Mohon tunggu...
Rochani Sastra Adiguna
Rochani Sastra Adiguna Mohon Tunggu... wiraswasta -

sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Awan Hitam di Atas Pajang [1]

21 Oktober 2013   12:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:14 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Baruklinting tidak berani untuk membantah.

“Aku... merasa terhormat sekali... tetapi, pantaskah aku menjadi adik angkatmu, kakang Gendra Kumara...?” katanya gagap.

“Pantas…? Pangeran Gendra Kumara merangkulnya dan tertawa, setelah  mendengar pernyataan Baruklinting.

“Ha-ha, kau adalah seorang pendekar sakti dari Alas Ketangga, mempunyai adik seperti kau merupakan kebanggaan bagiku, Baruklinting! Mari, Tumenggung Gunawikara telah mempersiapkan segala peralatan upacara  itu di taman…”

Dan benar saja, ketika keduanya memasuki taman, di situ telah diatur sebuah meja untuk upacara yang lengkap dan meriah. Baruklinting merasa kikuk sekali. Apalagi karena Tumenggung Gunawikara sendiri, dan nyonya ada di situ terdapat pula seorang dara cantik yang berpakaian indah, bersama dengan lima gadis lain yang berpakaian sebagai pelayan  tetapi  kesemuanya cantik, melayani mereka berdua dengan penuh hormat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun