Mohon tunggu...
wahyu eko sasmito
wahyu eko sasmito Mohon Tunggu... -

saya adalah orang yang berasal dari daerah yang cukup terpencil, yang memiliki mimpi yang indah untuk diraungi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sang Mentari Hati

3 Desember 2012   15:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:14 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senyum, tawa, menghiasi raut wajah mereka

Pasca diterimanya sebagai calon mahasiswa

Telah terlukis indah masa depannya

Teropong mujtami’at mengatakanya

Tapi, aku………

Penuh dengan “?”

Gelisah, pasrah bercampur manjadi satu

Di dalam dada yang penuh dengan harapan yang baru

Seakan menolak semua tawaran akan masa depanku

Tes beasiswa, kursus gratis, dan yang lainya disuguhkan kepadaku

Melihat akan kemampuanku

Tapi aku ragu akan semua itu

Takut akan terulang pengalaman buruk dimasa lalu

Usaha untuk meringankan beban ortu

Gagal di saat akhir sekolahku

Ku menabung tak selayaknya orang menabung

Lazimnya orang menabung uang

Tapi kali ini aku menabung hutang

Menyebabkan harta berharga ortu melayang

Demi tercapainya impian anak semata layang

Bumi pun siap dipijaki

Meski gempa menyelimuti

Laut pun siap diarungi

Meski badai ombak menghantui

Impian yang indah kini tenggelam

Di dasar laut yang gelap-gulita

Tertutup ombak, awan indah mempesona

Sesosok putri yang anggun elok rupanya

Membawa muka yang penuh dengan harapanya

Dilontarkan pada diriku yang tak berdaya

Bisiskan halus yang hinggap ketelinga

Perkataan mutiara yang keluar dari bibir manisnya

Meruntuhkan hati yang tak berdaya

Serta mampu merubah segalanya

Mimpi yang tenggelam kembali terbit

Semangat yang hilang kembali bangkit

Lemah, malas berubah manjadi spirit

Engkau bak sang mentari

Melahirkan ombak di pagi hari

Memulangkan nelayan ke rumah kembali

Menghidupkan mimpi yang telah mati

Terimakasih sang mentari hati

Surabaya, 14 November 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun