Penggunaan bahasa campuran merupakan fenomena yang dapat dilihat sebagai pedang bermata dua. Di satu sisi, penggunaan bahasa campuran membawa peluang untuk meningkatkan kreativitas linguistik, memperkuat hubungan sosial, dan memberikan akses yang lebih luas terhadap informasi global. Namun, di sisi lain, fenomena ini juga dapat menimbulkan ancaman yang serius terhadap keberlangsungan bahasa lokal dan identitas budaya kita, serta mengganggu proses pembakuan atau standarisasi bahasa.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menemukan keseimbangan yang tepat dalam penggunaan bahasa campuran. Kita perlu memanfaatkan peluang yang ada tanpa mengorbankan keaslian bahasa dan budaya lokal. Dengan demikian, kita dapat menghargai dan menikmati keberagaman ilmu bahasa dan budaya yang ada di sekitar kita, sembari tetap menjaga jati diri sebagai bangsa. Keduanya harus berjalan beriringan agar kita dapat membangun masyarakat yang kaya akan nilai-nilai budaya, tanpa kehilangan akar budaya yang telah membentuk identitas kita selama ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H