa Sosiologi, Ketimpangan Dalam Pembangunan: Bunga Rampai Realitas Sosial atas Ketimpangan Pembangunan di Indonesia (Media Nusa Creative (MNC Publishing), 2021), hal  70

3.  Hamidah  PENDIDIKAN KARAKTER (Cendikia Mulia Mandiri, 2023), hal 1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun