Mohon tunggu...
Rochani Sastra Adiguna
Rochani Sastra Adiguna Mohon Tunggu... wiraswasta -

sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Seorang Gadis Berwajah Kera

14 Februari 2010   07:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:56 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Suara gamelan memecahkan keheningan, kemudian muncul beberapa penari, saa5t itu aku hanya berpikir, bahwa ini sekedar sebagai acara pembuka saja. Penarinya memang cantik-cantik, berkulit kuning langsat, dengan busana yang gemerlap. Pada adegan selanjutnya, mengisahkan sebuah kerajaan Guakiskenda, dengan rajanya Prabu Dewatama, dalam sebuah pisowanan agung yang dihadiri sang permaisuri Dewi Windradi, ketiga putranya yaitu: aden Guwarsi, Raden Guwarsa dan dewi Anjani.

Para nayakapraja dan penasehat kerajaan, hadir lengkap, hari itu merupakan peristiwa penting karena Sang Prabu Dewatama akan menyampaikan pidato terakhirnya, sebagai Raja Guakiskenda, beliau akan mengundurkan diri. Salah satu kata sambutannya yang paling berkesan adalah sebagai berikut ;

" saya akan mengundurkan diri sebagai raja Guakiskenda, jadi kepada segenap rakyatku, juga rekan-rekan dari senat kerajaan ini, atau para opposant, tidak perlu memakzulkan diriku, aku sudah cukup memimpin negeri ini, untuk meletakkan dasar-dasar demokrasi bagi anak cucu di negeri Guakiskenda ini. Sepeninggalku jangan ada lagi pertentangan diantara kalian, hiduplah dengan rukun dan damai, ciptakan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Guakiskenda, sesuai amanat pembukaan Undang-Undang Dasar Guakiskenda ".

Prabu Dewatama , seorang yang berwibawa, dihormati dan juga disegani oleh rakyat maupun Negara tetangga. Ia disamping sakti juga pandai dalam bidang ke tatanegaraan maupun ekonomi, sehingga rakyatnya sejahtera. Ia menjalankan pemerintahannya dengan amanat. Seorang Raja yang bijaksana, pandai, cerdas dan memiliki kekuatan supranatural, sehingga ia mengetahui sesuatu yang kan terjadi.

Di akhir masa jabatannya, Prabu Dewatama mendirikan sebuah rumah singgah untuk kedamaian, di lereng gunung Sukendra, sebagai padepokan untuk mengajarkan perilaku amanat, kepada segenap rakyatnya. Kerajaan diserahkan pada isterinya, sambil menunggu Guwarsi menjadi dewasa, karena anak pertama perempuan, dan itu tidak mungkin menjadi raja.

Setelah melaksanakan upacara serah terima Prabu Dewatama meninggalkan Goakiskenda menuju ke Padepokan Sukendra. Sebelum meninggalkan istana, Prabu Goakiskenda yang kemudian berganti nama menjadi Resi Gutama, meninggalkan wasiat pusaka CUPU MANIK ASTAGINA kepada sang permaisuri Dewi Windradi.

Cupu adalah tempat perhiasan, disebut Cupu Manik Astagina, karena di dalam cupu tersebut ada harta tak ternilai harganya.

"Sepeninggalku nanti adinda, cupu ini jangan dibuka, ini amanat, sangat rahasia, siapapun tidak boleh membukanya termasuk kamu sendiri. Ibu suri Windradi menyanggupi untuk menjaga amanat tersebut".

Namanya manusia, sesuatu yang dilarang justru membuat orang ingin melakukannya, pada tengah malam, dalam kesendirian sang permaisuri mencoba mengintip apa sih isi Cupu manic Astagina, kenapa tidak boleh dibuka, pesan itu selalu menggelayuti pikirannya. Sudahlan resiko urusan belakang, cupu dibuka sang permaisuri tertegun ketika membuka cupu manic astagina, kedua tangannya bergetar, dadanya berdegup keras, matanya nanar, sesekali lidahnya membasahi bibirnya .

" inikah , kenapa kakanda Prabu melarang membukanya ", dan setiap malam, sang permaisuri selalu membuka cupu itu, kebetulan si bungsu Anjani lewat didepan kamar ibunya yang tidak ditutup, ia melihat ibunya dengan serius memandangi Cupu itu, sesekali kedua telapak kakinya saling beradu, napasnya mendesah.

Anjani masuk dan mengendap dibelakang ibunya, ia sempat melihat isi cipu itu, dan menjerit kecil, sang ibu terkejut dan memarahi putrinya karena masuk kamar tanpa ketuk pintu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun