Penyerbuan Pajang ke Jipang Panolan dipimpin oleh ki Panjawi, tetapi dari pihak Jipang kendali dipegang langsung oleh Arya Penangsang, Pasukan Pajang dipukul mundur.
Danang Sutawijaya
Korban yang di derita oleh Pajang meski tidak parah, namun membuat kekhawatiran keberadaan Kasultanan Pajang. Kemudian Sultan Hadiwijaya mengumumkan sayembara, barang siapa bisa numpes kraman Adipati Jipang Panolan Arya Penangsang, maka akan mendapatkan hadiah bumi perdikan Mentaok dan Pati Pasantenan.
Sayembara ini dapat diikuti oleh segenap rakyat Pajang termasuk keluarga dan sentanadalem. Pamanahan dan Penjawi meskipun sebagai warangkadalem kasultanan Pajang mengikuti sayembara ini atas desakan Ki Juru Martani (kakak ipar Pamanahan).
Putra Ki Pamanahan yang juga anak angkat Sultan Hadiwijaya, bernama Danang Sutawijaya ikut serta dalam sayembara ini.
Karena Sultan Hadiwijaya tidak tega ketika melihat putra angkatnya turut dalam melaksanakan tugas tersebut, sehingga memberikan bantuan pasukan Pajang untuk melindungi Sutawijaya. Perang antara pasukan Ki Pamanahan dan Arya Penangsang terjadi di dekat Bengawan Sore.
Berkat siasat cerdik yang disusun Ki Juru Martani, Arya Penangsang tewas di tangan Sutawijaya, kena tusukan tombak kyai Plered . Sayembara menumpas Arya Penangsang (1549 M) merupakan pengalaman perang pertama bagi Sutawijaya.
Siasat Juru Mertani
Ki Juru Martani kemudian memanggil Pamanahan dan Panjawi, bahwa dalam menyampaikan laporan kepada Sultan Hadiwijaya, bukan Danang Sutawijaya yang membunuh Arya Penangsang, melainkan Pamanahan dan Panjawi. Meski pada awalnya kedua orang itu menolak cara yang digunakan oleh Juru Martani, tetapi setelah dijelaskan alasannya , maka keduanya hanya mengangguk-anggukan kepalanya, dan menyerahkan segalanya pada Juru Martani.
Setelah suasana menjadi tenteram, pada acara pisowanan agung di bale manguntur kasultanan Pajang, Sultan Hadiwijaya menobatkan dua pahlawan Pajang yakni Pamanahan dan Panjawi menjadi panglima militer kasultanan Pajang. Untuk selanjutnya, hadiah yang dijanjikan yaitu Pati Pasantenan diberikan kepada Panjawi untuk mengelolanya.
Sedangkan Pamanahan diberi sebuah bumi Perdikan berupa hutan belantara di wilayah Mentaok yang kelak kemudian menjadi sebuah kerajaan besar di Nusantara.
Sindoro Sumbing, 03 Juni 2010
Sumber : Babad Demak IIÂ oleh : GPH Buminoto (1937)
create : ki Sastra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H