Aku bernama Saskiya Putri Amanda, seorang anak perempuan yang mengikuti ekskul karate dari kelas 7 SMP hingga saat ini. Aku akan berbagi kisah yang paling berkesan selama 6 tahun mengikuti ekskul karate. Tentu saja menjadi seorang atlet karate itu tidak mudah, kita benar benar dituntut harus disiplin, harus kuat fisik dan mental apalagi kita harus siap menerima konsekuensi yang akan didapat pada saat pertandingan, kita harus siap terkena tendangan, pukulan dari lawan dan juga kita harus siap apabila terjadi luka, cedera ringan sampai cedera yang cukup serius.
Awal mula aku mengikuti ekskul karate itu karena ada salah satu temanku yang kebetulan dulu kita satu SD dan rumah kita pun berdekatan. Dari situlah aku mulai mengikuti ekskul karate dan mulai berlatih karate bersama teman teman lainnya, disitu aku mendapatkan banyak teman baru, pengalaman baru, dan pengetahuan baru juga. Di hari pertama latihan karate kami diajarkan tentang gerakan gerakan dasar nya terlebih dahulu, hingga sampai saatnya pelatih menilai dan melihat bagaimana cara kami berlatih dan beliau mulai memilih, memasukan kami ke spesialis nya masing masing. Pelatih membagi ke dalam dua spesialis, yang pertama ada spesialis kata yaitu kita mempelajari berbagai macam gerakan penuh makna yang harus ditampilkan dengan sangat teliti dan yang kedua adalah spesialis komite yaitu kita melawan seseorang dengan cara memukul atau menendang untuk mendapatkan poin.
Pelatih memilih aku dan kedua temanku untuk menjadi satu tim spesialis kata beregu, setelah semua sudah mendapatkan spesialis nya masing masing setiap latihan kita berlatih sesuai dengan spesialis yang kami dapat. Kami terus berlatih dengan rajin agar mendapatkan hasil yang terbaik apalagi jika akan mengikuti lomba pasti jam latihan pun akan ditambah dan latihan fisik terus menerus. Karena aku di posisikan sebagai spesialis kata beregu otomatis dalam satu regu itu terdiri dari tiga orang yaitu aku, Caca dan Dini. Kita menjadi salah satu regu kata yang bertahan sampe saat ini karena pada saat itu pelatih membentuk 4 regu tetapi hanya regu kita yang bertahan dan menghasilkan prestasi sejauh ini.
Aku masih ingat sekali pada saat lomba pertama yang aku ikuti disitu aku dan kedua temanku diminta pelatih untuk mengikuti lomba kelas perorangan dan pada saat lomba waktu itu aku sedang sakit tetapi aku berusaha yang terbaik dan akhirnya di pertandingan kelas perorangan aku mendapat juara 3. Lanjut setelah kelas perorangan kini tiba saatnya kelas beregu main, disitu lawan kita sudah berpengalaman semua bahkan mereka sudah mempunyai jam terbang yang lebih banyak dibandingkan regu ku yang baru pertama kali mengikuti pertandingan, disitu kita kalah tetapi kita tidak berkecil hati dan akan berlatih yang lebih rajin lagi agar mendapatkan hasil yang terbaik.
Setelah kurang lebih hampir setahun aku dan kedua kawanku mengikuti karate dan berada di tim yang sama pelatih mulai memberitahu jika akan ada banyak lomba yang club kami akan ikuti. Salah satu pertandingan diantara sekian banyaknya pertandingan beliau menekankan agar kita semua bisa fokus dan serius pada saat latihan karena kita semua akan turun di pertandingan Kejurda KKI Jawa Barat, pertandingan ini merupakan pertandingan se Provinsi Jawa Barat yang sangat bergengsi. Kita terus latihan sampai sampai hampir setiap hari kita berlatih dan pulang larut malam hanya untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Pada saat pertandingan tiba kami semua bersiap dan berkumpul di lokasi yang sudah di tentukan pelatih, kita berdoa bersama dan berangkat menuju lokasi bersama. Seperti biasa aku turun di kelas beregu dan Alhamdulillah kita juara 1 se Provinsi Jawa Barat mewakili daerah ku yaitu Kab. Bandung Barat, sampai saat ini aku bersyukur karena setiap mengikuti pertandingan. Kejurda regu ku selalu mendapatkan juara 1 dan menjadi juara bertahan yang membawa nama Kab. Bandung Barat ke tingkat Provinsi.
Pengalaman lainnya yang tidak kalah seru dan juga terdapat perjuangan yang luar biasa itu terjadi pada saat aku lulus SMP yang dimana aku dan kedua temanku berjanji akan daftar ke sekolah yang sama di daerah Cimahi, kita juga sudah merencanakan itu dari jauh hari sebelum pengumuman kelulusan dan pembagian nem. Kebetulan pada saat menunggu pembagian nem pelatih memberi tahu bahwa akan ada seleksi untuk tim POPDA Kab. Bandung Barat. Kita semua disuruh untuk terus berlatih agar mendapatkan hasil yang maksimal dan kita benar benar dilatih fisik terus menerus agar tidak ketinggalan jauh dengan fisik atlit yang lainnya. Pada saat H-1 seleksi kita masihlatihan dan ketika kita sedang di jalan pulang ada pemberitahuan bahwa kita besok harus main kata dan juga bunkai, bunkai ini adalah salah satu gerakan untuk melindungi diri yang di dominasi dengan membanting, mengangkat orang, kondisi pada saat itu sudah sangat malam tetapi kita bertiga memutuskan untuk membuat gerakan bunkai sendiri untuk besok dan Alhamdulillah reguku di seleksi POPDA mendapat juara 1 dan lolos untuk mengikuti POPDA se-Jawa Barat.
Seleksi POPDA pun selesai dan kita semua dikumpulkan oleh pelatih karena ada pengumuman yang ingin beliau sampaikan. Dengan suasana hati yang bergembira kami semua mendengarkan pengumuman yang disampaikan oleh pelatih, pelatih mengatakan bahwa bagi atlit yang lolos megikuti POPDA akan mendapatkan baju, jaket, tas, topi, sepatu, training, uang saku dan menginap di hotel selama pertandingan berlangsung secara gratis. Tetapi pengumuman berikutnya cukup membuat aku dan kedua temanku bersedih karena pelatih bilang bahwa kita yang sudah lolos seleksi tidak boleh melanjutkan sekolah keluar dari daerah Kab. Bandung Barat otomatis kita bertiga tidak bisa melanjutkan ke SMA yang kita impikan karena kalau kita tetap ingin masuk ke SMA yang kita impikan disitu kita harus melepas dan membiarkan regu lawan yang juara 2 mengikuti POPDA atau merelakan sekolah impian. Disitu kita bertiga memutuskan untuk merelakan tidak masuk sekolah impian dibandingkan melepas gelar juara seleksi POPDA, kerena ini merupakan pertandingan besar yang dimana banyak dari daerah dan kota lain di Jawa Barat yang ikut serta pada pertandingan ini.
Setelah selesai POPDA kita yang lolos harus melakukan pelatihan lebih lanjut bersama atlit senior yang sangat hebat. Pelatih kita bersama pelatih dari club lain memberitahu bahwa kita akan latihan di gor yang ada di daerah Cimahi, tentu saja itu sangat jauh dari rumah kita yang mayoritas orang Padalarang. Pelatihan pertama dilakukan pada saat bulan puasa, walaupun sedang bulan puasa kita benar benar latihan dengan sangat serius dan lumayan berat melakukan latihan pada saat bulan puasa karena kita tetap melakukan macam macam latihan yang sudah di arahkan oleh pelatih, seperti lari mengelilingi lapangan gor selama 15 menit. Tidak terasa waktu buka puasa pun tiba, kita semua bekumpul sambil istirahat dan membatalkan puasa dengan minum air putih dan kolak yang sudah di sediakan oleh para pelatih. Setelah pelatihan yang pertama kita diberi waktu libur sampai puasa selesai karena disitu kita juga banyak yang sedang mengurus berkas untuk daftar sekolah .
Karena aku dan kedua temanku merelakan tidak masuk ke SMA impian akhirnya mau tidak mau kita bertiga harus daftar ke salah satu SMA Negeri di Padalarang. Kita masuk menggunakan jalur prestasi dan melakukan tes juga, akhirnya kita diterima di SMA ini dan ikut melaksanakan MOPD atau masa orientasi peserta didik. Selama MOPD kita bertiga seringkali meminta izin untuk pulang duluan karena kita harus latihan, sebenarnya sedih karena sering izin untuk pulang duluan karena kita merasa tidak bisa mengikuti uforia nya menjadi siswa baru di SMA. Setelah melewati MOPD tiba saatnya pembagian kelas dan setelah pembagian kelas itu pun kita sering izin pulang untuk latihan. Tiba waktunya kita berangkat menuju lokasi pembukaan POPDA di Bandung, disitu kita izin tidak sekolah selama seminggu dan banyak melewati momen momen penting seperti kenalan dengan guru dan teman yang lainnya. Setelah sampai ke lokasi pembukaan kita langsung menuju ke hotel dan memilih kamar nya masing masing. Hari pertama kita gunakan untuk beristirahat dan latihan, hari kedua bagian aku dan reguku tanding melawan tim dari Bekasi, Bogor. Tetapi kita kalah di babak pertama dan benar benar sedih karena kalah begitu saja, kita sudah kembali ke tribun dan istirahat tapi tidak lama regu kita dipanggil lagi untuk bertanding merebutkan juara tiga, tetap saja kita kalah karena ketidak percayaan pelatih kepada kita.
"kalian gausah bikin bunkai, emang kalian bakal menang?" Kata pelatih
Perasaanku dan kedua temanku pada saat itu sangat hancur dan sedih karena perkataan pelatih yang menurunkan semangat, dari situ kita tidak mundur begitu saja kita akan terus berjuang!