Mohon tunggu...
Sasminarti
Sasminarti Mohon Tunggu... -

Keperawatan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bridging System BPJS Mimpikah?

26 Juni 2014   23:32 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:44 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini adalah kali pertama penulis mengisi artikel di kompasiana. Bingung sih…… tapi tantanganya membuat penulis termotivasi untuk berkreasi menulis artikel ini. Apalagi fenomena BPJS yang cukup menggelitik setiap orang untuk berkomentar, tidak pernah ada kata habis apabila kita bicara tentang pelaksanaan BPJS.Selalu saja ada topik yang ingin dikupas dan dibahas untuk kesempurnaan pelaksanaannya dilapangan.

Pertama penulis ingin menceritakan pengalaman penulis mengantarkan saudara dari daerah untuk berobat ke Rumah Sakit Rujukan Nasional dibilangan Jakarta. Dari daerah seluruh perlengkapan adminidtrasi terkait BPJS sudah disiapkan dan dilengkapi. Jam 04.30 wib kami sudah berangkat dari rumah dibilangan bekasi, dengan harapan datang lebih awal bisa mendapat nomer antrian yang kecil. Sampai di Rumah Sakit jam 06.15 wib…..astagfirullahal’azim….ternyata antrian didepan loket BPJS sudah sedemikian panjangnya (capek deh…). Sedemikian hauskah masyarakat Indonesia dengan layanan kesehatan gratis? Sistem antrian yang masih manual,membuat semua keluarga pasien saling sikut-sikutan untuk dapat mendaftar lebih awal. Semua jenis alat pendukung (map,buku,tas, payung sampai sepatu) dijadikan sebagai alat menunggu antrian.Seperti antrian masyarakat yang sedang kelaparan menunggu datangnya makanan.Lengkap sudah.

Selaku tenaga kesehatan saya sangat prihatin dengan fenomena yang terjadi saat ini. Program yang sebenarnya bagus dan sangat diharapkan masyarakat tidak diimbangi dengan sistem dan kompetensi SDM yang memadai.Mari kita lihat di Rumah Sakit swasta yang bekerja sama dengan BPJS. Hamper 50% sampai 60% pasien yang datang berkunjung saat ini menggunakan jaminan BPJS. Alih-alih ingin mendapatkan pelayanan yang lebih cepat, ternyata kenyataannya tidak jauh beda dengan apa yang terjadi di Rumah Sakitpemerintah, tetap antri panjang dan lama. Apa yang sebenarnya terjadi??.......

Penumpukan antrian pasien BPJS bukan hanya semata-mata karena semakin banyaknya masyarakat yang ikut program BPJS, tapi juga didukung oleh karena sistem dan kompetensi SDM pada BPJS itu sendiri. Meskipun pelaksanaan BPJS sudah berjalan selama 6 bulan, secara sistem dan mekanisme pelaksanaannya masih banyak kendala yang kita temui dilapangan. Kekecewaan masyarakatpun selalu ada terkait dengan pelayanan BPJS. Mulai dari pendaftaran kepesertaan BPJS sampai saat berkunjung kelayanan kesehatan masalah antrian panjang selalu menjadi fenomena yang harus dilalui masyarakat. Ibarat sebuah perahu kertas di tengah lautan kemanapun angin bertiup pasti akan selalu bertemu dengan gelombang laut yang ganas.

Bagaimana dengan system

Banyaknya fasilitas kesehatan di Indonesia yang bekerja sama dengan BPJS kesehatan,baik institusi pemerintahan maupun fasilitas kesehatan yang dikelolah oleh pihak swasta,semakin membuat rumitnya permasalahan system. Dimana setiap fasilitas kesehatan meembuat sistem informasi dengan berbagai platform yang berbeda. Bridging System yang di gembor-gemborkan oleh penyelenggara BPJS belum dapat dilaksanakan oleh semua fasilitas pelayanan kesahatan yang bekerja sama dengan BPJS. Apalagi untuk fasilitas kesehatan yang berada didaerah terpencil. Mungkin Bridging System hanya mimpi buat penyelenggara layanan kesehatan di daerah. Ibarat punguk merindukan bulan. Bridging system merupakan penggabungan aplikasi sistem Rumah Sakit,BPJS kesehatan dan INA CBG’s milik kemenkes.Salah satu harapan dari Bridging system ini adalah mempercepat proses antrian dan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit lebih cepat. Mari kita lihat apakah system ini mampu memecahkan maslah antrian panjang yang sudah menjadi fenomena pasien BPJS.

Bagaimana dengan SDM

Terbatasnya jumlah SDM pada BPJS dilayanan kesehatan juga menjadi fenomena yang sering kita rasakan. Belum lagi kompetensi SDM terkait proses verifikator berkas BPJS. Salah satu harapan dari penyelenggarakan BPJS terhadap Bridging System adalah penghematan sumber daya manusia, kecepatan pengisian data dan kecepatan mengajukan klaim,serta akurasi data lebih baik serta proses verifikasi dan pengolahan data lebih cepat

Sungguh merupakan mimpi yang sangat indah bagi penyelenggara pelayanan kesehatan terhadap Bridging System untuk menjawab semua fenomena yang saat ini banyak dihadapi oleh masyarakat dan penyelenggara kesehatan terkait pelaksanaan BPJS dilapangan. Mulai dari antrian panjang sampai kompetensi SDM BPJS itu sendiri. Semoga mimpi indah ini bisa segera terwujud dan membawa kebahagian bagi masyarakat dan penyelenggara kesehatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun