Mohon tunggu...
Sasta Intan N
Sasta Intan N Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi Universitas Negeri Jakarta

merupakan seorang mahasiswa yang tertarik di bidang ilmu sosial ilmu politik yang gemar mencari pengalaman baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengatasi Hambatan Kebijakan Stunting: Membuka Pintu Solusi untuk Anak-anak Indonesia

26 Oktober 2023   23:10 Diperbarui: 30 Oktober 2023   10:27 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stunting merupakan masalah serius yang mempengaruhi anak -- anak Indonesia, untuk mengatasi masalah ini diperlukan pendekatan yang praktis dan komprehensif. Dengan memahami hambatan dan tantangan yang terkait dengan stunting, kita dapat membuka solusi yang efektif untuk kepentingan anak -- anak Indonesia.

Salah satu aspek penting yang perlu dipertimbangkan adalah peran kebijakan dalam memerangi stunting. Kebijakan memainkan peran penting dalam membentuk lingkungan dan sumber daya yang tersedia bagi anak -- anak, dan sangat penting untuk mengidentifikasi dan menghilangkan hambatan kebijakan yang menghambat kemajuan dalam memerangi stunting. Dengan melakukan analisis menyeluruh terhadap kebijakan yang ada, kita dapat menentukan area yang membutuhkan perbaikan dan mengembangkan strategi yang tepat sasaran untuk mengatasi hambatan -- hambatan tersebut.

Apa itu Stunting dan mengapa ini masalah besar di Indonesia

Stunting adalah masalah serius di Indonesia. Anak -- anak yang mengalami stunting memilikki pertumbuhan fisik dan perkembangan otak yang terhambat berpengaruh kepada kecerdasan dan produktivitas mereka seumur hidup.

Stunting terjadi ketika anak kekurangan gizi kronis, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan. Hal ini menyebabkan anak tidak mencapai tinggi badan sesuai dengan umutnya. Stunting juga dapat menyebabkan kerusakan permanen pada perkembangan otak anak.

Di Indonesia, sekitar 30 -- 40% anak mengalami stunting, menempati posisi tertinggi kedua di Asia Tenggara. Ini adalah masalah  serius karena dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kemiskinan.

Mengapa stunting sulit untuk diatasi?

Ada beberapa hambatan utama dalam mengatasi stunting di Indonesia :

  • Kurangnya kesadaran akan pentingnya gizi dan stimulasi dini, banyak orang tua tidak menyadari dampak jangka panjang dari stunting
  • Sulitnya mengakses makanan bergizi dikarnakan harga makanan sehat di Indonesia relatif mahal
  • Tingginya angka kemiskinan, keluarga miskin kesulitan memberi makan anak -- anak mereka dengan baik
  • Permasalahan geografis, daerah terpencil di Indonesia sulit dijangkau dan mendapatkan bantuan gizi
  • Kurangnya dukungan kebijakan, kebijakan pemerintah perlu lebih fokus pada pencegahahan dan penanganan stunting sejak dini

Dengan mengatasi hambatan -- hambatan ini, Indonesia dapat memajukan upaya untuk mengurangi stunting dan memastikan masa depan yang lebih cerah. Namun, selain hambatan di atas masih ada tantangan dalam mengimplementasikan kebijakan penanggulangan stunting.

Yang pertama, kurangnya kesadaran akan masalah stunting. Banyak orang tua dan pengasuh yang tidak menyadari bahwa anak mereka mengalami stunting atau tidak tumbuh dengan baik. Mereka mungkin mengira anak mereka hanya bertubuh pendek atau lambat tumbuh, padahal sebenarnya menderita kekurangan gizi kronis.

Kedua, keterbatasan sumber daya. Program pencegahan stunting membutuhkan dana, tenaga kerja terlatih, dan suplai makanan bergizi, yang mungkin sulit didapatkan di beberapa daerah. Perlu dilakukan penguatan kapasitas tenaga kesehatan, petugas lapangan dan relawan anggaran khusus stunting perlu dialokasikan secara memadai dan berkelanjutan di seluruh sektor terkait.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun