Di salah satu stasiun teve menyelenggarakan acara pilih jodoh (calon suami/isteri) yang dipandu oleh Choky Sitohang , peserta terdiri dari berbagai kalangan dan status, pria pilih wanita, demikian pula wanita pilih pria. Jadi sudah tidak ada lagi hal yang ditabukan, tidak perlu lagi orang tua mencarikan jodoh untuk anakanak-nya.
Pada zaman dahulu orang tua dalam mencarikan jodoh buat anak perempuanya, dengan sebuah sayembara, terutama para Raja. Yang menjadi kriteria sang calon itu diterima apabila para peserta itu mampu menang dalam mengadu kesaktian. Siapa pun orangnya , yang mampu mengungguli kemampuan pengujinya, maka ia lulus dan lolos. Pengujian dilakukan secara terbuka, transparan dan disaksikan oleh semua pihak, tidak ada patgulipat maupun kongkalikong.
Syahdan di negeri Kasyi yang diperintah oleh Prabu Darmamuka, hari itu sedang berlangsung sayembara pilih jodoh, untuk perebutkan tiga putri Kerajaan Kasyi, yakni; Dewi Amba, Dewi Ambika dan Dewi Ambalika. Dalam sayembara tersebut dibuat sebuah perjanjian, siapapun yang dapat mengalahkan kedua raksasa tersebut maka sang pemenang menjadi suami ketiga putri Amba, Ambika dan Ambalika.
Sebagai tim pengujinya adalah dua raksasa yang sakti mandraguna , bernama Wahmuka dan Arimuka.
Para peserta sayembara dari beberapa negara, maupun para ksatria dan brahmana tidak ada yang mampu mengalahkan keduanya.
Raden Dewabrata, dalam pengembaraannya setelah berguru pada Resi Ramabhargawa, kebetulan melewati negeri Kasyi, dan cobacoba ikut sayembara, sekaligus untuk menjajal kesaktiannya. Dan ternyata, ia menjadi pemenang setelah berhasil mengalahkan kedua penguji Wahmuka dan Arimuka.
Setelah usai upacara pernikahan, ketiga putri tersebut di boyong ke kerajaan Hastina. Prabu Santanu terkejut ketika Dewabrata membawa ketiga putri boyongan. Setelah menjelaskan panjang lebar, pada Prabu Santanu maka Ambika dan Ambalika diberikan pada kedua adik tirinya, meskipun kedua putri tersebut tidak mau, karena melanggar perjanjian dalam sayembara pilih jodoh di kerajaan Kasyi.
Raden Dewabrata , teringat akan janji dan sumpahnya pada ibu tirinya, maka ia pamit untuk pergi mengembara, namun dewi Amba dan kedua adiknya mengikuti terus. Kemudian di tengah perjalanan berhenti, dan memberi penjelasan pada ketiga putri aga tidak mengikutinya, karena akan melakukan perjalanan jauh.
Kedua putri yang telah disepakati menjadi isteri adik tirinya yakni Citranggada dan Wicitrawirya, keduanya mau pulang ke kerajaan. Namun Dewi Amba tidak mau, tetap harus mengikuti kemana pun Dewabrata pergi. Sikap dewi Amba, yang semakin lama dianggap semakin menjengkelkan, karena selalu mengikuti terus kemana pun ia pergi, akhirnya Dewabrata menjelaskan padanya :
" dinda dewi Amba, bukan nya aku mengewakanmu, tetapi memang aku tidak mungkin untuk menikahimu. Sebaiknya dinda mencari pemuda yang lain saja..."
" kanda, aku ini kau anggap apa ...? kalau jadinya akan seperti ini, mestinya kakanda pada waktu itu tidak perlu mengikuti sayembara, kan sudah tahu aturannya..?" tukasnya.
" maksudku waktu itu hanya akan menjajal kesaktian saja.." Dewabrata menjelaskan.