Kesulitan adalah bencana bagi orang yang lemah, tetapi bagi orang-orang yang kuat, kesulitan adalah pijakan untuk naik ke tempat yang lebih tinggi. Quotes ini selalu diingat oleh seorang anak laki-laki berusia 18 tahun, anak itu bernama Raihan. Raihan adalah seorang anak piatu yang tinggal dan berjuang untuk hidup bersama dengan ayahnya. Raihan merupakan anak yang sangat baik tetapi Raihan adalah tipikal anak yang sulit bergaul dan tidak seperti anak lainnya yang pandai bersosialisasi. Ayah Raihan pun merupakan ayah idaman, tipikal ayah yang sangat dekat dengan anaknya. Ayah Raihan sangat baik, murah hati, dan pintar memasak, karena itu Raihan sangat mengidolakan dan menyayangi ayahnya. Raihan memiliki cita-cita yang sangat luar biasa, ia ingin menjadi seseorang yang sukses, dan juga ia ingin melihat ayahnya bangga karena usahanya. tetapi akankah mimpi itu akan terwujud?
        Perjalanan hidup Raihan akan dimulai pada hari ini, Raihan harus pindah dari sekolah karena harus ikut bersama ayahnya. Ayah Raihan bekerja sebagai manajer di salah satu perusahaan yang bernama Dingga Food. Sudah bertahun-tahun ayahnya bekerja disitu,  hingga suatu hari ayahnya harus dipindahkan tugasnya ke kota Bandung yang merupakan pusat produksi Dingga Food. Mau tidak mau Raihan harus  ikut dengan ayahnya dan Raihan pun harus pindah sekolah ke sekolahan yang baru di tempat ayahnya bekerja. Di hari pertama Raihan masuk sekolah, di sekolahan barunya dia melihat teman sekelas nya sedang di buli oleh anak yang bernama Bagas, anak itu di pukul, dan disiram oleh susu. Karena Raihan kesal melihat ada teman sekelasnya yang di buli ia pun beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Bagas, dengan perasaan yang sangat kesal Raihan pun menghajar Bagas karena ia tidak suka melihat seseorang di buli seperti itu. Bagas  merasa tidak terima karena Raihan memukulnya dan dia pun  tidak tinggal diam yang akhirnya mereka berdua bertengkar di dalam kelas  disaksikan oleh seluruh siswa dan siswi di kelasnya.
        Perkelahian berlanjut sampai ada guru yang datang ke kelas mereka karena kondisi kelasnya yang sangat gaduh dan kacau. Bagas dan Raihan pun dibawa ke ruang BK dan orangtua mereka berdua pun dipanggil ke sekolah, ayah Raihan yang sedang bekerja pun izin untuk datang ke sekolah anaknya. Sesampainya di ruang BK ayah Raihan terkejut karena orang yang dihajar Raihan di kelasnya itu adalah anak dari pemilik Dingga Food tempat ayah Raihan bekerja dan ayah Bagas juga merupakan penyumbang uang terbesar di sekolah itu. Ayah Raihan meminta maaf dan ingin menyelesaikan permasalahan ini dengan kepala dingin tanpa membawa anaknya ke jalur hukum. Bagas merupakan siswa yang sangat nakal dan sering kali membuli dan membuat masalah di sekolahnya, tetapi karena dia anak dari pemilik perusahaan makanan terkenal dan juga ayahnya adalah seorang penyumbang dana terbesar di sekolah itu, para pihak sekolah tidak berani menghukum atau memarahi Bagas. Mereka hanya berani menegur dan memberi nasihat kepada Bagas namun ia tetap saja tidak akan mendengarkan apa yang gurunya katakan.
         Ayah Bagas sebenarnya sudah memaafkan kesalahan Raihan dan menerima permintaan maaf dari ayahnya. Ayah Raihan adalah orang yang sangat dipercayai oleh ayahnya Bagas, makanya ia memaafkan kesalahan putranya Raihan. Ya, karena dia juga sadar bahwa anaknya Bagas yang salah karena telah membuli teman sekelasnya. "Aku tidak terima! Aku mau dia di hukum dan dimasukan ke penjara'' ucap Bagas. Raihan yang merasa tidak terima membalas kembali ucapan Bagas "Maksudmu apa? Aku tidak salah! Aku hanya membela orang yang kamu buli, seharusnya kamu yang masuk penjara". Melihat mereka ribut di ruangan BK ayah Bagas pun memberhentikannya dan meng iya kan perkataan anaknya yang ingin Raihan di masukan ke penjara. Raihan dan ayahnya merasa tidak adil dan ayahnya memohon agar Raihan tidak di penjara. "Pak tolong jangan masukan anak saya ke penjara, maafkan dia sudah memukul anakmu, saya mohon jangan penjarakan anak saya, lebih baik bapak pecat saya saja" ucap ayah Raihan. Setelah perdebatan yang panjang akhirnyaa ayah Bagas memutuskan untuk tidak memasukan Raihan ke penjara, tetapi Raihan harus meminta maaf dan berlutut kepada anaknya, lagi lagi Raihan menolak dan membantah permintaan ayah Bagas, menurutnya itu sudah sangat keterlalun karena ia memukul Bagas itu dengan alasan yanga benar, dia memukul Bagas karena Bagas sudah semena-mena merundung teman sekelasnya. Alhasil Raihan dikeluarkan dari sekolahnya, dan ayahnya mengundurkan diri dari Dingga Food.
        Perlakuan seorang ayah yang baik kepada anaknya, ayah Raihan sama sekali tidak memarahi anaknya yang berkelahi di kelas sampai harus dikeluarkan dari sekolahnya dan membuat ayahnya kehilangan pekerjaan. Walaupun sedih karena harus kehilangan pekerjaanya ayah Raihan bangga kepada anaknya karena anaknya hidup dengan percaya diri dan memegang teguh prinsip kebenaran yang dia ajarkan. Setelah kejadian itu Raihan membantu ayahnya untuk membuat restoran kecil di pinggir jalan, ayahnya memang sangat pandai sekali memasak makanya mereka ber inisiatif untuk membuka restoran kecil di pinggir jalan. Mereka berdua bekerja sama saling membantu satu sama lain unutk menyusun peralatan, meja, kursi, dan interior lainnya dengan sangat rapih. Setiap hari mereka menyiapkan segala kebutuhan untuk restoran itu mulai dari pagi sampai malam. Tidak butuh waktu yang lama akhirnya restoran itu pun sudah jadi dan siap untuk digunakan, ayah Raihan meminta anaknya untuk pulang lebih dahulu karena ia masih harus membereskan barang barang yang ada di restoran. "Ayah aku pulang duluan ya" ucap Raihan, ayah nya mengangguk "iya nak, kamu hati-hati ya, tunggu ayah dirumah" ucap sang ayah dengan memberikan senyuman yang sangat manis kepada anaknya.
        Malam yang sepi dengan hembusan angin yang sangat kencang menemani perjalanan Raihan menuju rumahnya. Rumah yang sederhana namun terdapat kenangan dan kehangatan yang menyelimuti di setiap ruangannya, foto-foto yang terpampang dan tersusun rapih di ruang tamu membuat suasana rumah semakin hangat. Sesampainya Raihan dirumah ia langsung bergegas masuk kedalam karena angin diluar sana berhembus sangat kencang, Raihan mengganti pakaiannya dengan piyama tebal untuk menghangatkan tubuhnya yang kedinginan selama perjalanan tadi. Dia menunggu kedatangan ayahnya diruang tamu, ia berbaring di sofa sambil di temani dengan cokelat panas. Melihat jam yang sudah menunjukan pukul 23.30 WIB Raihan merasa heran dan bertanya-tanya "Mengapa ayah belum sampai? Apakah masih banyak barang yang harus di bereskan di restoran?". Raihan mencoba menghubungi ayahnya melalui telepon genggam tetapi sama sekali tidak ada jawaban dari ayahnya, tentu saja ia panik memikirkan ayahnya yang belum sampai rumah. Dengan perasaan yang sangat gelisah Raihan terus menerus mundar-mandir di ruang tamu dan terus mengecek handphone nya.
         Waktu sudah menunjukan pukul 00.00 WIB, ayahnya masih saja belum sampai dirumah. Tidak lama ada panggilan masuk dari nomor yang tidak dikenal, Raihan menjawabnya dan ternyata itu dari pihak kepolisian yang memberitahukan bahwa ayah Raihan mengalami kecelakaan dan dibawa ke Rumah Sakit. Raihan sangat terkejut mengetahui ayahnya yang mengalami kecelakaan, dia langsung bergegas ke Rumah Sakit untuk menemui ayahnya, dengan hati yang cemas dan air mata yang terus mengalir ia berusaha secepat mungkin untuk datang ke rumah sakit. Setiba nya di Rumah Sakit Raihan melihat ada Polisi dan seorang Dokter yang sedang menunggunya di depan kamar pasien, dia bergegas lari menghampiri mereka "Sebenarnya apa yang terjadi pada ayah saya?" ucap Raihan "Ayah mu ditabrak mobil, kebetulan kami sedang patroli dan menemukan ayahmu  tergeletak dan tidak sadarkan diri dipinggir jalan, kami langsung membawa ke Rumah Sakit karena keadaan nya sudah sangat parah" begitulah kira-kira penjelasan dari pihak kepolisian "Kami meminta maaf sebesar-besarnya" ucap Dokter pada Raihan. Tangisan Raihan semakin menjadi ketika Dokter berbicara seperti itu, "Maksud Dokter apa?" Tanya Raihan. "Kami sudah melakukan yang terbaik kepada ayahmu tetapi takdir berkata lain, ayahmu tidak bisa kami selamatkan karena terdapat luka yang sangat parah pada kepalanya hingga terjadi pendarahan terus menerus" jawab Dokter pada Raihan.
        Bagaimanapun Raihan harus mengikhlaskan kepergian ayahnya, perasaan Raihan pasti sangat hancur karena ini sudah kedua kalinya ia kehilangan orang yang sangat disayangi dan dicintai. Saat dia berusia lima tahun ibunya meninggalkan Raihan dan ayahnya karena penyakit yang di deritanya, masa kecil Raihan pun lebih banyak bersama ayahnya. Bercanda, bermain, susah senang mereka rasakan bersama, tetapi sekarang Raihan benar-benar tidak memiliki siapapun untuk diajak bercerita sperti biasanya. Setelah pemakaman ayahnya selesai pihak kepolisian mendatangi Raihan dan memberitahu bahwa mereka akan melakukan penyelidikan terhadap kasus penabrakan ayahnya malam itu, penyelidikan pun terus dilakukan sampai-sampai Raihan merasa ada sesuatu yang janggal. Raihan meminta beberapa bukti seperti foto dan sebuah rekaman CCTV pada saat kejadian tabrak lari yang menimpa ayahnya. Melihat mobil pelaku penabrakan Raihan pun merasa tidak asing, dia berfikir dimana dia melihat mobil itu sebelumnya. Usut punya usut ternyata pelaku tabrak lari itu adalah Bagas, teman sekelas Raihan anak dari pemilik Dingga Food. Bagas bukannya bertanggung jawab ia malah bersembunyi di balik punggung ayahnya, semua laporan kecelakaan direkayasa oleh ayahnya agar anaknya terbebas dari hukuman.
        Dengan segala kekuasaan dan uang yang di miliki ayah Bagas, keadilan bisa dibeli. Raihan yang sudah kehilangan ayahnya malah divonis penjara selama 3 tahun dengan tuduhan percobaan pembunuhan terhadap Bagas, padahal sudah jelas dia tidak bersalah tetapi karena ayah Bagas yang berbuat agar anaknya terbebas dari hukuman akhirnya ia men jebloskan Raihan ke  penjara dengan tuduhan yang tidak benar. Raihan yang tidak bisa berbuat apa-apa pasrah dibawa oleh pihak yang berwajib ke kantor Polisi. Anak se usia Raihan sudah beberapa kali mendapat cobaan yang cukup berat mulai dari dikeluarkan dari sekolahnya, seorang yatim piatu, dan menjadi narapidana juga. Semuanya terjadi dalam waktu yang sangat amat singkat dan di dalangi oleh satu orang, Bagas. Tetapi untungnya Raihan adalah anak yang sangat kuat dan hebat, sakit hati dan dendam nya justru menjadi energi besar yang mendorong unutk menjadi seseorang yang sukses. Sejak saat itu motivasinya hanya satu, membalas dendam segala perbuatan Bagas dan ayahnya dengan kesuksesan.
        Selama di dalam penjara Raihan selalu membaca buku yang di dalamnya terdapat kata-kata yang membuatnya ter motivasi, seperti biasa dia bukan orang yang pandai bergaul dan memang tidak suka melihat orang di buli ataupun di tindas. Pada saat itu Raihan berjalan ke lapangan di lapas yang di penuhi oleh tahanan yang sedang  berolahraga , dia duduk di pinggiran lapang sambil membaca buku. Sedang serius ia membaca buku terdaengar suara ribut dari belakang Raihan, ia menolah dan ternyata ada dua orang tahanan yang berkelahi, niat baik Raihan untuk memisahkan keributan yang terjadi malah dia yang ikut di pukuli juga. Petugas kepolisian datang untuk melerai keributan dan meminta para tahanan kembali ke dalam lapas nya masing-masing termasuk Raihan.
