Mohon tunggu...
Sasmita Nur Azmi
Sasmita Nur Azmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik

.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Memahami Gaslighting dalam Pacaran, Kenali Tanda-Tandanya

27 Juni 2024   15:40 Diperbarui: 27 Juni 2024   15:46 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah mendengar istilah "Gaslighting" dalam suatu hubungan?

Gaslighting adalah bentuk manipulasi di mana seseorang membuat pasangannya meragukan ingatan, persepsi, atau kewarasan mereka. Pelaku gaslighting secara bertahap mengikis kepercayaan diri dan rasa realitas korban, sehingga korban merasa bingung, tidak berdaya, dan bergantung pada pelaku untuk penilaian dan keputusan.

Istilah "gaslighting" berasal dari drama dan film tahun 1944 berjudul "Gaslight," di mana seorang suami secara perlahan membuat istrinya meragukan kewarasannya sendiri melalui serangkaian manipulasi.

Menurut Dr. Robin Stern, seorang psikolog dan penulis buku The Gaslight Effect, gaslighting adalah taktik yang digunakan oleh individu untuk mendapatkan dan mempertahankan kontrol atas pasangan mereka dengan cara melemahkan rasa percaya diri dan harga diri korban.

Kenali tanda-tanda gaslighting dalam hubungan

1. Meremehkan Perasaan

Pelaku gaslighting sering kali meremehkan atau mengabaikan perasaan pasangan mereka, membuat korban merasa bahwa perasaan mereka tidak valid. Ini adalah salah satu cara paling berbahaya untuk merusak kesehatan mental seseorang.

Ketika perasaan seseorang tidak dianggap penting atau valid, mereka mulai meragukan diri sendiri dan kehilangan rasa percaya diri. Perasaan yang diabaikan secara terus-menerus dapat menyebabkan depresi dan kecemasan yang serius.

2. Mengubah Fakta

Pelaku sering kali mengubah fakta atau menyangkal kejadian yang sudah terjadi, membuat korban meragukan ingatan mereka sendiri. Tindakan ini sangat manipulatif karena menciptakan realitas alternatif di mana korban merasa bingung dan tidak dapat mempercayai ingatan mereka sendiri.

Ini adalah bentuk pelecehan psikologis yang membuat korban merasa terisolasi dan bingung tentang kebenaran.

3. Mengisolasi Korban

Gaslighter mungkin mencoba mengisolasi korban dari teman-teman atau keluarga mereka untuk meningkatkan ketergantungan pada pelaku. Isolasi adalah taktik klasik yang digunakan untuk memutus korban dari sistem pendukung mereka.

Dengan memisahkan korban dari teman dan keluarga, pelaku dapat lebih mudah mengontrol dan memanipulasi korban tanpa campur tangan dari orang luar yang mungkin memberikan perspektif berbeda atau mendukung korban.

4. Memutarbalikkan Peristiwa

Pelaku sering kali memutarbalikkan situasi untuk menyalahkan korban, membuat korban merasa bersalah atau malu. Memutarbalikkan situasi adalah cara efektif untuk membuat korban merasa bersalah atas sesuatu yang bukan kesalahan mereka.

Dengan demikian, korban menjadi lebih mudah dikendalikan karena mereka terus-menerus merasa harus membuktikan diri atau menebus kesalahan yang tidak mereka lakukan.

5. Menunjukkan Ketidakkonsistenan

Pelaku mungkin menunjukkan perilaku yang tidak konsisten, seperti bersikap manis dan perhatian satu saat, kemudian bersikap dingin dan kejam di saat lain. Ketidakkonsistenan ini menciptakan ketidakpastian yang membuat korban selalu waspada dan cemas.

Perilaku yang tidak dapat diprediksi membuat korban merasa tidak stabil dan lebih tergantung pada pelaku untuk mendapatkan sedikit kasih sayang atau validasi.

Gaslighting adalah bentuk manipulasi psikologis yang serius dan merusak yang sering terjadi dalam hubungan pacaran. Menurut psikologi, mengenali tanda-tanda gaslighting dan memahami dampaknya adalah langkah awal yang penting untuk melindungi diri dan menjaga kesehatan emosional.

Memahami gaslighting adalah langkah krusial bagi siapa pun yang berada dalam hubungan yang tidak sehat. Mengenali tanda-tanda awal bisa menyelamatkan seseorang dari penderitaan yang berkepanjangan. Pendidikan tentang gaslighting harus lebih disebarluaskan agar lebih banyak orang dapat mengidentifikasi perilaku ini dan mengambil tindakan yang tepat.

Dengan dukungan yang tepat dan langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi situasi, korban gaslighting dapat memulihkan kepercayaan diri mereka dan membangun hubungan yang lebih sehat dan saling mendukung. Perjuangan melawan gaslighting adalah tentang mengambil kembali kendali atas hidup dan kesehatan mental Anda, dan ini adalah langkah penting menuju kesejahteraan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun