Pernah mendengar istilah "Gaslighting" dalam suatu hubungan?
Gaslighting adalah bentuk manipulasi di mana seseorang membuat pasangannya meragukan ingatan, persepsi, atau kewarasan mereka. Pelaku gaslighting secara bertahap mengikis kepercayaan diri dan rasa realitas korban, sehingga korban merasa bingung, tidak berdaya, dan bergantung pada pelaku untuk penilaian dan keputusan.
Istilah "gaslighting" berasal dari drama dan film tahun 1944 berjudul "Gaslight," di mana seorang suami secara perlahan membuat istrinya meragukan kewarasannya sendiri melalui serangkaian manipulasi.
Menurut Dr. Robin Stern, seorang psikolog dan penulis buku The Gaslight Effect, gaslighting adalah taktik yang digunakan oleh individu untuk mendapatkan dan mempertahankan kontrol atas pasangan mereka dengan cara melemahkan rasa percaya diri dan harga diri korban.
Kenali tanda-tanda gaslighting dalam hubungan
1. Meremehkan Perasaan
Pelaku gaslighting sering kali meremehkan atau mengabaikan perasaan pasangan mereka, membuat korban merasa bahwa perasaan mereka tidak valid. Ini adalah salah satu cara paling berbahaya untuk merusak kesehatan mental seseorang.
Ketika perasaan seseorang tidak dianggap penting atau valid, mereka mulai meragukan diri sendiri dan kehilangan rasa percaya diri. Perasaan yang diabaikan secara terus-menerus dapat menyebabkan depresi dan kecemasan yang serius.
2. Mengubah Fakta
Pelaku sering kali mengubah fakta atau menyangkal kejadian yang sudah terjadi, membuat korban meragukan ingatan mereka sendiri. Tindakan ini sangat manipulatif karena menciptakan realitas alternatif di mana korban merasa bingung dan tidak dapat mempercayai ingatan mereka sendiri.
Ini adalah bentuk pelecehan psikologis yang membuat korban merasa terisolasi dan bingung tentang kebenaran.