        Tidak terasa sudah tiga tahun berlalu ia menjadi tahanan dengan tuduhan yang tidak benar, Raihan pun akhirnya bebas dari tahanan. "Akhirnya aku bisa menghirup udara segar diluar lapas". Ia menghabiskan waktu untuk berkeliling menikmati pemandangan kota yang sangat indah. "Wah, kota ini sudah banyak berubah" ucap Raihan. Setelah terbebas dari penjara dia berfikir untuk mencari pekerjaan karena dia sudah tidak mempunyai siapa-siapa lagi, kalau tidak mau bekerja dia bisa makan dan hidup uang darimana?. Raihan kerja serabutan sambil mengumpulkan uang untuk mewujudkan dan membangun mimpinya yang sudah dari lama ia inginkan. Dia bekerja serabutan seperti itu tidak sebentar, selama tujuh tahun dia berjuang mengumpulkan uang untuk mewujudkan mimpinya. Dia memiliki mimpi membuka restoran yang akan berkembang menjadi perusahaan Food and Beverage di kotanya, mengalahkan Dingga Food milik ayah Bagas.
        Perjuangan dan usahanya selama tujuh tahun akhirnya membuahkan hasil, sebuah restoran di kawasan kota Bandung berhasil Raihan buka. Dulu, ketika Raihan menceritakan mimpinya ingin membuka sebuah restoran di kota itu, dia ditertawakan oleh teman perempuannya yang bernama Evelyn. Evelyn adalah teman selama ia berada di sekolah barunya, pada awalnya Evelyn merupakan gadis yang sangat baik dan perhatian kepada Raihan, disaat ayahnya meninggal Evelyn lah yang menemani dan menghibur Raihan. Sampai saat ini pun mereka masih berteman dengan baik, disaat Raihan bingung mencari pekerjaan Evelyn selalu memberi semangat dan dukungan agar Raihan tidak putus asa begitu saja. Pertemanan antara laki-laki dan perempuan yang sudah sangat lama ini pasti terdapat perasaan saling menyukai satu sama lain, entah itu Raihan yang menyukai Evelyn atau bisa jadi sebalik nya. Benar saja Raihan menyukai Evelyn dan ternyata gadis itu merupakan cinta pertamanya.
         Bagaimanapun Bandung adalah kawasan yang sangat ramai, uang sewa gedung disana pun sangat tinggi bagi pembisnis menengah seperti Raihan, apalagi dia seorang mantan narapidana. Tapi semua mimpi akan tercapai jika kita mau berusaha dan konsisten, persistent dalam memperjuangkannya. Dalam membangun restoran yang dberi nama Dalbang ini, Raihan dibantu oleh beberapa karyawan dan teman seperjuangannya, Angeline gadis yang memiliki IQ 162 ini ikut terlibat dalam mendirikan Dalbang. Angeline dan Raihan bertemu pada saat Angeline kabur dari rumahnya karena ada masalah dengan sang ibu, Raihan pada saat itu melihat ada seorang gadis di jembatan yang sedang menangis tersedu-sedu. Raihan menghampirinya dan bertanya "mengapa anak gadis berada diluar rumah tengah malam seperti ini?". Dari situlah mulainya mereka berdua saling berkenalan dan berteman sampai mereka bekerja sama untuk mendirikan restoran Dalbang ini. Karena mereka sering bertemu untuk membahas masalah restoran, Angeline pun mulai timbul rasa suka pada Raihan. Bagamanapun Angeline lebih muda dari Raihan dan merasa segala bentuk perhatian yang Raihan berikan adalah bentuk cinta. Alasan ia mau membantu dan bekerja sama dengan Raihan ya karena dia menyukainya. Angeline percaya dengan mimpi Raihan dan berusaha untuk mewujudkannya, walaupun Angeline termasuk anak yang cerdas tetapi ia adalah seorang sosiopat. Dia susah berempati pada orang lain dan selalu bermasalah untuk menjalin relasi dengan orang lain. Satu-satunya sahabat yang setia menemani dia adalah Deva.
        Deva, Deva adalah anak kedua dari pemilik Dingga Food, benar sekali dia adalah adik tiri dari Bagas. Deva hidup dengan rasa inferior di depan ayah dan kakak tirinya, Deva sangat berbeda dengan kakaknya Bagas kerena mereka merupakan saudara tiri dari ibu yang berbeda. Deva sangat baik tidak seperti Bagas yang selalu mencari masalah di setiap waktu. Dia anak yang jika ada masalah selalu menangis dan tidak ingin merepotkan orang lain, maka dari itu ia meminta Raihan agar mengizinkan dia bekerja bersamanya. Deva juga diam diam menyimpan rasa kepada Angeline.
        Raihan juga memiliki teman satu lapas nya dulu yang bernama Dimas, mantan preman yang sudah bosan untuk hidup dan dia juga tidak punya pilihan lagi selain menjadi preman. Raihan merupakan orang pertama yang menumbuhkan semangat dan harapan Dimas, Raihan mengatakan "Jangan khawatir, seorang mantan narapidana pun bisa menyongsong, menjalani masa depan cerah sebagai orang yang baik-baik" mendengar perkataan Raihan Dimas pun terketuk hatinya dan mulai menjalani kehidupan dengan baik. Raihan mengajak Dimas untuk bergabung bersama Angeline, Deva untuk menjadi rekan kerja nya. Selama proses pembuatan restoran Raihan selalu berfikir bahwa ia masih membutuhkan beberapa orang lagi untuk ikut bergabung dan membantunya. Dengan berjalan nya waktu restorannya pun sudah jadi hanya saja tinggal menata beberapa hiasan.
        Dalbang pun sudah hampir jadi, berkat bantuan dan kerja sama dari Angeline, Deva dan juga Dimas. Tidak terasa malam pun tiba, mereka semua berkumpul di rooftop Dalbang sambil meminum kopi hangat mereka membahas apa yang akan dilakukan kedepannya, mereka membahas makanan apa saja yang akan di jual, dan beberapa strategi pemasaran agar restorannya selalu ramai dengan pengunjung. Sebagai restoran yang baru dibuka mereka harus melakukan beberapa promosi, seperti membagikan brosur kepada orang-orang yang lewat di daerah Dalbang, semua ide promosi ini berasal dari pemikiran Angeline. Ke esokan harinya tepat pada hari pertama mereka buka, banyak sekali warga ataupun orang-orang sekitar yabng mampir dan makan di Dalbang, pelanggan yang banyak menyebabkan antrian yang sangat panjang. Mereka sebenarnya sangat kewalahan karena masih kurang pegawai di Dalbang, akhirnya sesudah Dalbang tutup Angeline mengusulkan untuk membuka lowongan pekerjaan "Aku ada usul nih, bagaimana kalau kita membuka lowongan pekerjaan dengan syarat bisa memasak, gimana? Apa kalian setuju?" Tanya Angeline. Raihan, Deva, dan Dimas pun mengangguk mendengar saran dari Angeline "Aku setuju!" ucap Deva, "Aku juga setuju dengan saran dari Angel" jawab Dimas, "Gimana? Raihan jawab dong" ucap Angeline, Raihan pun menjawab "Tentu saja aku setuju, karena kalau tidak begitu kita akan sangat kewalahan saat mendapat pelanggan yang  banyak"
        Di hari berikutnya mereka semua menempelkan brosur pembukaan lowongan pekerjaan di sekitar restoran Dalbang. Tidak lama mereka kembali ke restoran untuk beres-beres, saat sedang bere-beres munculah wanita cantik yang sedikit tomboy membawa kertas lowongan pekerjaan yang mereka buat. "Halo semuanya, saya disini mau melamar sebagai koki. Sebelumnya perkenalkan nama saya Riana" ucap wanita cantik yang bernama Riana, Raihan pun langsung menghampiri dan melontarkan beberapa pertanyaan kepada Riana "Perkenalkan saya Raihan pemilik sekaligus manajer di restoran ini, kebetulan restoran kami sedang membutuhkan seseorang yang bisa memasak, apakah kamu seorang koki yang sudah berpengalaman?" Tanya Raihan, "Saya bukan koki professional, tetapi saya dating kesini karena saya sedang membutuhkan uang makanya saya ingin melamar disini, tapi tenang saja saya bisa memasak kok" jawab Riana. Akhirnya Raihan menerima Riana sebagai koki baru di restorannya, ia merasa kasihan kepada Riana makanya ia menerima Riana sebagai koki baru di Dalbang. Riana diminta Raihan untuk memasak dan masakannya akan dicoba apakah enak atau tida. "Apa kamu tidak salah menerima dia bekerja disini?"  Tanya Deva, "Kita llihat saja seberapa bagus kemampuan dia dalam memasak" jawab Raihan.
        Riana ini seorang wanita tomboy tetapi ia memiliki kharisma dan aura yang luar biasa sehingga Raihan berani menerimanya di Dalbang. Karena dia tidak mau mengecewakan Raihan dan teman-temannya dia pun terus berusaha dan belajar memasak dengan baik, tentu saja agar masakan dia semakin enak dan layak disajikan di Dalbang. Setiap hari setelah mereka menutup restorannya mereka selalu membereskan bersama-sama dan selalu menyempatkan waktu berkumpul bersama untuk membahas pendapatan mereka. Raihan sangat beruntung mendapatkan rekan kerja yang sangat baik, bahkan mereka semua dianggap sebagai teman bukan lagi sebagai pegawai. Setiap hari mereka selalu pulang bersama-sama, menikmati angina malam ditemani dengan canda dan tawa. Di perjalanan pulang mereka melihan seorang turis yang sedang kebingungan, mereka menghampiri dan bertanya "sedang apa kamu disini?' turis itu pun menjawab "saya sudah tinggal lama disini, kebetulan hari ini saya sedang mencari ayah saya, tapi tidak pernah ketemu". Mereka pun merasa kasihan dan mengajak ngobrol turis itu, turis itu bernama Brian pria yang berasal dari Bandung. Brian sudah cukup lama tinggal di Bandung, ayah Brian menikah dengan wanita asal korea dan semenjak beberapa tahun yang lalu ayahnya bilang mau pulang sementara ke Bandung, ayahnya meninggalkan Brian dengan ibunya di Seoul. Brian dating ke Bandung untuk menemui ayahnya yang sudah lama tidak pulang.
        Mendengarkan cerita Brian mereka semua sangat ber empati dan merasa kasihan, setelah bercerita panjang lebar Angeline pun menawarkan Brian bekerja di Dalbang, siapa tahu nanti Dalbang semakin terkenal dan banyak turis yang datang, Brian bisa menangani nya. Kebetulan Brian juga pandai berbahasa asing, jika begitu kami dapat berkomunikasi dengan para turis dengan mudah. Brian yang ditawarkan bergabung dengan mereka pun menerimanya dengan senang hati, bahkan sangat berterimakasih karena dia tinggal di Bandung sendirian dan dia juga butuh uang untuk biaya hidupnya selama di Bandung. Hari demi hari mereka lewati bersama, memajukan dan membangun restoran Dalbang dari nol sampai saat ini restoran mereka sudah cukup terkenal di kalangan masyarakat. Semakin besarnya restoran Dalbang Raihan semakin bersemangat untuk bisa menyaingi Dingga Food milik ayahnya Bagas, Raihan sudah beberapa kali membeli saham dan banyak juga perusahaan yang ingin bekerja sama dengan Raihan.
        Semua itu tidak berjalan lancar begitu saja, Raihan banyak melewati tantangan yang sangat luar biasa selama merintis restorannya. Banyak perusahaan yang mau menjatuhkan Raihan dan tentu saja pemilik dari Dingga Food yang tidak mau kalah saing itu banyak melakukan hal-hal licik terhadap Raihan, teman Raihan sekaligus cinta pertamanya Evelyn ternyata merupakan salah satu pegawai di Dingga Food bahkan menjadi kepercayaan ayahnya Bagas. Evelyn pun sudah beberapa kali melihat restoran Raihan yang terus menerus ramai oleh pengunjung sedangkan restoran tempat ia bekerja sangat sepi dari pengunjung, karena tempat bekerja nya selalu sepi mau tidak mau Evelyn harus berbuat hal yang licik yang akan dia lakukan kepada restoran Dalbang. Dia menggunakan berbagai macam cara untuk menjatuhkan restoran Raihan, mulai dari menyebarkan berita hoax sampai ia membujuk untuk bertemu dengan Raihan degan maksud untuk mengorek rahasia yang Raihan punya tentang restorannya itu.
        Raihan memang tidak sadar bahwa Evelyn sedang berusaha untuk membuat usahanya bangkrut, dia pikir mana mungkin seorang Evelyn akan melakukan sesuatu yang jahat pada dirinya. Hal-hal janggal yang dilakukan oleh Evelyn kepada Raihan memang tidak ia sadari, tetapi Angeline mengetahui apa yang akan dilakukannya kepada Raihan. Angeline sudah beberapa kali memberitahu dan memperingati Raihan agar jangan terlalu dekat dengan Evelyn, benar-benar Raihan tidak mempercayai perkataanya "kenapa sih dia tidak mau mendengarkan apa yang aku katakan, dasar bodoh! Dia sudah dibutakan karena cinta" ucap Angeline kesal. Seiring br jalannya waktu Raihan mengetahui maksud jahat dari Evelyn dan ayahnya Bagas, mereka terus menerus mencari cara agar restoran Raihan bangkrut. Dalbang semakin hari semakin ramai bahkan omsetnya bisa sampai mengalahkan Dingga Food yang sudah terkenal itu, Riana, Raihan, Deva, Angeline, Dimas, dan Brian sempat berdiskusi "Bagaimana kalu kita menanam saham atau membeli saham?" ucap Raihan, Angeline dan semua teman Raihan setuju dengan pendapatnya, "Kita juga harus tetap berhati-hati dalam melakukan ini, karena kalian tahu kan bahwa Dingga Food berusaha menjatuhkan kita berkali-kali" jawab Angeline. Mereka semua membicarakan mengenai hal ini dengan sangat serius.
