Mohon tunggu...
Gampang Prawoto
Gampang Prawoto Mohon Tunggu... lainnya -

Gampang Prawoto Sehari-harinya mengajar di sekolah terpencil tepatnya di SDN Napis 06 Tambakrejo Bojonegoro, Aktif di Sanggar Sastra ( PSJB ) Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Derita Kelud Bukan Dongeng

2 April 2014   04:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:12 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

.

Gemuruh
dari ronta darah dan nanah
perut bumi adalah keseriusan tuhan
akan kuasa  prerogratifnya
.
debu
mengguyur jawa
hafalan  harus diingat
tentang pentingnya udara
karena polusi telah menjajah paruh
paru pernapasanmu
.
debumu
klilip pada mata
"cadhok bisa ndhelok"
dari mata-mata,  bening
memasuki  celah kacamata
membangunkan  airmata
derita
bencana
.
gunung
indah menawan
penuh pesona
semburkan abu
lemparkan batu-batu
muntahkan panasnya lava, lahar
dingin bandang menerjang
tanpa rintang
.
rumah.
kebun dan ternak
kau tinggalkan begitu saja
berlarian
berteduh pada barak
barak pengungsian
hidup
seadanya
begitu
berharganya nyawa
.
mengapa
bencana kau tunggangi
menjadi pelana-pelana rupiah
.
luka derita
dan cucuran airmata
kau catat sebagai sebuah legenda

Dongeng belaka
.

.

Bojonegoro, 01042014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun