Mohon tunggu...
Sasongko
Sasongko Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mencari Pemimpin yang Dapat Mendinginkan Hati Masyarakat

25 Juni 2018   11:56 Diperbarui: 25 Juni 2018   12:21 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendapati kondisi menjelang pemilihan kepala daerah, kondisi mental sebagian masyarakat masih dalam posisi hangat cenderung panas. Jika ada angin yang bertiup apalagi dibantu dengan kipas maka kehangatan yang semula hanya menjadi bagian yang wajar dari suatu kompetisi dapat berubah membentuk percikan yang dapat membakar lingkungan sekitar.

Kehangatan yang wajar tentu terjadi setiap ada kompetisi, saling menyuarakan keunggulan dari masing-masing kandidat memang suatu keharusan. Ibarat pedagang yang memiliki komoditas, tentu akan memberikan promosi atas barang dagangannya. Persaingan berubah jika materi yang diangkat bukan nilai lebih dari program atau rencana kegiatan yang akan dilakukan, namun menjadi ajang untuk menggali kesalahan-kelasahan yang telah dilakukan dari lawan yang akan bersaing.

Kegiatan yang dilakukan para pendukung untuk menjatuhkan kredibilitas pesaing dapat menciptakan keramaian apabila pernyataan atau berita tersebut tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Pengungkapan yang berasal dari informasi yang "sekilas atau seadanya" dari sumber-sumber yang belum tentu memiliki kemampuan mengungkap data dan fakta yang sebenarnya.

Bagi masyarakat awam yang masih belum dapat memilah berita yang banyak beredar baik dari sisi validitas maupun efek bagi keharmonisan hubungan antar sesama, dapat mudah terpengaruh atas berita tersebut. Bagi masyarakat yang sudah memiliki pilihan pada seorang kandidat, tentunya dengan berita yang memojokkan jagoannya akan mudah terbakar emosinya. Gesekan yang timbul dari orang-orang yang berbeda pendapat atas figur calon pemimpin minimal berupa perdebatan "ngalor ngidul" yang susah diakhiri.

Jika ada orang atau kelompok orang yang mau mengalah maka perdebatan akan berakhir walaupun yang mengalah bukan berarti dapat menerima pendapat kelompok lainnya. Namun jika kedua kelompok saling bertahan, kondisi yang tidak diharapkan dapat terjadi yaitu ketegangan dalam beberapa saat menjelang dan sesudah proses pemilihan.

Ketegangan antar individu dan kelompok dapat berlangsung sementara namun ada yang bersifat jangka panjang bahkan sampai periode pemilihan berikutnya. Hal tersebut tergantung dari bagaimana kelompok yang pilihannya tidak menang dapat segera melupakan kekalahannya. Kita dapat melihat dari pemilihan kepala daerah di DKI Jakarta, diakui atau tidak, kontestasi menimbulkan ketegangan di antara masyarakat.

Perhatian atas kondisi ini diperparah justru oleh "para pemimpin" baik yang pernah menduduki jabatan pemerintahan maupun yang masih mengharap mendapatkan kedudukan sebagai pembesar negara. Berbagai pernyataan baik sesuai atau tidak sesuai dengan fakta, membuat sebagian masyarakat menjadi tersinggung, emosi dan membangkitkan rasa kebencian dari kelompok yang berbeda atas "pemimpin" yang memberikan pernyataan tersebut.

Jika kembali kepada pernyataan sebelumnya bahwa kontestasi adalah untuk mencari yang paling baik diantara yang baik maka semua pihak tidak akan merasa disakiti. Namun jika kontestasi lebih banyak digunakan untuk membuat "lawan" seolah-olah seseorang yang tidak baik, maka para pendukungnya akan menjadi tersakiti.

Mencari pemimpin yang pintar banyak, yang ahli banyak, yang memiliki program bagus banyak, namun yang masih perlu dilihat apakah para calon pemimpin tadi dapat memberikan perlakuan yang sama baik kepada yang mendukung maupun yang tidak mendukung jika terpilih nantinya. Kondisi masyarakat yang hangat cenderung panas tadi apakah dapat didinginkan kembali oleh kandidat yang ada. Hal ini dapat dilihat dari rekam jejak pribadinya yang dapat diketahui meskipun secara tidak langsung melalui berbagai media atau sarana tertentu.

Hal lain yang perlu dicermati adalah dukungan untuk maju menjadi kandidat diperoleh dari kelompok politik yang mana. Kondisi lingkungan politik di sekitar kandidat dapat menjadi pertimbangan karena pelaksanaan tugas dari kandidat yang lolos menjadi pemimpin langsung atau tidak akan dipengaruhi oleh kelompok politik pendukungnya.

Kelompok politik pendukung calon yang memiliki tradisi keterbukaan serta mengakui adanya keberagaman di Indonesia dapat menjadi pertimbangan bahwa jika calon tersebut memimpin akan "dikelilingi" oleh orang-orang yang diharapkan dapat menyejukkan suasana hati seluruh masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun