Muka sang ibu merah padam, kakrena tertangkap basah, membuka cupu yang diwasiatkan untuk tidak di buka. Kemudian si bungsu dilarang memberitahukan pada kedua kakaknya Guwarsi dan Guwarsa.
Setiap tengah malam sang ibu dan si bungsu Anjani melihat cupu dengan asyiknya, sehingga lupa menutup pintu kamarnya. Bencana bakal terjadi, se rapat apapun menutupi rahasia kebohongan maka pasti akan terkuak juga.
Kedua kakak beradik Guwari dan Guwarsa minta pinjam untuk melihat isi cupu, sang ibu bersikukuh tidak akan memberikannya. Keduanya, kemudian bergegaas keluar dan lari menuju ke padepokan Gunung Sukendra, Guwarsi dan Guwarsa melaporkan pada sang Resi Gutama, bahwa cupumanik astagina dtelah dibuka oleh ibunya. Tanpa piker panjang sang Resi segera menemui isterinya di istana.
Cupu manic astagina diminta sang Resi, seraya bertanya : " bukankah sudah aku pesan, jangan kau buka cupu ini, apalagi kau tunjukkan pada Anjani yang baru berangkat remaja", sang permaisuri yang merasa bersalah melanggar janji, hanya diam saja.
" sudah berapa kali" Tanya sang Resi, ketiga anaknya menjadi heran, kenapa sang ayah bertanya " berapa kali" ?
Karena sang permaisuri diam, sang Resi kesal hatinya, " ditanya kok diam saja seperti tugu sinukarta" mendadak terdengar suara petir di langit, dan sang Sewi Windradi berubah menjadi sebuah Tugu, kemudian dengan mengerahkan kekuatannya sang Resi melemparkan tugu itu kea rah utara, dan kelak tugu itu menjadi prasasti tapal batas Kerajaan Alengka dengan Kerajaan Guakiskenda.
Ketiga putranya tidak mempedulikan ayahnya yang sedang marah, karena mereka bertiga sedang berebut untuk memiliki cupu tersebut. Ketika sang ayah melihat anaknya yang sedang berebut cupu, maka cupu minta sang Resi Gutama kemudian dilemparkan kearah barat dan berubah mejadi telaga Pancawarna (lima macam warna). Ketiga putra putrinya melihat bahwa cupu itu jatuh di dalam telaga, mereka saling berebut emndahului ke telaga. Tanpa piker panjang Guwarsi dan Guwarsa terjun kedalam telaga Pancawarna, sementara itu Anjani, anya menunggu di tepi telaga sambil mencuci muka dan kembasuh kedua tangan dan akinya karena udara disekitar telaga cukup panas.
" Memang sudah jadi takdirmu, anak dan isteriku, engkau harus menderita selamanya, itu karena kesalahanku, duh dewata aku mohon ampun bebaskan mereka dari kutukanku"
Guwarsi dan Guwarsa setelah keluar dari telaga Pancawarna menjadi kera dan bernama Subali dan Sugriwa, Anjani meski hanya mencuci muka, wajahnya juga berubah menjadi kera.
Pertunjukkan selesai, penonton berdesak keluar seraya mengucapkan " ooo oooooooo"
Setelah aku mencoba melihat Cupu Manik Astagina ternyata di dalamnya itu video porno" huaaa haaa haaa' aku bersama teman-teman terpingkal pingkal " semprull......................" umpatnya