        Sebulan kemudian, setelah mereka merasa yakin dengan rencana Raihan paada saat itu. Raihan dan kawan-kawanya berhasil membeli saham dari beberapa restoran terkenal di Bandung, dari situ mereka semakin maju dan mereka pun berencana unutk pindah ke tempat untuk membuka restoran yang lebih besar. Dibalik kesibukan Raihan mengelola usahanya, dia masih sering memikirkan perasaannya kepada Evelyn. Mereka berdua sempat bertemu dan makan malam bersama sambil berbincang-bincang. "Bagaimana hari mu saat ini?" Tanya raihan, "hari ku sangat indah, walaupun sangat melelahkan" ucap Evelyn. Setelah pertemuan di malam itu mereka sudah jarang bertemu lagi karena kesibukannya masing-masing
        Disuatu tempat yang sangat indah di Bandung, Angeline mengajak Raihan untuk makan malam bersama sebagai tanda terimakasih karena Raihan sangat baik padanya.
"Kamu mau makan apa?" Tanya Angeline
"Pesankan aku makanan yang paling enak di restoran ini hahaha." Jawab Raihan sembari bergurau
Mereka berbincang banyak hal, mulai dari restoran, pendapatan restoran, dan perencanaan mereka yang akan membuka restoran yang lebih besar lagi, Angeline yang menyukai Raihan saat senang sekali bisa menghabiskan waktu dan makan malam dengannya, sampai tiba saatnya Angeline ingin mengungkapkan perasaannya kepada Raihan. Selama ini Raihan tidak pernah perduli dengan perasaan yang dimiliki Angeline, dia cuek, dan selalu berkata bahwa perlakuan yang ia lakukan kepada Angeline itu adalah sebuah bentuk kasih saying kakak kepada adiknya. Angeline memang sudah beberapa kali mendengar ucpan itu dari mulutnya, tetapi dia tidak mau hanya dianggap sebagai adik walaupun memang perkataan itu sangat membuat nya sakit hati, sampai-sampai dia pernah ingin berhenti bekerja karena Raihan.
        Disaat mereka jalan pulang Angeline berkata kepada Raihan bahwa ia ingin membicarakan sesuatu yang serius.
"Aku ingin berbicara sesuatu yang serius padamu" ucap Angeline
"Bicaralah, aku akan mendengarkan nya" jawab Raihan
"sebenarnya aku ingin mengungkapkan perasaan ini dari lama."
"Oh ya? Apa itu?" Tanya Raihan
"Sebenarnya aku menyukaimu sejak kita bertemu dan perasaan ini semakin lama semakin dalam, apalagi kita sering bertemu dan sering bercanda gurau bersama. Kamupun sering memberikan perhatian yang sangat tulus kepadaku" jawab Angeline
Raihan pun terkejut mendengar perkataan Angeline, dia menatap Angeline yang matanya sudah mulai berkaca-kaca.
"Maafkan aku Angeline, aku tidak bisa, aku tidak bisa menerimamu. Kamu tahu kan perbedaan umur kita itu sangat jauh" ucap raihan
Angeline yang mendengarkan jawaban dari Raihan pun menangis tersedu-sedu, ia menjawab "Kenapa? Kenapa tidak bisa! Menurutku perbedaan umur tidaklah menjadi masalah" jawab Angeline dengan suara yang lemas
"Maaf, aku benar-benar minta maaf, aku tidak bisa" ucap Raihan
Angeline pun lari dan pergi meninggalkan Raihan dari tempat itu dengan kondisi yang sedang menangis, Raihan pun berusaha mengejar Angeline yang lari dengan sangat kencang.
        Setelah kejadian semalam, keesokan harinya Angeline tidak masuk kerja, restoran pun kewalahan  karena biasanya ada seseorang yang mengatur keuangan kini sudah tidak ada lagi. Teman-teman Raihan di restoran pun menanyakan "Kenapa Angeline tidak masuk kerja? Apakah dia sakit?". Raihan pun menjelaskannya kepada Riana, Deva, Dimas, dan juga Brian. Deva yang mendengarkan penjelasan dari Raihan pun merasa sakit hati karena selama ini ia menyukai orang yang ternyata orang itu menyukai orang lain, dia pergi meninggalkan restoran sambil menangis. Tidak lama dari situ Deva pun kembali ke restoran menemui Raihan dan teman-temannya, "Kenapa kamu kabur tadi?" Tanya Riana, "Ah! aku tidak apa-apa kalian tidak usah khawatir, tadi aku hanya ingin mencari udara saja di sekitaran sini hehe" jawab Deva, "Tidak usah berbohong, lihatlah matanya seperti orang habis menangis hahaha" ucap Dimas. Raihan pun mencoba mengajak Deva untuk berbicara berdua, ia menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, apakah Deva sedang ada masalah atau bagaimana. Deva pun jujur dan menjelaskan semuanya kepada Raihan, "Ini semua memang sangat menyakitkan, apalagi mengetahui seseorang yang kita suka malah menykai orang lain, tapi aku ikhlas mau bagaimana lagi? Semua ini tidak bisa dipaksakan" kata Deva. Raihan tersenyum melihan Deva seorang anak laki-laki yang lebih muda darinya tetapi memiliki fikiran yang sangat dewasa.
        Keesokan harinya Angeline mulai bekerja seperti biasa lagi, dia sudah mulai bodo amat dengan apa yang Raihan katakana pada saat itu. Seminggu setelah kejadian Raihan menolak Angeline. Restoran Dalbang berencana pindah ke tempat yang lebih besar, hari ini mereka mulai mencari lokasi yang tepat dan strategis unutuk membuka restorannya. Setelah hampir 3 jam mereka mencari, akhirnya mereka menemukan tempat yang bagus dan bangunannya pun sangat luas dan modern hanya saja tinggal di tambah dengan ornament-ornamen khas Dalbang, dan juga lampu yang berlogo restoran Dalbang.
        Setelah mereka mendapatkan tempat yang bagus mereka semua mulai memindahkan barang-barang dari restoran yang lama ke tempat restoran Dalbang yang baru. Mereka saling bekerja sama satu sama lain, menyusun berbagai macam hiasan dan juga kursi-kursi. Restoran baru ini merupakan hasil kerja sama tim yang sangat baik apalagi Angeline yang sangat berpengaruh sekali terhadap restoran Raihan, ia yang bekerja keras memikirkan agar restorannya selalu ramai dan tidak mengalami kerugian, tempat yang sekarang pun merupakan saran dari Angeline. Setelah kepindahan mereka ke restoran yang baru, mereka mulai membuka dan seperti biasa mereka melakukan promosi terlebih dahulu agar orang-orang tahu bahwa ada restoran disitu.
        Sudah hampir satu bulan mereka membuka restoran barunya, Raihan mengajak Angeline ke rooftop untuk menyampaikan rasa terimakasihnya kepada Angeline yang sudah berjuang dang membantu ia sampai saat ini. Siapa yang menyangka, ternyata Raihan pun memiliki rasa juga kepada Angeline.
"Aku mau memberitahu kamu sesuatu" ucap Raihan
"Apa tuh?" Tanya Angeline
"Kamu masih ingat kan pada malam itu kamu mengungkapkan perasaanmu padaku, sekarang aku mau menjawab dan memberitahu yang sebenarnya"
Angeline pun bengong melihat Raihan memegang tangannya.
"Angeline, aku menyukaimu. Kamu benar sebenarnya perbedaan usia itu tidaklah menjadi masalah, sekarang aku tersadar bahwa cinta tidak harus memandang usia, aku mau kamu menjawab sekarang ya. Maukah kamu menjadi pacarku?" ucap Raihan
Angeline yang maih kaget dan terharu itu langsung menganggukan kepalanya dan menjawab
 "ya, aku mau!"
        Akhirnya mereka pun berpacaran dan sekarang Raihan menjadi seseorang yang lebih bahagia lagi, dia sekarang sudah sukses bahkan cita-cita nta untuk menyaingi Dingga Food pun sudah tercapai. Sekarang Dingga Food yang dulu nya sangat terkenal hanya menjadi kenangan saja, restorannya bangkrut karena ayah Bagas meninggal dan restoran itu pun sudah tidak ada lagi yang mengurus. Dalbang sebuah restoran yang kecil kini menjadi sangat terkenal, turis-turis selalu berdatangan. Raihan tentunya sangat bahagia dengan kerja kerasnya selama ini, dia bisa membuktikan pada ayahnya bahwa dia mampu, walaupun ayahnya sudah meninggal pasti ayahnya juga senang di atas sana. Seperti apapun masalahnya kita harus berjuang, berdoa, dan menghadapinya. Walaupun banyak orang yang ingin berbuat jahat pada kita, biarkan saja. Jika ingin membalasnya balas lah dengan segudang prestasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H